"Ini mungkin saja pertemuan terakhir di kisah ini, mari bertemu di kisah lainnya."
~Thyr
-
"Aku tahu kau berada dalam dilema yang sulit. Di satu sisi, ayahmu yang memercayaimu, disisi lain, ada teman dan sahabatmu yang mau berteman denganmu tanpa mempedulikan latar belakangmu. Yah, walaupun itu hanya latar belakang karanganmu sebagai anak bangsawan yatim piatu. Tetapi tidakkah kau mendengar suara hatimu? Pikirkan baik-baik, jangan sampai kau menyesali perbuatanmu setelahnya. Aku tak bisa membantumu, karena hanya kau yang bisa menentukan pilihanmu sendiri."
"Mendengar suara hati, ya... Baiklah, aku sudah memutuskannya. Jadi, mari lakukan yang terbaik!"
Semoga aku tak menyesali keputusanku
***
Di ruangan lain, seorang pria juga tengah merasa gelisah. Sementara perinya mengoceh dan mengomeli pria tersebut.
"Mana aku bisa mengatakan hal itu, itu sama saja merusak pertemanan. Kuharap dia menentukan pilihan yang benar, jika tidak, aku terpaksa melawannya, bahkan membunuhnya."
*
.
.
.Malam yang mencekam, daratan bagai lautan darah, bau anyir menyeruak, mayat tergeletak dimana-mana. Sebagian bangunan akademi runtuh, tim healer tak henti-hentinya mendapat tambahan pasien. Walaupun bergelar profesional, mereka membutuhkan waktu setidaknya lima menit untuk menyembuhkan seorang penyihir.
Malam itu, perang tak terelakkan. Langit berubah menjadi merah karena kobaran api. Semua penyihir dan pengajar mempertaruhkan nyawanya demi melindungi pemilik elemen Svedorexazyne.
Sementara itu di dalam sebuah ruangan yang gelap, Gixy menjalankan rencana mereka.
Tiba-tiba pandangan Erden menjadi kosong. Bayangan peristiwa berkelebat di hadapannya. Ya, hanya Erden yang bisa melihatnya. Sesaat kemudian, kesadaran Erden kembali.
"Aku melihat sesuatu!" Erden berseru kencang sebelum melanjutkan, "Takdir telah berubah, diantara kita, tak ada sama sekali pemilik elemen Svedorexazyne!"
***
Di tengah perang, seorang pria yang berperan sebagai pemimpin sedang duduk di atas kereta kudanya. Dihadapannya terhampar prajuritnya dan penghuni akademi yang berperang. Ia duduk dengan wajah angkuhnya, sorot matanya dingin menatap ke depan. Semua penyihir yang ingin menyerangnya tak bisa menggapainya karena halauan prajuritnya.
Tak ada yang menyadari, bulan yang menerangi malam itu, perlahan berubah, yang semula hanya bulan sabit, kini semakin penuh oleh cahaya, dan menjadi bulan purnama.
Namun sesuatu terjadi, seakan waktu terhenti secara mendadak, semuanya yang berada arena perang sama sekali tak bisa bergerak sesuai kehendak mereka. Mereka semua seakan ditarik untuk mundur dan berbaris rapi, berdiri tegak saling berhadapan dengan jarak 5 meter.
Bahkan kepala akademi yang bersama Gixy juga ditarik keluar dari ruangan rahasia mereka dan berdiri berhadapan dengan musuh mereka, Arksword.
Mereka semua memiliki pertanyaan yang sama,
Apa yang tengah terjadi?
Di saat kebingungan melanda, seorang lelaki bersurai hitam keluar dari barisan prajurit penghuni akademi.
Ia menggunakan teknik pengendalian darah! Jika begini terus, bagaimana aku bisa bergerak?
Styx berteriak dalam hati.Pria bersurai hitam itu berbicara, "Maaf karena melakukan ini pada kalian semua, ini salahku, memang salahku. Aku terlambat menyadari hal ini. Aku tak pernah ingin perang ini terjadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Galaxyca Academy (End) ✓
Fantasy[ - ✦༷༷ ༣ཾ྄❥ FANTASY] [ - ✦༷༷ ༣ཾ྄❥ ACADEMY] [ - ✦༷༷ ༣ཾ྄❥ MINOR ROMANCE] Academy yang berada di antara dua planet mungkin terdengar mustahil, tapi tidak bagi para penyihir. Galaxyca Academy, tempat berkumpul dan belajar para witch dan wizard. Mere...