Chapter 19 - Diam-diam

1.6K 70 10
                                    

....wajah tertidurnya bagaikan seorang malaikat kecil....

*
**
***

[No details proofreading.]

Keesokan harinya.
Chandra pergi ke kantornya dengan wajah lesu.

Di saat jam makan siang. Chandra memilih untuk makan siang di luar dan sendirian.

Ponselnya berdering, dan itu panggilan dari Reina. Namun, ini pertama kalinya ia tak ingin menjawab panggilan dari Reina. Iapun hanya membiarkan panggilan itu, sampai ponselnya berhenti berdering.

"Eh, Chandra.."

Chandrapun menoleh.

"Paman!" Sahutnya lalu mencium punggung tangannya Wirana, Ayahnya Bagus, alias mertuanya Reina.

"Kamu kok makan sendirian, Chand?"

"Biasa, Paman. Nasib jomblo ya gini. Ayok, temenin aku makan, Paman." Ajak Chandra.

Wiranapun duduk di samping Chandra. "Paman juga pengen makan di sini, ya sendirian juga. Kan nasib kita sama, jomblo. Haha.."

"Hahaha.."

Merekapun tertawa bersama.

"Mm.. ayok Paman pesan aja, nanti aku yang bayar."

"Oalah, ya udah paman pesan sama kayak kamu aja, Chand."

Mereka masih melakukan perbincangan normal dan lainnya. Padahal di hatinya Chandra tertambat sebuah pertanyaan. Ia ingin sekali menanyakan tentang Reina dan Bagus, tapi, ia tak enak hati.

"Oh iya, Chand. Kamu punya asisten baru kan kemaren-kemaren?"

"Iya, Paman."

"Namanya, Reina kan?"

Akhirnya sang Paman sendiri yang membahas tentang itu.

"Iya, Paman."

"Mm.. sebenarnya Paman kenal sama dia."

"Paman, a.. aku sudah tau tentang Reina dan El Bagus." Timpal Chandra.

"Hah? Jadi, kamu udah tau?"

"Iya, Paman. Kemaren, El ngundang aku buat datang ke unit apartemennya, terus ngenalin aku ke istrinya. Dan ternyata istrinya itu, Reina."

"Oh, jadi gitu ceritanya." ... "Ya gitu, Chand. Paman nikahin Bagus, biar kelakuannya bisa bagus dikit lah kayak namanya." Celetuk Wirana.

"Hah? Ma.. maksud, Paman?" Chandra tersadar akan penjelasan sang Paman. "Jadi, Paman yang nyuruh mereka nikah gitu?" Selidiknya.

"Iya, Chand. Pamankan punya teman lama, ya itu Ayahnya Reina." ... "Pamankan khawatir kalo Bagus itu makin nggak jelas aja kelakuannya. Jadikan, Paman jodohin aja sama Reina. Pertama sih Paman kira, dia bakalan marah terus nolak gitu. Eh, ternyata enggak, Bagus terima-terima aja."

"Oh jadi, Reina juga nerima-nerima aja, Paman?"

"Iya, gitu. Kan Paman nyuruh Chandra ketemu Reina. Eh, dia bilang nggak usah ketemu langsung nikah aja. Tapi, tetep Paman paksa ketemu dulu. Ya gitu, pokoknya dia maunya nikah secepatnya gitu. Jadi, Paman bilangkan nikah itu butuh proses. Eh, dia bilang nggak usah pake resepsi, di KUA aja selesai gitu."

"Oh.. jadi, gitu ceritanya, Paman. Kalo gitu, Paman bisa nih, cariin aku jodoh yang kayak Reina? Haha.." canda Chandra. Namun, ada yang tersirat.

"Haha... Bisa, bisa." Wirana menyahut candaan itu.

Merekapun melanjutkan makan siang mereka.

"Mm.. Paman.." ketika makanan mereka sudah hampir habis, Chandra mulai membuka topik lagi. "Apa Paman yakin, kalo kelakuannya El bisa berubah jadi lebih baik dengan dia nikah sama Reina?"

Mr.CEO vs Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang