....awal mula ku akan bersungguh-sungguh....
*
**
***[No details proofreading.]
Keesokan paginya, Reina berusaha bersikap biasa. Ia mau tak mau melakukan itu. Apa mau dikata, ia terjebak dalam status pernikahan kan. Lagipula, ia tak ingin mengakhiri semua ini, ia tak ingin menyerah begitu saja. Ia harus memperjuangkan peperangan dalam pernikahannya.
Saat sarapan, Reina diam seribu bahasa, ia tak ingin bicara dengan Bagus.
"Eh, tumben lo diem aja." Celetuk Bagus dan Reina tak menanggapi.
Begitu saat Bagus pergi Reina berpura-pura sibuk dan tak menawarkan diri untuk mencium punggung tangan suaminya itu ataupun sekedar bertanya kapan pulang dan lainnya.
Baguspun tak perduli, ia memang selalu seperti itu.
Ketika siang Reina bertemu Arya di kampus, untuk membayar hutangnya.
"Ar, makasih yah. Ini aku kembalikan uang kamu." Tukas Reina.
"Iya, Rei. Nyantai aja." Sahut Arya.
"Ya udah aku pergi dulu yah, aku mau ketemu investigator aku." Pamit Reina."
Arya teringat bahwa mereka pernah bertemu investigatornya Reina di hari minggu, "Oh, cowok yang waktu itu ya, Rei?"
"Iya, Ar." Jawab Reina.
"Hati-hati, Rei. Kayaknya cowok itu suka sama kamu." Peringat Arya.
"Haha.. nggak mungkin kayaknya, Ar. Sebenarnya, dia itu presdir, kayaknya nggak mungkin deh dia ngelirik cewek kayak aku."
"Kayak kamu gimana, Rei? Kamu itu cantik, pinter lagi."
"Apaan sih kamu, Ar. Udah ah.."
"Gini yah, Rei. Pake logika aja. Coba deh kamu bayangin, dia kan presdir, pasti dia sibuk baaanggeett..! Terus dia bela-belain luangin waktu cuma buat nolongin kamu. Kamu nggak ngerasa apa? Dia itu punya maksud, Rei."
Reina memikirkan perkataan Arya, sebenarnya tak ada salahnya, dan yang dikatakan Arya itu memang benar adanya. Namun, Reina bukannya mempertimbangkan bahwa Chandra suka padanya, tapi ia mempertimbangkan bahwa ia tak enak jika terus menganggu jadwal kerja Chandra. Ia pikir, ia harus segera menyelesaikan skripsinya dengan bantuan Chandra.
"Yang kamu katakan itu ada benarnya sih, Ar. Tapi, aku jadi makin nggak enak dengan Kak Chand. Ya udah aku pergi dulu yah, takutnya dia udah nungguin."
"Ya udah, Rei. Kabarin aku yah, kalo sudah sampe, jangan sampai kamu diapa-apain sama tu orang."
"Haha.. nggak bakalan, Ar. Udah ya, aku pergi, bye." Pamit Reina.
"Bye." Sahut Arya.
***
Di sebuah kafe.
"Loh, Rei. Kok nggak dipake sih, kalung yang Kakak kasih?" Usut Chandra.
Reina tersentak, ia ternyata lupa mengenakan kembali kalung bulan batu amethyst itu.
"Oh, aku lupa Kak, tadi aku lepas pas mandi." Dusta Reina, padahal ia melepaskan itu agar Bagus tidak melihat itu.
"Loh kok dilepas, Rei. Pas mandi dipakai aja."
"Hehe, iya, Kak." Reina hanya bisa mengiyakan.
Setelah selesai dengan pembahasan skripsinya dengan Chandra. Reinapun mulai menyampaikan pemikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.CEO vs Bad Boy
RomanceSeharusnya Reina memilih Chandra, tapi kenapa ia jadi menikah dengan Bagus. Kalau dibandingkan saja mereka bagaikan langit dan Bumi. Chandra adalah seorang pria sempurna di Mata para wanita, selain tampan, postur atletis, serta sopan, ia juga seoran...