....kata benci yang sepertinya mulai terlupa....
*
**
***[Mengandung obrolan dewasa 20+. No details proofreading.]
Elisa berjalan ke arah balkon dan memastikan dugaannya. Tadi pagi, Reina telah menjemur pakaiannya dan Bagus di sana. Sehingga Elisa dapat memastikan bahwa Bagus tengah tinggal bersama seorang wanita di unit apartemennya.
"Eh, ngapain elo di situ?" Tegur Bagus yang mendapati Elisa di balkonnya, setelah tadi saat ia kembali ke ruang tamu dan tidak mendapati Elisa di sana.
"Mm... Aku mau cari angin aja, terus mau liat pemandangan dari atas sini itu gimana gitu.." dusta Elisa.
"Ya elah, kan udah ada AC, ngapain cari angin lagi? Cepetan masuk, gue malu kalo lo di situ, banyak jemuran..."
"Ya udah, ayok.."
Elisapun mengikuti Bagus untuk kembali ke ruang tamu. Ia sudah berusaha mencari foto pernikahannya Bagus tapi tidak terlihat, padahal tadi Bagus tidak sengaja menaruhnya di lemari TV.
Elisa bahkan terpikir untuk mengalihkan Bagus dan menyelinap ke dalam kamarnya.
"Eh, cepetan cerita siapa yang udah bikin lo nangis?" Desak Bagus.
"Ternyata benar, Bagus masih peduli sama aku. Aku yakin, dia masih punya rasa sama aku." Pikir Elisa. "Seseoranglah pastinya.." jawabnya kemudian.
"Ya ampun, siapa? Kak Chand yah? Katanya udah move on."
"Ya bukan Kak Chand, kan kamu udah tau aku move on nya ke siapa."
Bagus teringat bahwa Elisa pernah bilang bahwa sejak saat itu ia akan mencoba mendapatkan Bagus kembali dan melupakan Chandra.
"Gus, aku beneran pengen kamu jawab jujur. Kamu sebenarnya masih ada rasa nggak sih sama aku?"
"Ya elah, ngapain elo nanya gituan?"
"Jawab aja, Gus."
"Nah sebelum gue jawab, gue mau elu juga jawab pertanyaan itu."
"Pertanyaan apa? Masalah perasaan aku ke kamu?"
"Ya gitu deh, elo masih ada rasa ke Kak Chand atau gue?"
"Kalo Kak Chand, jujur aku masih punya, ya walaupun aku udah nggak pengen ngejar dia lagi. Terus, kalo ke kamu, aku udah beberapa kali pastiin dan nanyaain ini ke diri aku sendiri, dan ternyata aku beneran ada rasa sama kamu. Tapi, aku beneran nyesel, kenapa nggak dari dulu aja aku nerima kamu dan ngejauhin Kak Chand." Ungkap Elisa.
"Tapi elo udah telat.."
"Nggak, aku belum terlambat, sekarang kamu harus jawab pertanyaan aku tadi!"
"Mm..." Bagus nampak berpikir, ia ragu akan perasaannya sendiri. "Kayaknya gue udah mulai move on dari elo, pas lo udah nggak ngubungin gue sekitar setahun lalu."
"Kalo gitu aku nyesel banget donk. Tapi, aku yakin, jauh di dalam hati kamu, kamu masih suka sama aku. Cuman kamu berusaha menentang itu."
"Apaan sih, sok tau lu!"
"Kalo kamu nggak ada rasa lagi sama aku, terus kenapa kamu bolehin aku masuk?"
"Itu gegara elo nangis.. makanya gue pengen lo cepet cerita, jadi elo bisa cepet pergi. Eh, ternyata cuman buat nanyain ini ke gue."
"Nggak, Gus. Coba aja tadi cewek lain, kamu bakalan bolehin masuk atau nggak?"
"Eh, Elisa. Elo itu udah jadi temen gue sejak SD, masak ngeliat elo nangis depan rumah gue, gue biarin? Kalo orang lain udah gue usir."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.CEO vs Bad Boy
RomanceSeharusnya Reina memilih Chandra, tapi kenapa ia jadi menikah dengan Bagus. Kalau dibandingkan saja mereka bagaikan langit dan Bumi. Chandra adalah seorang pria sempurna di Mata para wanita, selain tampan, postur atletis, serta sopan, ia juga seoran...