Part 26, Batas Teman

3.3K 307 25
                                    

Ada batasan yang tak boleh kamu langgar
***

"Mau pergi ke mana lagi?"

Cewek yang sedang menikmati thai teanya mendongkak. Sebuah kernyitan muncul di dahinya sebelum kemudian mengedikkan bahu. "Ke mana ya?"

Melihat raut bingung di depannya, Daren terkekeh. Wajah chubby milik Kiara tampak menggoda untuk dicubit. Setelah menonton film kartun pilihan cewek itu, mereka memutuskan untuk mengisi perut.

Biasanya Daren tidak perlu bertanya, karena dirinya yang memegang kendali. Namun dengan Kiara, rasanya berbeda. Ia terus menanyakan apa yang cewek itu inginkan.

"Mau nambah lagi minumnya?" tanya Daren karena Kiara terus saja menyeruput cup minuman yang sudah kosong. Adik kelasnya itu meringis malu, kemudian mengangguk.

Daren kembali memesankan minuman tersebut yang disambut dengan antusias. Kiara tidak seperti cewek kebanyakan yang lebih mementingkan imagenya. Cewek itu memang berbeda.

"Lo... em, kok rasanya aneh ya?"

"Maksudnya, kak?" tanya Kiara tak mengerti.

"Iya, manggil lo-gue sama lo tuh gimana gitu rasanya. Mungkin karena pembawaan lo nya yang...," Daren tampak kebingungan menjelaskan, "apa ya? Lo tuh gak cocok aja gitu di lo-gue 'in."

"Masa sih? Biasa aja deh, sama temen-temen yang lain juga suka gitu kok."

Daren juga tidak mengerti. Ia hanya merasa terlalu kasar memanggil Kiara dengan sebutan itu.

"Kan beda. Kita bukan teman seangkatan. Kita ganti panggilan aja gimana? Aku kamu?"

Kiara tertawa sampai hampir tersendak. "Aduh, kak. Kayak orang pacaran aja sih?"

"Ya udah jadi pacar beneran kalau gitu."

"Hah? G-gimana?" Kiara tampak begitu terkejutan. Giliran cowok itu yang tertawa. "Matanya biasa aja kali." Daren mengusap kedua mata Kiara yang membola.

"Kak Daren sih, bercandanya gak lucu." decaknya, berusaha mengabaikan wajahnya yang tiba-tiba memanas. Masalahnya baru kali ini ada yang mengajaknya pacaran terang-terangan, meski ia tahu Daren tidak serius dengan perkataannya. Tapi tidak salah 'kan kalau Kiara mulai membuka hatinya?

Daren baik. Cowok itu juga tidak mungkin mengajaknya jalan-jalan jika tidak ada perasaan. Minimal tertarik padanya.
***

"Kemarin gue liat di story ig Daren, dia lagi jalan sama Ara."

Sindu melirik sekilas pada Fitra yang mulai pembicaraan. Selesai latihan basket, mereka tidak langsung pulang melainkan duduk santai di pinggir lapangan.

"Lo follow Daren?"

Reaksi sinis cowok di sebelahnya membuat Fitra berdecak. "Biasa aja kali Dev. Kebetulan kakak sepupu gue temen SMPnya, terus ya gue tadinya cuma iseng-iseng buka instagramnya, eh liat itu."

"Gue emang ijinin dia pergi sama Daren," ujar Sindu. "Lagian kayaknya Kiara juga seneng pergi sama dia, ya udah."

"Tapi kalau Daren nyakitin Kiara gimana, Ndu?"

Sindu menghela nafasnya. Ia sangat tahu ketakutan Fitra. Cowok itu pernah mengalami hal menyakitkan karena permainan temannya Daren. Namun, melihat Daren yang sampai saat ini tidak melakukan hal apapun pada sepupunya, ia berusaha meyakinkan diri kalau kakak kelasnya itu tidak akan melukai Kiara.

"Gue gak bakal diem kalau itu terjadi. Buat sekarang gue cuma pingin tau, apa motif Daren deketin Ara."

"Kayaknya hubungan mereka udah ada peningkatan." Ucapan Candra membuat ketiganya menatap penasaran. Cowok berambut ikal itu tampak serius. "Tadi pas istirahat gue liat mereka ngobrol dan kalian tau apa yang gue denger?"

Go Go Ara! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang