Rintik hujan masih setia membasahi bumi. Bunyinya mengiringi instrumen lagu yang berasal dari sebuah ruangan berukuran sedang. Di dekat jendela, sosok berwajah kuyu tengah menyandarkan punggung. Bibirnya tertutup rapat, tapi jemarinya tak henti mengetuk pinggiran kursi yang diduduki. Seperti biasa, tatapannya tampak kosong.Decitan pintu tak membuatnya terganggu, bahkan saat seseorang mendekat dan berjongkok di depannya.
"Ra?" panggil cowok itu lalu menyentuh punggung tangannya.
Tak ada jawaban, ia menghela napas berat meski tetap melanjutkan perkataannya, "Ayo pulang!"
Cewek yang dipanggil 'Ra' itu menoleh, tatapannya berubah nanar. "Rumah gue di sini."
"Ra ..."
"Lo nggak bosen bilang hal sama setiap waktu?" Bukannya menjawab, cewek berwajah pucat itu malah balik bertanya.
"Kalau bosen, gue nggak akan datang ke sini," jawabnya lembut. "Makanya, Ra, ayo pulang! Mama dan papa udah nunggu dari lama."
"Gue nggak bisa ninggalin-"
"Nggak ada yang lo tinggalin," potong cowok itu menyentuh dadanya sendiri. "Mereka akan tetap ada di sini ke manapun lo pergi."
Tak ada jawaban.
"Pulang, Ra. Apa lo gak kangen sama kita? Sama temen-temen lo dulu?"
Teman?
Dulu?
Seketika hatinya bergetar. Bayangan lelaki remaja yang tersenyum sambil memeluk sebuah bola muncul di benaknya.
Kamu bakal datengkan, Ra?
Janji?
Aku akan nunggu kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Go Ara! ✔
Teen FictionKiara ingin kembali melanjutkan kisah yang sempat terhenti, sedangkan Devanka bersiteguh bahwa cerita tentang mereka telah lama mati. Kiara ingin memperbaiki rasa sakit yang tak sengaja ia beri. Namun, Devanka sudah merasa tak sudi untuk sekedar men...