[Sebelum mulai, aku mau minta maaf dulu karena update yang terlambat. Aku sedang berkabung, dari pagi sampai malam aku menangisi kematian kucing tersayangku. Sekali lagi maaf, aku seharusnya profesional, tapi semua kesedihan ini mempengaruhiku. Dan please don't ask me why my cat was dead! That's hurting me so much!]
...ketika kau menolak membahas masalah yang ada, aku tau kau sedamg menyembunyikan sesuatu...
*
**
***[No details proofreading.]
Setelah menutup panggilan dari Chandra, pikiran Reina menjadi kosong dalam sepersekian detik. Ia berusaha membuat dirinya tenang dengan cara itu agar pikiran buruknya segera pergi.
Saat lumayan tenang, Reina segera kembali kepada Adel. Kasihan jika temannya itu menunggu lama.
"Del, maaf lama.." Ucap Reina kemudian duduk di posisi awalnya di samping Adel.
"Ya elah, pake minta maaf segala. Oh iya, emangnya siapa tadi yang nelpon? Laki lo?"
"Bukan, yang nelpon tadi Kak Chand." Jawab Reina.
"Ooh, Gue kira si Kak Chand itu udah jauhin elo, Rei." Ujar Adel.
"Kalo Bagus sih memang nyuruh aku jauhin Kak Chand, soalnya kan dia tau kalo Kak Chand pernah bilang suka ke aku. Tapi, karena Kak Chand udah minta aku buat anggep dia sebagai keluarga, sebagai kakak ipar, jadi aku udah lupain dulu masalah dia suka sama aku. Jadi, kita masih bisa berhubungan baik." Terang Reina kepada Adel tanpa penyaring. Ia memang paling terbuka dengan Adel dibandingkan dengan teman-temannya yang lain.
"Tapi, apa lo yakin kalo tu Kak Chand beneran cuman anggep lo keluarga dan nggak lebih?" Usut Adel.
"Hah? Kalo itu sih, aku Umm... Nggak tau pasti. Umm... Tapi, yang pasti aku tau, Kak Chand itu baik hati." Jawab Reina.
"Oh, ya udah. Kita lanjutin bahas curhatan elo tadi aja.." Tukas Adel.
".... ...." Bukannya bicara, Reina malah tertunduk dan terdiam.
Adel menyadari ada sesuatu yang salah. "Eh, kenape lu? Jangan-jangan Kak Chand tadi ngomong something bad yah?"
Reina perlahan menatap Adel, matanya bagai menjawab 'Iya, del'.
"Udah deh jujur ke gue, tadi Kak Chand ngomongin apa ke elo?" Selidik Adel. "Pasti ada hubungannya ama laki lo kan?"
"Hmm.." Reina mengangguk menjawab pertanyaan Adel.
"Tuh kan bener, emangnya laki lo kenape? Muka lo jadi suram begitu."
"Umm.. Tadi, Kak Chand ngasih tau aku kalo sebenarnya Ng... Tadi pagi, Bagus satu pesawat sama Elisa."
"APA?! Kok bisa?!" Adel cukup terkejut mendengar itu.
"Iya, sebenarnya. Perusahaan Bagus kerjasama dengan Kak Chand dan Elisa juga."
"Owalah, ternyata begitu. Umm... Ya walaupun itu memang beneran cuman karena kerjaan, tetap aja gue risih pas denger nama itu pelakor, Rei."
"Aku juga ngerasa gitu, Del. Tapi, aku harus apa? Aku nggak tau.." Reina nampak frustasi. "Del! Kamu harus kasih tau aku buat lakuin apa?! Aku bingung..."
Tadi, Reina sudah lumayan tenang, tapi pikirannya itu kembali lagi dan membuatnya bingung dan tertekan.
"Tenang, Rei..." Adel berusaha menenangkan sahabatnya itu. "Ada gue yang bakalan belain lu sampe akhir."
"Thanks a lot, Del." Reina memeluk Adel singkat lalu langsung di lepas oleh Adel.
"Udah ah, Rei. Jangan lebay gitu, pake terima kasih segala." Cetus Adel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.CEO vs Bad Boy
RomanceSeharusnya Reina memilih Chandra, tapi kenapa ia jadi menikah dengan Bagus. Kalau dibandingkan saja mereka bagaikan langit dan Bumi. Chandra adalah seorang pria sempurna di Mata para wanita, selain tampan, postur atletis, serta sopan, ia juga seoran...