....aku tidak butuh cinta dari seluruh dunia, aku hanya butuh cinta dari satu orang, dengan bangga aku berkata yaitu dari engkau istriku....
*
**
***[No details proofreading. Beritahu aku jika ada kesalahan tulisan atau alur. Thx]
Bagus memandang ke arah Reina dan berkata. "Rei, kenalin ini Elisa. Teman gue sejak kecil, dan tadi kita lagi ada urusan bisnis, makanya sekarang Elisa juga udah jadi rekan bisnis gue."
Reina mendengar itu dan berusaha untuk menatap Elisa sedikit dan kemudian tersenyum kepada gadis yang suaminya sebut sebagai teman sejak kecil itu. Lalu kembali memandang ke arah Bagus.
Kemudian, Bagus memandang ke arah Elisa dan berkata. "Elisa, kenalin ini Reina... Dia.. Ng.. istri gue.."
Serasa runtuh dunianya Elisa, mendengar kata 'istri' dari mulutnya Bagus. Namun, seperti Reina, Elisa berusaha menatap Reina untuk sekedar menyapa lewat senyuman.
"Oke, supaya makin nggak canggung, kita mulai ngobrol aja dulu yah. Jangan diem-dieman kek gini, okey?" Tukas Bagus.
"Hm..." Elisa dan Reina hanya mengangguk menjawab pertanyaan Bagus.
Baguspun mulai bercerita tentang Elisa, kemudian tentang Reina.
Di masing-masing cerita, masing-masing gadis ini juga menyimpan rasa cemburu di hati. Terlebih, Elisa yang merasa telah direbut dua kali oleh Reina.
Setelah beberapa menit, makanan yang mereka pesanpun datang.
Elisa mengintip sedikit dari ujung matanya, sambil berpura-pura sibuk dengan makanannya. Ia melihat Bagus mengucap basmalah sebelum memakan makan siangnya, sama persis seperti yang dilakukan Reina.
Lalu, bertambah rasa cemburu yang lebih ke rasa iri di hati Elisa ketika melihat Bagus memberikan beberapa bahan makanan yang ia tidak suka ke dalam piringnya Reina begitupun sebaliknya. Ia bukannya tidak tahu apa yang Bagus tidak suka, namun Bagus tak pernah memberikannya ke dalam piringnya.
Sedangkan Reina, ia punya banyak pertanyaan untuk Bagus yang ia simpan untuk ia tanyakan di dalam kamar mereka saja nanti. Begitupun Bagus, ia juga banyak menyimpan pertanyaan untuk Reina, tapi tak mungkin ia menanyakan tentang itu di depan Elisa.
***
Setelah selesai makan. Merekapun kembali ke mobil sport milik Bagus yang untung saja muat untuk empat orang.
"Uhm... Elisa, gue anterin Reina dulu yah. Abis itu gue anterin elo." Cetus Bagus.
"Kan aku masih ada perlu sama kamu, lagian mobil aku ada di kantor kamu, Gus."
"Ng.. aku juga, Kak. Aku belum mau pulang." Imbuh Reina.
Bagus merasa masih ada kecanggungan di antara keduanya. Padahal, keduanya adalah wanita yang paling dekat dengannya selama ini. Tapi, karena ia telah lama menjadi seseorang yang tak suka mempersulit sesuatu. Jadi, ia hanya menganggap semua itu wajar, karena situasi keduanya. Yang harus ia lakukan hanyalah bersikap sewajar mungkin.
"Ya udah, gini aja yah. Berubung gue masih ada kerjaan di kantor. Elo bedua mending pulang aja deh dulu."
"Tapi, Kak. Aku nggak mau Kak Bagus ngantar aku duluan. Entar apa kata orang kalo Kak Bagus beduaan sama yang bukan mukhrimnya?" Ujar Reina membawa-bawa ajaran agamanya.
"Ya udah, jadi elo maunya apa?" ... "Gue anterin Elisa dulu gitu?" Tanya Bagus kembali dan dijawab anggukkan oleh Reina. "Ya udah deh, terserah." Seperti biasa, Bagus kembali berkata 'terserah'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.CEO vs Bad Boy
RomanceSeharusnya Reina memilih Chandra, tapi kenapa ia jadi menikah dengan Bagus. Kalau dibandingkan saja mereka bagaikan langit dan Bumi. Chandra adalah seorang pria sempurna di Mata para wanita, selain tampan, postur atletis, serta sopan, ia juga seoran...