Part 28, Rivi's Jealous

3.4K 295 34
                                    

Berhenti mengatakan sesuatu yang tak kau sukai
***

Cowok itu berpura-pura sibuk dengan ponselnya, padahal telinganya terpasang tajam mendengarkan sahabatnya bercerita mengenai Kiara yang tadi malam dikunjungi Daren sambil membawakan bubur ayam. Huft, perhatian sekali.

"Terus terus gimana lagi?" tanya Fitra tampak mengebu-gebu. Sebelum melanjutkan ceritanya, Sindu mengambil kripik singkong di tangan Candra yang hanya mendengarkan dengan seksama.

"Yang buat gue sebel, tuh anak pegang-pegang pipi Ara. Nanya mana yang sakit. Modus banget tau gak sih?" kesalnya membayangkan kejadian tadi malam. "Terus ya, muka Ara jadi merah gitu."

"Nah, kan? Baper dia." Celetuk Fitra lagi. Seolah di sana hanya ada mereka berdua.

"Sekarang dia udah baik-baik aja?" tanya Devan membuat mereka menoleh bersamaan. Cowok itu menyimpan ponsel dan membenarkan posisi duduknya. "Kiara udah sembuh, kan?" ulangnya lagi.

Sindu mengangguk. "Kayaknya sih mendingan. Solanya tadi dia udah bisa ngomel."

"Sukur deh," ujarnya kemudian berdiri setelah merapikan seragamnya.

"Ke mana lo?"

Devan mengernyit, Candra sejak tadi diam saja saat para sahabatnya membahas tentang Kiara. "Kepo."

Mengabaikan mereka yang tidak jauh-jauh mengira dirinya akan mengunjungi sang pacar, Devan berjalan menyusuri koridor yang ramai karena bel masuk belum berbunyi.

Melihat seseorang berjalan sendirian, Devan berlari kecil dan mensejajarkan langkah mereka. Cewek itu belum menyadari keberadaannya, karena fokus pada lembaran kertas di tangannya.

"Udah sembuh ternyata."

Lajunya terhenti. Kiara menoleh pada Devan yang berdiri di sampingnya dengan alis bertaut. "Kenapa?"

Kiara mengedikan bahunya, lanjut berjalan.

"Makasih buat kemarin," ujarnya pelan. Devan melirik cewek itu yang kini melipat kertas di tangannya dan memasukan ke saku. "Itu apa?"

"Rangkuman."

"Buat contekan?"

Kiara langsung melemparkan tarapan sinis. Hal tersebut membuat Devan terkekeh, "Bercanda elah. Serius amat sih."

Melengos, Kiara tak berkata apapun lagi.

"Ngambek nih ceritanya?"

"Enggak," jawabnya jutek. Devan tertawa. Senang sekali rasanya berhasil membuat Kiara marah. Cewek itu kalau kesal akan terlihat lucu.

"Masa?"

"Hm."

Melihat Kiara yang tambah jengkel ia semakin bersemangat menggodanya. Ah, Devan merasakan sesuatu dalam dirinya kembali hidup. Mungkin karena sekarang ia bisa kembali bercanda dengan sahabatnya. Ya, memang sebaiknya seperti itu.

"Gak ngambek, tapi bibirnya cemberut gitu."

"Apaan sih, Ka? Ehm Dev maksudnya." Koreksi Kiara karena salah memanggil nama.

"Apanya yang apaan, Ra?"

Devan malah dengan sengaja menyebut panggilan itu. Kiara sontak melirik ke arah kanan dan kiri, lalu memukul bahunya. "Devanka, gue salah ngomong ya. Gimana kalau ada yang denger?"

"Itu namanya bercanda. Serius banget dari tadi."

Tak ada tanggapan lagi. Kiara lebih asik memperhatikan sekitarnya. Takut tak sengaja bertemu dengan Rivi dan salah paham. Ia jelas sadar kalau setelah mengajaknya bertemu dan membahas Devan, sikap cewek itu berbeda. Yang biasanya ramah, sekarang malah tak pernah menyapanya sama sekali.

Go Go Ara! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang