....bunga-bunga dalam hatiku kini bersemi lagi. Saat aku berjumpa dengannya lagi....
*
**
***Keesokan paginya, Reina seperti biasa memasak sarapan untuk mereka berdua. Namun, ia takut untuk membangunkan Bagus pagi ini. Mengingat kejadian semalam, ia takut jika suaminya itu masih marah padanya.
Reina memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar Bagus
Tok... Tok... Tok..
"Kak Bagus, bangun udah hampir jam 8." Panggil Reina dari balik pintu kamar Bagus yang tertutup rapat.
Beberapa kali namun belum ada tanda-tanda dari Bagus.
"Apa aku masuk aja yah?" Tanya Reina kepada dirinya sendiri.
Reinapun memberanikan diri untuk melangkah masuk ke dalam kamar.
"Ya ampun, Kak Bagus.." ujar Reina saat melihat ranjang Bagus yang berantakan, sepertinya semalam ia terlalu malas untuk membuka baju dan sepatunya. Terbukti dengan pakaian yang masih lengkap, Bagus tertidur dengan posisi tengkurap di atas ranjangnya.
Perlahan Reina mendekati Bagus, "Kak.. kak.. bangun..!" Panggil Reina seraya sedikit menggoyang-goyangkan tubuh Bagus.
Bagus menggeliat, membuat Reina tersentak dan menjauh. Karena ia masih merasa takut kepadanya.
Perlahan Bagus membuka matanya, lalu bangkit ke posisi duduk sambil memegangi kepalanya, sedikit meringis mungkin karena sisa-sisa alkohol semalam.
"Jam berapa sekarang?" Tanya Bagus.
Reina bersyukur di dalam hati karena Bagus tidak membentaknya pagi ini karena telah membangunkan dirinya.
"Setengah 8 kak.. Mmm..." Reina sesungguhnya ingin meminta maaf lagi atas kejadian semalam, ia juga ingin bertanya tentang kemana Bagus semalam, dan juga ia ingin memberitahukan Bagus tentang kemana ia hari ini. Namun, ia masih membungkam mulutnya sendiri. Bagus masih terlihat belum terlalu sadar, jadi ia harus bersabar.
"Aku bersumpah, aku akan merubah hidupmu menjadi lebih baik, Kak Bagus. Walaupun suatu saat nanti, kau bukan lagi suamiku." Diam-diam Reina bersumpah kepada dirinya sendiri di dalam hati.
"Mmm.. Kakak kemana hari ini? Maaf yah kalau aku bangunin Kak Bagus kepagian. Tapi, aku sudah buat sarapan buat Kak Bagus."
"Gue mau kemana kek, itu urusan gue. Kan gue udah bilang kalau elo nggak boleh kepo. Yang boleh kepo itu cuma gue."
"Ma.. maaf, Kak." Sesal Reina seraya menunduk dan memainkan ujung bajunya.
"Ya udah sono! Gue mau mandi dulu.." ujar Bagus, dan Reina menurutinya keluar dari kamar itu.
**
Setelah beberapa menit, Bagus selesai dengan mandinya, ia berpakaian lalu keluar dari kamar.
"Kak, sarapannya?" Tanya Reina refleks saat melihat Bagus, kemarin Bagus belum sempat memakan sarapan dari Reina, bagaimana dengan pagi ini.
Bagus menoleh ke arah Reina. Saat itu, Reina menunduk takut, ia tak berani menatap mata Bagus. Padahal Bagus menghampiri kursi meja makan, dan memakan sarapan di hadapannya, tanpa banyak berkata-kata.
Reina meneguk salivanya, lalu menarik nafas dalam-dalam sebelum memulai pembicaraan, "Kak Bagus.." panggil Reina pelan.
"Hmm..." Bahus menyahut dengan deheman.
"Hari ini sehabis makan siang, aku ada janji bertemu dengan seseorang..."
"Siapa?" Usut Bagus masih dengan mulut penuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.CEO vs Bad Boy
RomanceSeharusnya Reina memilih Chandra, tapi kenapa ia jadi menikah dengan Bagus. Kalau dibandingkan saja mereka bagaikan langit dan Bumi. Chandra adalah seorang pria sempurna di Mata para wanita, selain tampan, postur atletis, serta sopan, ia juga seoran...