WHY?

7.8K 187 1
                                        

R . E . A . D . Y .

      Dari kantor Mas Rifki sekarang aku kembali menuju kantor untuk mengurus beberapa berkas yang akan aku, tinggal karena setelah sampai Turki akan melepas semua tanggung jawab yang ada di Indonesia dan hanya mengurus butik disana saja. Rencana habis pulang dari kantor aku dan juga Mas Rifki akan menuju kerumah Mom dan Dad untuk memberi kabar kalau kita akan pindah

Mungkin ini akan membuat mereka kaget namun hanya jalan ini yang terbaik untuk sekarang?

"Aku sangat yakin sekali kalau nanti Mom dan Dad akan sedih sekali karena, aku baru juga sampai Indonesia dan harus pergi jauh lagi meninggal kalian"

Untung saja perjalanan tidak begitu macet dari biasanya tidak lama sampai aku di kantor dengan disambut oleh para karyawan disini hingga salah satu pegawai memberitahu kalau ada yang lagi, menunggu diruang rapat? Hari ini tidak ada jadwal rapat kalau pun ada pasti Shinta akan kasih tau kepadaku!

"Killa hari ini saya tidak ada rapat lalu kenapa ada tamu yang diruangan rapat?"Sahutku biasanya kalau ada tamu akan, disuruh menunggu diruangan aku sendiri?

"Ada seorang lelaki yang ingin bertemu dengan Ibu"

"Siapa namanya?"Tanyaku

"Pak Andito Muhammad"Jawab Killa salah satu staff humas dikantor ini

Deg.....

Untuk apa dia ada disini? Belum cukup membuat hatiku dulu hancur berkeping-keping! Kenapa ya allah, kenapa harus begini aku fikir ia tidak akan muncul lagi dihadapan aku takut rasa nya ingin bertemu dengan dia lagi?

"Baiklah"Ucapku menuju lantai 6 menuju ruangan rapat dengan rasa takut aku harus, hadapi ini semua sudah cukup pergi dari dia beberapa tahun

Ini adalah salah satu alasan mengapa aku menerima tawaran Mom dan Dad untuk pergi ke Turki, untuk menghapus rasa cinta yang terlalu dalam ini hingga sampailah aku didepan pintu ruangan rapat dengan tangan yang gemetar aku membuka pintu. Hingga lelaki yang aku ketahui itu berdiri disaat aku masuk dengan senyuman dulu tidak pernah berubah sama sekali dengan perlahan aku menghampiri dia

"Hai"Sapa Dito panggilan itu yang dulu aku sebut dikala orang lain memanggil dia dengan sebutan Andi, tapi aku berbeda.

"Hai juga"Balasku "Untuk apa kamu kemari lagi, seharusnya kamu tidak muncul lagi dihadapanku sekarang ini"Kataku lagi sedangkan dia hanya menggeleng.

"Ternyata kamu juga tidak pernah berubah selalu to the point! Maksud kedatangan aku kemari ingin, menanyakan kenapa kamu dulu meninggalkan ku disaat rasa cinta ini mulai tumbuh"Ucap Dito kenapa harus membuka luka lama yang telah aku kubur begitu dalam!!

Merasa tidak enak kalau berdiri terus aku mempersilakan dia untuk duduk dan dia juga menatapku dengan sama seperti dulu, kenapa allah ini kembali lagi? Aku tidak sanggup sungguh. Tidak terasa air mata ini menetes begitu saja seperti ini lah aku rapuh akan namanya cinta.

"Kenapa kamu nanya ini disaat aku sudah mengubur ini dengan susah payah dan sekarang kembali dihadapanku, apa kamu tidak sadar kalau luka ini kembali tergores lagi hah!!"Isakku sudah tidak kuat lagi

"Maaf"

Mudah untuk semua orang mengatakan maaf dan memaafkan tapi aku tidak sudah banyak luka yang ia lakukan pada hatiku, bahkan dulu aku tidak mau mengingat akan kata cinta sampai bertemu dengan Tio lelaki yang aku kira tidak pernah menyakitiku terlihat sekali dari wajah dia kalau rasa bersalah itu terpancar sangat jelas. Namun tidak membuat hatiku bergetar lagi karena sekarang aku sudah mempunyai Mas Rifki suami untuk sekarang dan selama nya.

"Dulu aku begitu bodoh dengan melepasmu karena selalu menepis akan cinta yang kamu berikan dulu, tapi saat kamu pergi tanpa kabar membuat aku paham betapa berharganya kamu buat aku saat itu"Sesal Dito

"Kenapa kamu tidak mencari ke beradaan aku saat itu dan kamu hanya diam saja"Tegasku kalau waktu belum terlambat, mungkin aku akan bilang kepada kedua orang tua untuk tidak menikahi aku dengan Rifki

"Kamu yang menutup semua akses agar aku tau dimana posisi kamu saat itu"Ucap Dito

Diam aku tidak bisa berkata apapun lagi setelah mendengar semua itu

Memang dulu aku menutup semuanya tapi kenapa tiada orang untuk memberitahu aku mengenai semua ini, kenapa semua orang hanya diam saja setelah semua yang kita bicara tidak ada ke inginan untuk Dito merusak semuanya bahkan dia tidak ingin merebutku dari tangan suami aku sendiri dan akhirnya aku meminta untuk kita menjadi sahabat saja. Untung nya lagi dia akan ke turki untuk mengolah perusahaan

Yang dikelolah oleh keluarga nya bahkan aku tidak tau kalau mereka mempunyai perusahaan disana bahkan yang bikin terkejut lagi adalah butik aku berkerjasama, oleh perusahaan Dito yang berjalan di bidang itu bahkan setau aku yang punya adalah Ara bukan dia setelah menceritakan ternyata itu adalah kakaknya yang sudah tidak lagi memegang kendali karena . Sudah menikah dan pindah ke Belanda karena 

Suami nya kerja disana.

"Aku pamit dulu dan salam untuk keluarga kamu serta suamimu"Salam Dito lalu pergi dari ruangan ini dan aku kembali keruangan aku juga

"Iya akan aku sampaikan"

Waktu berjalan begitu cepat dengan aku mengerjakan beberapa tugas yang sudah menumpuk begitu saja, sampai aku tidak menyadari bahwa sudah pukul 5 sore dan seharusnya aku sudah pulang pukul 4 sore tadi, hingga suara pintu berbunyi aku menyuruh masuk tanpa melihat siapa yang datang karena terlalu fokus untuk menyelesaikan semua ini.

"Belum kelar juga?"Tanya Rifki orang yang ada didepan ku sedang duduk sambil memegang majalah

"Ya belum lah Shinta kan masih banyak tugas aku ini kamu tidak melihatnya apa?"Kataku masih tidak menyadari siapa yang datang

"Sayang terus kapan kita kerumah Mom dan Dad kamu kalau begitu?"Tanya Rifki menggeleng kepala dasar sangat, ambisius sekali untuk menyelesaikan

Seketika aku langsung melihat kearah depanku ternyata Rifki yang ada disana pantas sekali tidak membawakan aku teh, biasanya juga kalau aku telah pasti Shinta akan kesini dengan membawa teh pantas saja aneh sekali ternyata yang datang adalah Rifki dengan cepat aku merapihkan semua dan langsung menghampiri dia.

"Kenapa udah selesai?"Tanya Rifki

"Besok saja aku meyelesaikan tidak enak kalau suami menunggu istri kelar kerja bukan?"Kataku lalu membuka pintu

"Ambisius sekali kamu"Bisik Rifki yang masih bisa didengar oleh aku

"Itu lah aku"Dengan percaya diri lalu berjalan kearah lift sebelum itu kenapa meja Shinta sudah rapih saja bukannya, dia selalu menungguku kelar ya

Ternyata Rifki yang menyuruh untuk Shinta pulang dari pada menunggu biarkan dia saja itu katanya tadi, ya aku hanya mengangguk saja lalu sampailah di baseman asal kalian tau mobil yang tadi aku bawa terpaksa aku tinggalkan disini agar tidak repot membawa 2 kendaraan sedangkan satu arah bukan?

"Siap?"Tanya Rifki

"Ya"Dengan penuh tekat aku bilang seperti itu agar tidak gugup kalau bertemu dengan mereka kenapa aku seperti orang yang, ketahuan seperti maling saja aneh!

............

Semoga kalian lebih suka sama bagian ini ya kalau suka jangan lupa untuk vote dan comment juga kalau, aku ada kekurangannya ya:)))

Follow my ig :

TERSAKITI (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang