Part 29, You Love Her

3.4K 302 30
                                    

Aku lelah melihatmu berpura-pura
***

Kiara keluar dari kelasnya karena baru selesai piket mendesah pelan. Hujan yang turun satu jam lalu belum juga reda. Suasana koridor sudah mulai sepi karena bel sudah berbunyi lima belas menit lalu. Sindu tidak bisa dihubungi dan sepertinya tidak ada pilihan selain pulang seorang diri.

Kiara menuruni tangga perlahan, langkahnya terhenti melihat dua orang yang sedang berbicara serius. Kiara bisa saja melewati mereka karena tidak ada jalan lain, tapi pembicaraan mereka membuatnya terpaku.

"Tapi aku gak suka kamu deket-deket dia!"

Cowok di depannya menghela nafas lelah, lalu mengangkat tangannya untuk menyentuh bahu pacarnya. "Vi, aku udah jelasin berkali-kali, kenapa kamu gak ngerti juga?"

"Itu karena apa yang kamu bilang gak sesuai sama kenyataannya."

"Gak sesuai gimana?" tanyanya menatap dalam, "kalau aku deket sama dia, salahnya di mana? Kenapa kamu jadi cemburuan kayak gini?"

Kiara masih memperhatikan keduanya. Ia tahu siapa cewek yang mereka bicarakan.

"Itu karena sikap kamu ke dia beda," potong Rivi membuat Devan terhenyak, sebelum cowok itu berusaha bersikap normal. "Dia... dia udah kayak adik aku."

Tanpa sadar tangan Kiara mengepal.

"Adik? Bahkan dia seangkatan sama kita, Dev. Kamu tuh-"

"Vi udah ya? Aku capek, kamu juga capek, kan? Akhir-akhir ini kita sering banget bertengkar," potong Devan. Cewek di depanya malah mendengus kasar. "Kamu selalu aja kayak gini, ngalihin pembicaraan."

"Vi-"

"Kenapa kamu terus bohong?" tanya Rivi cepat. "Kamu pikir aku gak tau kalau kalian pernah deket sebelumnya?"

Mata Devan tampak melebar. Namun, tak ada yang keluar dari bibirnya.

"Kalian pernah pacaran, kan?"

Seharusnya Devan menggeleng dengan cepat, tapi cowok itu terlihat kesulitan menjawab. Devan malah menghela nafasnya lagi. "Dari mana kamu tau kalau kita pernah deket?"

Rivi tersenyum miris, Devan berusaha mengalihkan perhatian. "Tinggal jawab aja, iya atau enggak kamu pernah pacaran sama dia?"

Suara tegas Rivi yang sarat akan emosi membuat Kiara kembali mundur. Seharusnya ia segera pergi dari sana, tapi keinginannya lebih besar untuk mengetahui apa yang akan Devan ucapkan.

Cowok itu memejamkan matanya sejenak, hendak mengatakan sesuatu. Namun, korneanya menangkap sosok Kiara yang berdiri tak jauh darinya.

"Jawab Dev!"

Devan bergeming. Hal tersebut membuat Rivi mengikuti arah pandangnya dan Kiara tertangkap basah sedang menguping pembicaraan mereka. Tak ada jalan lain. Entah untuk perasaan atau keberadaannya saat ini. Tetap bertahan atau melangkah pergi.

Dengan tubuh gemetar karena dingin yang semakin menyergap, Kiara memberanikan diri mendekat.

"G-gue...," Kiara melirik Devan yang mengisyaratkan untuk tidak bicara apapun. "Gue sama Devan gak ada hubungan apapun. Kita... kita sahabat saat SMP, udah gitu aja."

Kiara tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca. "Devan cinta sama lo."

Kiara harap kedua orang di depannya tak menangkap getaran dalam suaranya. "Yah, Devan cuma cinta sama lo."

Setelah itu, Kiara beranjak melewati mereka. Ia tidak tahu bahwa Devan sempat berbalik, bermaksud untuk mengejarnya kalau saja Rivi tidak menahannya.

Go Go Ara! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang