....tak seburuk yang kuduga...
*
**
***Keesokan harinya.
Sejak paginya. Reina melakukan rutinitasnya seperti biasanya. Bangun terlebih dahulu untuk bersih-bersih, dan menjemur pakaian. Setelah itu memasak dan membangunkan Bagus untuk sarapan.
Namun, pagi ini, Bagus sulit sekali dibangunkan. Membuat Reina lumayan kesal.
"Kak! Kak! Bangun! Kerja! Kerja! Senin! Senin!" Celetuk Reina sambil terus menggoyangkan tubuh suaminya itu.
"Nngggg... Gue ngantuk!" Sahut Bagus dengan bentakan, masih dengan mata terpejam.
"Makanya jangan main game sampai-sampai lupa tidur, Kak. Untung nggak lupa istri, entar aku beneran cari suami baru. Baru deh nyadar.." gerutu Reina.
Bagus yang masih setengah sadar dapat mendengar itu dengan samar-samar.
"Suami baru?" Gumam Bagus. Jika Bagus sudah sepenuhnya sadar mungkin ia akan mentertawakan Reina, setelah mengatakan itu. Iapun berusaha bangun. "Berani banget lo.." gerutunya.
"Udah bangun, Kak? Bagus deh kalo gitu, cepetan mandi!" Reinapun keluar dari kamar mereka.
Bagus belum sempat berkata, tapi Reina sudah keluar dari kamar mereka.
"Lah, yang keciduk kemarenkan si dia, loh kenapa malah doi yang kesal ke gue? Ya elah tu cewek..." Gerutu Bagus, lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
***
Bagus telah siap untuk pergi bekerja. Kemudian, ia pergi ke dapur dan duduk di kursi meja makan.Reinapun menyodorkan sarapan yang ia buat untuk Bagus. Suaminya itu menyambut makanan itu, namun bibirnya terbuka dan mulai menyinggungnya.
"Sok banget pengen suami baru.." ujar Bagus.
"Hm..." Reina hanya menyahut dengan deheman.
"Beneran mau punya suami baru?" Tanya Bagus retoris. "Boleh aja sih, kayaknya gue juga pengen cari istri baru.." sambungnya dengan seringaiannya.
".... ..." Tanpa mengeluarkan sedikitpun kata, Reina menatap Bagus dengan tajam.
Bagus sebenarnya menyadari itu, tapi ia berpura-pura tak tau.
Setelah sarapan penuh drama itu, Reina mencium punggung tangan suaminya singkat masih dengan diamnya.
Bagus tak perduli ia tetap saja berjalan menuju keluar pintu. Tapi, belum sempat ia pergi jauh, ia teringat sesuatu dan membalik tubuhnya.
"Eh! Pokoknya, elo nggak boleh keluar rumah, apalagi ketemu Kak Chand. Awas aja kalo gue sampai tau!" Ancam Bagus.
"Ehm.." Reina hanya menyahut dengan deheman.
"Apa? Gue nggak denger." Usut Bagus berpura-pura tak mendengar.
Reina mendengus, lalu berkata. "Iya, aku nggak bakalan ke mana-mana."
"Good girl!" Puji Bagus. Lalu berlalu pergi.
*Blam..
Suara pintu tertutup rapat.
"Akhirnya pergi juga tu orang.." gumam Reina. Ia lalu melanjutkan pekerjaan rumahnya.
Saat sedang asyik mengepel, sesuatu terlintas di benaknya. "Oh iya, gimana Kak Bagus bisa tau aku ada di situ bareng Kak Chand yah?" Reina bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. "Oh.. waktu itu ada Elisa! Jangan-jangan mereka datang berdua..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.CEO vs Bad Boy
RomanceSeharusnya Reina memilih Chandra, tapi kenapa ia jadi menikah dengan Bagus. Kalau dibandingkan saja mereka bagaikan langit dan Bumi. Chandra adalah seorang pria sempurna di Mata para wanita, selain tampan, postur atletis, serta sopan, ia juga seoran...