Chapter 35 - It's showtime

1.6K 79 57
                                    

"...kelicikan harus dibalas dengan kelicikan..."

*
**
***

Keesokan harinya Bagus bangun seperti biasa. Ya, bangun 'terlambat' seperti biasa. Namun, ada yang tak biasa, sang istri, Reina, yang biasanya bangun lebih awal darinya, kali ini belum terbangun jua.

Sebenarnya, Bagus ingin membangunkannya, tapi mengingat kejadian semalam, pastilah Reina mengalami insomnia.

"So, have a nice rest, my dear wife." Ucap Bagus dalam bisik. Ia harap Sang Istri dapat terus bermimpi indah, dan mengurangi bebannya atas kejadian yang menimpa rumah tangganya akibat kelalaiannya sendiri.

Bagus lalu bersiap untuk pergi ke kantor dan mengeluarkan skill memasaknya di Amerika saat ia kuliah dulu. Ia memasak sarapan ala Amerika (American breakfast) yang cukup untuk dirinya dan Reina.

🍳~•~•~☕~•~•~🍞


Setelah selesai sarapan, Bagus meninggalkan memo di samping sarapan yang ia buat. Bermaksud agar sang istri memakan sarapan tersebut.

Lalu Bagus melangkahkan kaki, berniat menuju kamarnya untuk berpamit kepada sang istri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu Bagus melangkahkan kaki, berniat menuju kamarnya untuk berpamit kepada sang istri. Namun, saat tepat di pintu kamar, dan belum sempat membukanya. Sayup-sayup ia mendengar suara sang istri. Ia lalu menempelkan telinganya pada daun pintu untuk mendengar lebih jelas.

"Hiks~ Ayah... hiks~ Ayah.. Kok rasanya sakit hiks~ banget sih? Hiks~ Ayah bilang, menikah itu hiks~ bisa bikin kita bahagia.. Hiks~ Ayah.. Aku mau pulang... Hiks~"

Itulah ungkapan Reina seorang diri, sungguh ia ingin segera pergi dan mengatakannya langsung kepada sang Ayah. Namun, ia tak ingin membuatnya Ayahnya sedih.

Setelah tak sengaja mendengar curahan hati sang istri, Bagus pun mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam kamar. Ia bergegas pergi bekerja sebelum sang istri menyadari keberadaannya.

***


Di kantor, Bagus tak bisa fokus dengan pekerjaannya. Selama rapat berlangsung ia terus menatap ponselnya, hatinya mendorongnya untuk menelpon sang istri.

Para bawahannya saling menatap, mereka mulai curiga jika terjadi sesuatu dengan atasan mereka, dan sepertinya berhubungan dengan sang istri, karena mereka mendapati sang atasan memandangi kontak sang istri di balik layar ponselnya.

Di jam makan siang.

"Boss, mau gue beliin makan siang?" Tawar Brandon.

"Nggak usah, gue nggak laper." Tolak Bagus.

"Uhm, ya udah, Boss."

Sebelum Brandon keluar, Bagus menahan langkahnya.

"Eh.. Tunggu dulu!" Tahan Bagus.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr.CEO vs Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang