Part 11, Kak Daren?

3.4K 292 24
                                    

Jangan datang lagi ketika kamu sudah memutuskan untuk pergi.
***

Devan turun dari boncengan Candra. Kebetulan ia sengaja meninggalkan motornya di sekolah dan meminta cowok itu mengantarnya ke rumah untuk mengambil kostum basketnya yang tertinggal. Hari ini adalah jadwal ekskul tersebut.

"Sore tante!" sapa Candra saat Devan sudah menghilang di balik pintu. Candra memang memutuskan menunggu di luar.

"Eh, kamu Ndra. Kenapa gak masuk?" tanya wanita paruh baya yang kini sedang menyiram bunga kesayangannya.

"Enggak ah, Tan. Di sini aja sambil liatin tante."

Ratih tertawa dengan sahabat putranya yang suka menggombalinya itu. "Kamu bisa aja ya. Pasti pacar kamu banyak."

"Ah, tante. Satu aja gak dapet-dapet." Candra cengengesan. Memang siapa yang mau pada cowok yang jahilnya kebangetan seperti Candra?

"Ndra, kamu kenal sama Ara?"

"Ah? Siapa, Tan?" Candra menajamkan telinganya takut salah mendengar.

"Ara, Kiara."

Candra mematung seketika. Bukan Kiara yang itu, kan? Teman sekelasnya sekaligus pacar Sindu.

"Katanya dia baru masuk sekolah beberapa bulan ini. Seangkatan juga sama kamu."

Tidak. Kenapa mamanya Devan bisa kenal dengan Kiara? Tiba-tiba ingatannya tertuju pada saat beberapa kali ia tidak sengaja mempergoki mereka. Ia pernah melihat Kiara menangis di depan Devan. Candra memang tidak tahu apa yang dicarakan, tapi mereka seperti sedang berdebat. Lalu yang mengejutkannya adalah saat Devan mengusap kepala Kiara yang tertidur di kamar Sindu. Bukannya ia tidak ingat semua itu, Candra hanya terlalu bingung dan memilih berpura-pura tidak pernah melihat apapun.

"Kamu kenal?"

Candra tergagu, "I-iya, Tan."

"Salamin ya dari tante, bilangin juga tante tunggu janjinya yang katanya mau main ke sini."

Candra semakin yakin kalau mereka tidak sebatas kenal. "Em tante kenapa bis-"

"Ma, Anka berangkat dulu ya." Devan keluar dengan pakaian yang sudah berganti. Candra menghela nafasnya. Gagal menguak informasi dari mama sahabatnya. Oke Ndra, masih ada lain kali.

"Ndra, ayo! Malah ngelamun."

Candra mengangguk, setelah pamit pada Ratih ia dan Devan langsung berangkat. Sepanjang perjalanan Candra terus memikirkan mengenai Kiara dan Devan. Jadi, sudah sejauh mana hubungan mereka?
***

"Ki."

"Kiara!"

Cewek yang sedang menghapus tulisan di whiteboard itu menoleh pada Candra yang baru memasuki kelas. Cowok itu bahkan belum menyimpan tasnya.

"Apaan?" tanya Kiara sambil melanjutkan aktivitasnya.

Candra menoleh ke kanan dan kiri, lalu melangkah mendekat. "Ada salam."

"Dari siapa?"

"Mamanya Devan."

Kiara menghentikan gerakannya, Candra memperhatikan seksama pada cewek yang kini membelakanginya.

"Gak mau lo jawab salamnya?" pancing Candra. Cewek itu tak langsung menjawab, malah menyimpan penghapus ke tempatnya. "Bilangin salam balik dari gue."

Candra mengangguk, ia bisa melihat kalau Kiara berusaha menghindari tatapannya. "Oke, entar gue bilangin ke tante Ratih."

Setelah itu Candra berjalan ke mejanya. Kiara sendiri yang tubuhnya merasa gemetar mendudukan diri di kursi guru yang paling dekat, tidak menyangka kalau Candra akan menyampaikan itu. Semoga mama Devan tidak mengatakan hal apapun lagi dan membuat cowok itu curiga.

Go Go Ara! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang