Kamu masih harus berusaha untuk memperjuangkannya.
***Sepasang anak manusia sudah duduk saling berhadapan. Ramainya suasana kantin tak mereka indahkan. Keduanya fokus pada hal yang ingin diucapkan dan didengar.
Kiara menatap kakak kelasnya yang masih sibuk merangkai kata, beralih pada jam di pergelangan tangannya, sepuluh menit sudah berlalu.
Dehemannya membuat Daren mendongkak. "Maaf." Satu kata pertama yang keluar dari bibirnya. Kiara menggelengkan kepala, "Bukan itu yang mau aku dengar."
Daren mengangguk paham. Ia hanya bingung memulai dari mana. "Aku...," Daren menghela nafas. "Awalnya aku deketin kamu cuma buat bikin Sindu sama temennya kesel."
Ternyata dugaan sepupunya benar. Ah, bodohnya.
"Itu semakin menarik saat liat sikap Devan sama kamu, juga sebaliknya. Padahal yang aku tau, dia udah punya cewek."
Perasaan Kiara mencelos, tak menyangka bahwa Daren akan memperlakukannya sebagai alat untuk membuat Sindu dan yang lain kesal.
"Tapi... itu semua gak berlangsung lama," tambahnya lagi. Kali ini tangan cowok itu sudah beralih menggenggamnya. Kiara hendak melepaskan diri mengingat dirinya berada, tapi Daren tak mengijinkan. "Liat kamu yang apa adanya, gimana senengnya kamu cuma karena hal sederhana, itu buat aku sadar kalau aku udah jatuh cinta sama kamu."
Mata Kiara membelalak. Ia tak ingin percaya lagi dengan ucapan cowok itu. Namun, tatapannya yang menyiratkan kesungguhan membuatnya bimbang.
"Kak, tentang cewek itu..." Kiara harus memastikannya untuk mengambil keputusan.
Daren semakin mengeratkan genggamannya. "Kita udah dua tahun pacaran."
"Dia kayaknya baik," ucap Kiara mencari tahu alasan Daren melakukan hal gila seperti ini. Daren mengangguk. "Sangat. Dia dewasa, mandiri, pengertian, dan banyak lagi kebaikan yang gak seharusnya buat aku berpaling. Tapi kesibukan dia dan kebersamaan kita yang... hh kamu tahu selanjutnya gimana."
Kiara tidak langsung merespon, ia malah memperhatikan raut cowok itu yang tampak frustasi. "Kak Daren cuma lagi jenuh sama hubungan kalian."
Daren menggeleng, berusaha mengelak. "Tapi kak Daren bener-bener sayang sama kamu."
Kiara menggigit bibirnya, menahan desakan dalam dadanya. "Aku tau, tapi itu gak sebesar perasaan kakak sama kak Anggun."
"Kiara-"
"Kak Daren, udah ya?" Kiara melepas genggaman cowok itu. "Ini gak bener. Kasian pacar kakak."
"Tapi Kiara, apa kita akan berakhir gitu aja?" tanya Daren lemah. Ucapan kakak kelasnya membuat matanya berkaca-kaca. Kiara juga berat, apalagi mereka sudah begitu dekat. Daren yang selalu datang menghiburnya saat ia terluka karena Devan.
"Kak... kita gak seharusnya kayak gini. Ada hati yang harus kakak jaga." Kiara tidak akan meminta cowok itu memilih. Ia tidak ingin menghancurkan hati seseorang lagi setelah tanpa sengaja membuat Devan meninggalkan Rivi untuknya.
"Aku tau, tapi hh," Daren tahu dirinya telah melakukan kesalahan besar. Bermain-main dengan perasaan seseorang dan malah berbalik menyakitinya.
"Jangan menghianati kepercayaannya kak, karena kalau sampai dia tau ini, mungkin dia akan sangat terluka."
Cowok itu menundukan wajah, tampak merenung.
"Ini belum terlambat. Kak Daren mungkin bisa dengan mudah lupain aku, tapi apa kakak sanggup kehilangan sosok yang udah nemenin kakak bertahun-tahun? Dia juga keliatan cinta banget sama kakak, sedangkan aku? Bahkan aku..." Kiara menggelengkan dengan raut ragu. "Aku gak bisa mastiin, apakah nanti perasaan aku bisa sebesar itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Go Ara! ✔
Teen FictionKiara ingin kembali melanjutkan kisah yang sempat terhenti, sedangkan Devanka bersiteguh bahwa cerita tentang mereka telah lama mati. Kiara ingin memperbaiki rasa sakit yang tak sengaja ia beri. Namun, Devanka sudah merasa tak sudi untuk sekedar men...