'Part 9'

11.4K 863 26
                                    

Flame POV
Penjelasan tersebut terus dilanjutkan hingga...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hingga...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selesai lah, masa setengah setengah.🙃

Oke, abaikan.🙃

Teng... Teng... Teng...

Akhirnya bel istirahat berbunyi.
Akhirnya aku bebas dari penjara ini!! Sorakku dalam hati.
Tak disangka, meja kami langsung dikerumuni oleh siswa-siswi lainnya setelah Miss Vynda keluar kelas.

Risih

Itu kata yang pas untuk mendeskripsikan perasaan kami berenam. Belum lagi, mereka melontarkan banyak pertanyaan, yaitu tentang elemen kami yang termasuk langka, fisik kami mengapa diatas rata-rata, dan lainnya.

Tidak satupun dari kami yang menjawab, sampai saat batas kesabaranku habis karena dihujani berbagai jenis pertanyaan, belum lagi perutku yang sudah meminta asupan makanan.

"KUMOHON DIAMLAH!!! Tentu saja semuanya karena takdir." teriak kami berempat serempak, tanpa Xyca dan Styx yang sedari tadi diam.

Mereka semua diam dan tampak berpikir. Ketika aku baru saja akan menerobos kerumunan itu, tiba-tiba mereka ribut lagi mendesak jawaban dari dua orang di depanku.

Lalu, Styx berdiri. Dan kurasakan lagi aura dingin seperti tadi, tetapi kini lebih mencekam. Seketika mereka semua menjadi diam karena ketakutan dengan aura mencekam itu.

Tiba-tiba Styx menggandeng tangan Xyca, bisa kulihat kalau Xyca terkejut tetapi dia tidak menolak. Dia ikut berdiri dan berjalan mengekori Styx. Lalu dia tiba-tiba berhenti di depan pintu.

"Lakukan aktivitas yang bermanfaat daripada mengganggu kami." Kata Styx dingin yang berhasil membuat mereka semua pergi melakukan hal yang lebih bermanfaat. Dengan tegang tentunya. Rasakan kalian😏. Lalu kami menyadari bahwa kami ditinggalkan oleh mereka.

"Hei, tunggu!" Seruku sambil berlari mengejar mereka yang mulai menjauh dan diikuti oleh mereka bertiga.

Flame POV end

***

Xyca POV

Akhirnya kami sampai di kantin. Kantin ini mirip cafetaria. Disini serba modern dan ajaib, kata mereka, sih. Tapi aku tidak tahu alasannya. Jujur saja, aku tidak pernah ke kantin sejak pertama kali masuk akademi ini, jadi ini pertama kalinya.

"Wow! Keren!" Siena menjerit kecil.

"Dasar tidak tahu malu, kau kan sudah pernah kesini. Masih saja bertingkah kekanak-kanakan." Omel Vya risih.

"Namanya juga mengagumi. Terserah padaku dong." Balas Siena tak terima.

"Apapun yang kau putuskan adalah pilihanmu. Tapi jangan di tempat umum gini juga kali. Bikin malu saja. Apalagi kau seorang putri. Sungguh sangat tidak pantas." Kata Vya sambil menggelengkan kepalanya. Sementara yang lain menatap prihatin.

"Ish...ish...ish... Tak patut" ucap Peter sambil menggelengkan kepalanya.

"Ngomong-ngomong, kalian berdua bisa tolong jangan bermesraan di kantin. Banyak yang gosipin lho." Kata Flame sambil melihat aku dan Stee bergantian.

Lalu aku sadar kalau sedari tadi, tanganku masih di pegang Stee. Kami segera memisahkan tangan kami dan memalingkan wajah kami. Kurasakan wajahku memanas.

Galaxyca Academy (End) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang