Chapter 28 - Terciduk

1.7K 62 36
                                    

[sebelum mulai, author mau menginformasikan jikalau chapter ini berisi 5rb kata, jadi setara dengan dua chapter. Untuk menebus very slow update-nya author. Happy reading!]





....aku adalah bumi yang selalu merindukan sang hujan...

*
**
***

[No details proofreading. Jadi, jikalau ada kesalahan tulisan atau alur jgn sungkan utk memberitahukan author. Thx.]

Sudah beberapa hari setelah hari di mana Bagus menjanjikan studio seni di dalam unit apartemen mereka. Namun, Bagus belum juga menepati janjinya.

Reina sudah tak pergi ke kantor Bagus, karena suaminya itu melarangnya. Jika Reina tidak menurut maka Bagus mengancam untuk menarik kembali janjinya untuk membuatkannya sebuah studio seni.

Pagi itu, keduanya sedang sarapan.

"Kak Bagus, hari ini aku boleh ke rumah Ayah nggak?" Tanya Reina.

"Mau ngapain ke sana?"

"Katanya mau adain syukuran buat warung mie ayamnya Ayah. Kan umurnya udah sekitar 25 tahun, lebih tua dari aku loh."

"Ya udah, tapi nggak usah nginap."

"Iya deh, aku usahain buat nggak nginap." Sahut Reina.

Setelah sarapan, Baguspun berpamit untuk pergi bekerja. Sedangkan, Reina bersiap pergi ke rumah sang Ayah.

***


Siang itu. Chandra sedang berada di kantornya. Ponselnya berdering dan itu dari sang Ayah, Bara. Sudah lama Ayahnya tidak menelponnya. Maklum saja, Ayahnya sedang mengurus bisnis mereka di luar negeri sejak beberapa bulan lalu.

"How about that boy, Chand? Any progress?"

"Which boy that you mean, Dad?"

"You know who he is, Chand. Stop joking around.."

Chandra menghembuskan nafasnya panjang, ia tau benar siapa yang Bara maksud. Hanya saja, ia selalu merasa Ayahnya ini terlalu serakah. Anak laki-laki yang ia maksud bahkan tidak sedikitpun berusaha merebut kekuasaan ataupun jabatannya di dalam SK group.

SK group tercatat sebagai perusahaan milik keluarga yang saham terbesarnya di miliki oleh Wirana, atau Ayahnya Bagus. Yang kedua adalah Bara, Ayahnya Chandra, namun sahamnya tidak sebanyak Wirana bahkan tidak setengahnya. Oleh karena itu, ia memberikan sahamnya kepada Chandra. Sehingga, saham mereka tergabung dan kedudukan kedua di miliki oleh Chandra.

"Daddy, El itu bahkan nggak pernah muncul di kantor." Ujar Chandra.

"Maybe he is up to something behind you now, so, beware..."

Chandra benar-benar muak dengan topik pembahasan sang Ayah. Yang Ayahnya pikirkan hanyalah harta dan tahta, ia bahkan tak menanyakan kabarnya Chandra, malah bertanya tentang Bagus.

"Iya, Daddy. Aku akan hati-hati, udah yah, aku tutup dulu.."

Chandra ingin segera mengakhiri pembicaraan dengan Ayahnya itu. Jadi, ia segera berpamit dan menutup panggilan sang Ayah, bahkan sebelum Ayahnya menyahut.

Chandra lalu memandang wallpaper ponselnya, itu adalah foto selfie-nya bersama Reina. Seketika ia teringat masa-masa bersama Reina, dan yang sangat ia kenang adalah di saat-saat melukis bersama.

Hasrat dan impian Chandra dahulu adalah seni melukis. Namun, ia melepas itu semua demi sang Ayah. Tapi, ia dapat merasakan itu semua kembali ketika bersama Reina. Seandainya saja, Reina selalu berada di sampingnya. Tapi, mau dikatakan apalagi? Mereka tak bisa bersatu, Reina telah menjadi istri dari sepupunya sendiri.

Mr.CEO vs Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang