Aku ingin menembus waktu yang terlewati tanpa temu
***Sosok berambut sepunggung melangkah riang. Wajahnya yang tampak asing membuat beberapa siswa melemparkan tatapan ingin tahu. Saat melewati segerombolan cowok, siulan menggoda terdengar.
Dasar tukang caper! gerutu batinnya. Ia hampir saja melengos, tapi ingat bahwa hari ini adalah hari pertamanya di sekolah baru, cewek itu memilih melajukan langkahnya dengan tak acuh.
Lajunya terhenti melihat papan bertuliskan ruang guru di atas pintu. Menarik napas dalam, ia hendak memasuki ruangan tersebut saat sosok berseragam sama keluar tergesa-gesa hingga hampir menabraknya.
"Eh, sorry!" ringisnya mengatupkan kedua tangan. Belum sempat ia merespon, cewek itu sudah berlari menjauh.
Ia hanya menggelengkan kepala kemudian memasuki ruangan di mana sang guru sudah menunggunya.
Beriringan dengan bel berbunyi, dirinya mengikuti langkah sang wali kelas. Ia meremas kedua tangan yang berkeringat. Perasaan gusar tiba-tiba menghampirinya. Jujur saja, ia paling malas berkenalan dengan orang asing. Bukan karena tidak pandai berkomunikasi, hanya saja rasanya melelahkan harus berusaha mengakrabkan diri.
Keadaan kelas yang tadinya ramai berubah sepi melihat kedatangannya.
"Selamat pagi anak-anak!" sapa sang guru yang langsung mendapat jawaban serempak.
"Hari ini kita kedatangan teman baru," ucap wanita paruh baya tersebut meliriknya. "Ayo kenalkan diri kamu!"
Mengangguk kaku, ia sempat menarik napas sebelum mengembuskannya. "H-hai! Perkenalkan nama ak- em saya Kiara Deviantika, panggil aja Kiara atau Kia."
"Pindahan dari mana?" Suara cempreng seseorang mendominasi ruangan. Kiara ingat, sosok itu adalah orang yang sama dengan cewek yang hampir menabraknya tadi.
"Saya dari Bogor."
Semua mengangguk mengerti.
"Udah punya pacar?" Pertanyaan tersebut membuat suasana menjadi riuh. Si pelaku yang melemparkan pertanyaan seperti itu disoraki oleh yang lainnya.
Kiara meringis dengan wajah yang memerah. Beruntung bu Sela mengambil alih pembicaraan. "Sudah, sudah! Perkenalannya bisa kalian lanjutkan saat istirahat nanti."
"Huu Fitra ganjen!" ucap cowok bergigi kelinci pada teman sebangkunya.
"Anjir! Perasaan dari tadi gue diem terus," sahut si suara merdu yang sejak tadi fokus pada ponselnya. "Yang ada Candra, Bu! Dia dari pagi udah ngaca terus, katanya mau ada anak baru."
"Anj-"
"Candra, Fitra! Setelah ini, ibu tidak mau mendengar anak didik ibu berbicara tidak sopan."
Keduanya meringis bersamaan. Mereka bahkan saling menyikut tak mau disalahkan.
"Kiara, silahkan duduk di kursi yang kosong."
Kiara mengangguk dan menggumamkan terima kasih.
"Ibu mau kembali ke kantor. Pak Raja sedang ada keperluan sebentar, jadi kalian kerjakan dulu LKS halaman 74," ujarnya lalu melirik pada siswa yang tengah mengambil buku dari tas. "Rado, catat siapa saja yang keluar kelas dan laporkan ke ibu istirahat nanti!"
Perintah tersebut langsung dibalas anggukan oleh cowok itu, berbeda dengan siswa lain seketika mendesah karena tidak bisa bolos.
***"Kenalin, Giang."
Kiara yang baru mendudukan badan melirik pada yang kini mengulurkan tangan padanya.
Terdengar decakan sebelum cewek di depannya kembali bersuara, "Lo mau sampai kapan bengong? Pegel tau tangan gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Go Ara! ✔
Teen FictionKiara ingin kembali melanjutkan kisah yang sempat terhenti, sedangkan Devanka bersiteguh bahwa cerita tentang mereka telah lama mati. Kiara ingin memperbaiki rasa sakit yang tak sengaja ia beri. Namun, Devanka sudah merasa tak sudi untuk sekedar men...