Chapter 14 - Dusta

1.7K 68 26
                                    

...dari pada mengundang sengketa, lebih baik ia berdusta...

*
**
***

[No details proofreading.]

Perlahan Reina membuka matanya.

"Ya Allah! Ketiduran!!" Reina terperanjat saat sadar bahwa ia telah ketiduran. Ia menatap jam dan sudah sekitar pukul enam.

Reinapun segera ke kamar mandi di dalam kamar mereka dan setelah itu segera beribadah. Ia belum menyadari, tentang bagaimana ia bisa berada di atas ranjang. Sedangkan, saat ia tertidur, ia tertidur di atas sofanya.

"Harus cepet masak nih, nanti Kak Bagus marah." Gumamnya seraya keluar dari kamar mereka dan menuju dapur.

***


Sedangkan di dapur.

"Kak Bagus?!" Reina terperanjat, saat mendapati seseorang yang telah memasak di dapur mereka, dan itu adalah suaminya sendiri.

"Kenapa lo?! Kayak abis liat setan aja.." celetuk Bagus.

"Ng.. nggak apa-apa, Kak." Elak Reina, tak ingin memperkeruh suasana.

"Ya udah, gih duduk. Kita makan." Ujar Bagus.

Namun, Reina masih tak bergeming. Ia masih tak percaya dengan apa yang terjadi. Benarkah, Bagus di hadapannya saat ini adalah Bagus sang suami.

"Ya elah! Malah bengong! Cepetan! Gue nggak ngeracunin makanannya kok!"

"Eh... I..iya Kak!" Sahut Reina yang tersentak dan tersadar dari lamunannya.

"Besok lo mau ke mana?" Usut Bagus saat Reina mengisi piring mereka masing-masing dengan nasi.

"Besok aku harus ke kampus lagi Kak, banyak yang mau diurus." Jawab Reina.

Reina tak ingin memberitahukan Bagus tentang tawaran Chandra yang ingin memperkerjakannya di kantornya. Bisa-bisa terjadi sengketa antara mereka bertiga nanti. Karena tadi, Bagus sempat menuduh Reina berselingkuh dengan Chandra. Jadi, ia simpan saja dulu rapat-rapat.

Setelah makan.

"Eh, nggak usah! Biar gue aja yang cuci. Lo beresin aja cucian kita. Tadi, udah gue angketin. Lo lipat sekarang biar malam nggak usah repot lagi!" Tukas Bagus. "Gih cepetan!"

"I.. iya Kak.."

Reinapun mengerjakan apa yang Bagus titahkan.

"Kok dia bukan kayak Kak Bagus yah? Kesambet kali tu orang." Pikir Reina karena perubahan sikap Bagus.

Padahal Bagus hanya membantunya sedikit, tapi Reina sudah merasa aneh. Ada-ada saja, apa maunya.

Setelah itu Reina menelpon sang Ayah, memberitahukan bahwa ia sudah lulus dan akan segera wisuda.

Sang Ayah sangat bahagia. Reina juga bahagia saat Ayahnya berkata bahwa kesehatannya telah membaik. Ayahnya menasehatinya, jika ia ingin bekerja setelah lulus, ia harus memintan izin suaminya terlebih dahulu. Reina hanya bisa mengiyakan, padahal ia belum ada membicarakan hal itu dengan Bagus.

**


Malampun tiba.

Keduanya bersiap tidur. Sudah hampir dua minggu mereka tidak tidur seranjang. Tetapi, tidak ada kecanggungan saat ini, mungkin karena sudah biasa atau karena masing-masing hati mereka sudah dapat menerima kenyataan bahwa mereka sudah beristri dan bersuami.

Reina merebahkan dirinya di samping Bagus setelah selesai dari kamar mandi.

"Kak Bagus, nggak ngerokok kan pas aku di kamar mandi tadi?" Selidik Reina.

Mr.CEO vs Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang