Part 18, Sakit

3.4K 283 39
                                    

Aku terlalu sadar kalau kebahagiaan ini salah
***

"Ngapain lo?"

Kiara berjengkit mendapati Candra yang berdiri di depannya. Cewek itu berusaha menyembunyikan keterkejutannya, kemudian memegangi dahinya.

"Abis minta obat, tiba-tiba kepala gue pusing," ringisnya.

Candra yang sudah memandanginya dengan curiga kini melengos dengan sikap drama cewek itu. Tidak perlu membrondongi banyak pertanyaan untuk mengetahui apa yang dilakukan teman sekelasnya. Candra tidak buta untuk melihat apa yang terjadi di sekitarnya.

Cowok itu kembali memperhatikan Kiara yang kini melihat ke arah jam tangannya.

"Bentar lagi bel, gue duluan ya Ndra." pamitnya dan lekas bergegas. Candra tahu ada sesuatu yang disembunyikan. Mereka bukan hanya sebatas kenal di masa lalu, tapi lebih dari itu. Bagaimana tatapan pengharapan Kiara yang sempat ia tangkap, pun Devan yang selalu terlihat aneh saat dirinya dan yang lain membahas tentang cewek itu.

Ia berusaha berpikiran positif dengan tingkah keduanya. Terlebih saat mendapati Devan mengusap kepala Kiara diiringi tatapannya yang Candra sangat tahu artinya apa. Namun, Candra memilih tetap diam sampai ia mengetahui sendiri permasalahan di antara mereka.

Setelah menerka-nerka lumayan lama, cowok itu berdecak dan memasuki ruangan di mana sahabatnya berada.

Candra mengernyit, selama yang ia tahu, Devan paling malas meminum obat. Namun, yang ia lihat sekarang seperti sebuah keajaiban.

"Tadi gue ketemu Kiara di depan," ujar Candra tiba-tiba. Devan hanya melirik sekilas, lalu menyimpan gelasnya dan merebahkan diri.

"Dia abis ngapain?" Candra berusaha memancing sahabatnya, tapi Devan hanya mengedikan bahu.

"Udah bel, lo gak niat balik ke kelas?" tanya Devan dengan mata tertutup. Candra menghela nafas mendengar pengusiran secara tidak langsung tersebut dan keluar UKS tanpa pamit.
***

Kiara sedang menunggu angkot yang lewat karena tidak ada yang bisa ia mintai antar. Sebenarnya Kiara mau-mau saja kalau Daren kembali menawarinya tumpangan, hanya saja cowok itu tidak ada kabar sejak kemarin. Kebetulan hari ini Kiara latihan teater sengaja di liburkan.

"Cantik, kiw!"

"Yang pake bandana biru, nengok sini dong!"

Kiara mengernyitkan dahi. Di seberang, terdapat segerombolan kakak kelas yang melirik ke arahnya. Kiara sempat menengok beberapa murid yang sama sedang menunggu kendaraan. Hanya dirinya yang memakai bandana biru, tapi ia tidak kenal mereka dan mungkin juga bukan Kiara yang dimaksud.

"Hei, ceweknya Sindu!"

Mengerjap, Kiara akhirnya menatap dengan penuh tanya. Mereka tampak puas karena berhasil menarik perhatiannya. Merasakan sesuatu yang tidak enak, ia langsung membuang pandangan. Jelas sekali dari penampilannya saja Kiara tahu kalau mereka adalah segerombolan siswa yang sering membuat masalah.

Beberapa orang di sebelahnya sudah menaiki kendaraan. Tersisa Kiara dan dua orang lain yang berdiri agak jauh darinya. Kiara merasa gusar ketika salah satu dari mereka bersiap menyeberang dengan tatapan penuh padanya. Dia tidak ingin kegeeran hanya saja-

"Hei!"

Kan? Kiara menoleh pada dua siswi tadi sudah melimpir dengan raut takut. Tinggal dirinya yang tidak sempat kabur.

"Kiara, kan? Yang kemarin pulang bareng sohib gue?"

Kiara tak mengerti dengan ucapan cowok itu.

"Daren."

Kiara tampak terkejut. Penampilan Daren memang tidak rapi, tapi tidak berantakan juga seperti cowok di sebelahnya. Ia tidak menyangka kalau Daren berteman dengan sekumpulan murid yang terlihat menyeramkan.

Go Go Ara! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang