[sebelum mulai, author mau minta maaf dulu yah. Karena satu minggu ini nggak bisa update, karena author benar-benar sibuk. Dan author mau ngucapin terima kasih bagi yang udah nunggu cb ini 😊💋]
...Kata hatinya berusaha memberi tahunya. Namun, ia tak dapat menyadarinya..
*
**
***[No details proofreading.]
Keesokan harinya.
Reina pergi bekerja seperti biasa. Namun, kali ini ia sedang mengebut mengerjakan semua pekerjaan yang belum ia kerjakan.
Bahkan dia tak makan siang, sampai di waktu ia biasanya sudah pulang kerja, ia masih mengerjakan semuanya. Reina pikir ia harus menyelesaikan itu semua karena ia akan resign.
"Rei.." seru Chandra. Itu sudah sangat sore, sebentar lagi petang. Namun, Reina belum juga meminta izin untuk pulang, oleh karena itu ia khawatir.
"Ah, iya Pak." Sahut Reina, karena mereka sedang berada di luar ruang kerjanya Chandra, ia tak ingin ada yang salah paham, oleh karena itu ia memanggil Chandra dengan 'Pak'.
"Udah nggak ada orang, Rei. Nggak usah panggil 'Pak'." Ujar Chandra.
Reina melihat ke seliling dan memang sudah sepi. "Eh, iya, Kak Chand. Ada apa ya?"
"Kamu kok ngebut banget kerjanya, Rei? Sampe-sampe nggak makan siang tadi."
"Aku makan kok, Kak. Tadi di sini.." jawab Reina.
"Terus kenapa kamu kok masih buru-buru gini, Rei? Ini kayaknya kerjaan kamu buat beberapa hari kedepan kan?"
"Mm... Iya, Kak. Aku mau nyelesein semuanya."
"Besok aja, Rei." Saran Chandra.
"Ng.. bentar lagi selesai kok ini, Kak."
"Beneran?"
"Iya, Kak Chand. Beneran kok, Mm.. kakak udah mau pulang?"
"Ya udah, Rei. Kamu selesaikan aja, aku nggak pulang kok, sampe kamu pulang."
"Maaf, Kak. Ngerepotin." Reina tertunduk.
"Nggak apa-apa, Rei. Biasa aja. Udah yah, aku masuk ke dalam. Entar kalo udah selesai bilang aja."
"Iya, Kak." Sahut Reina.
****
Lalu ketika hari sudah malam. Sekitar pukul delapan lewat.Reina akhirnya selesai dengan pekerjaannya. Selama ia di sana, Chandra selalu mengeceknya, bahkan menenaminya beribadah.
Saat Reina sedang merapikan mejanya. Tiba-tiba ponselnya berdering.
"Kak Bagus.."
Dan itu adalah panggilan dari Bagus. Suaminya itu sudah menelponnya sejak sore tadi. Padahal, Reina sudah meminta izin untuk lembur kepada suaminya itu. Tapi, Bagus tetaplah Bagus.
"Assalamualaikum!" Sapa Reina ketus saat menjawab panggilan itu.
"Wa'alaikumussalam. Ya elah ketus amat."
"Kenapa, Kak?" Usut Reina dengan nada malas.
"Udah selesai belum kerjaan lo?"
"Udah, ini tinggal disusun."
"Kapan pulang?"
"Bentar lagi."
"Ya elah, ngomong ama suami kok ketus amat. Gegara malam itu ya? Lah guekan nggak janji bakalan pisah dari elo habis gituan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.CEO vs Bad Boy
RomanceSeharusnya Reina memilih Chandra, tapi kenapa ia jadi menikah dengan Bagus. Kalau dibandingkan saja mereka bagaikan langit dan Bumi. Chandra adalah seorang pria sempurna di Mata para wanita, selain tampan, postur atletis, serta sopan, ia juga seoran...