'Part 28'

6.1K 580 10
                                    

"Karena kamu murid baru, ikuti cahaya ini. Dia akan menuntunmu hingga kau bertemu dengan perimu." Ucap Miss Levira sambil membuat sebuah cahaya menggunakan sihirnya.

"Terima kasih, Miss. Kalau begitu saya permisi." Ucap pria itu sambil menunduk sebelum mengundurkan diri.

Ia terus berjalan mengikuti cahaya tadi. Sebelum sesuatu yang berukuran mungil menarik perhatiannya.

*
.
.
.
.
.

Author POV

Pukul 17.30

Kompetisi selesai lebih cepat daripada perkiraan. Tentu saja karena pemain yang bertarung. Mereka sangat cepat menumpas lawan, bagai membalikkan telapak tangan. Ya, semudah itu. Tak perlu menguras tenaga, rata-rata penggunaan tenaga mereka hanya 2 % dari 100 % jumlah tenaga.

Siapa yang ada di dalam otak kalian saat mendengar,-eh, membaca kata 'mereka' yang menang.

Tentu saja mereka si tokoh utama. Sahabat satu asrama itu yang memenangkannya. Sesuai janji, Miss Levira memang memberikan mereka dan partner mereka hadiah masing-masing.

Semua hadiah sudah terbungkus rapi beserta dengan piala. Saat dibuka, ternyata isi bungkusan itu adalah secarik kertas. Walau begitu, keenam murid itu merasa senang bukan kepalang. Pasalnya di kertas itu tertulis bahwa mereka diberikan liburan selama dua minggu untuk kembali ke kerajaan masing-masing. Sementara murid lain, mereka kembali belajar, melatih partner, dan hal lainnya yang telah dikuasai oleh keenam sahabat itu dengan mudahnya.

***

Sementara di kamar asrama lainnya...

Sekarang laki-laki duduk termenung di dalam kamarnya. Ya, nasib murid pindahan memang seperti itu, selalu menyendiri. Akibat tidak memiliki kenalan, ya begitu nasibnya. Miris.

Kamarnya berwarna cokelat terang dengan list berwarna merah menyala di setiap sudut ruangan.

Pikirannya kembali melayang pada saat ia bertemu dengan seorang peri yang kini menjadi perinya. Ya, sosok yang ia temui saat itu ternyata adalah seorang peri yang ingin memprotes kepada Miss Levira. Pasalnya, hanya ia sendiri yang masih belum memiliki tuannya. Tetapi Dewi Fortuna sedang memihak pada dirinya, ia bertemu dengan calon tuannya pada saat dalam perjalanan ke ruang kepala akademi.

Dan berakhirlah keduanya memiliki ikatan.

Sungguh sebuah permulaan yang baik, bukan?

Pikiran pria itu kembali lagi melayang pada saat kompetisi antarpartner yang diselenggarakan pagi tadi.

Matanya menangkap sosok bernetra ungu. Gadis itu, terlihat polos, elegan, manis, dan...

"Cantik..." Gumamnya tanpa sadar, kemudian tersenyum.

Sejurus kemudian, ia sadar akibat ketukan pintu tanpa rasa sabar. Siapa lagi kalau bukan salah satu dari teman asramanya.

"Hei, Erden! Cepat buka pintunya atau kau kami tinggalkan." Teriak salah satu teman asramanya.

"Iya, iya. Sabar Jeff." Ucap pria yang dipanggil 'Erden' sambil membuka pintu kamarnya. Sebenarnya, tanpa mereka temani pun, dia masih bisa ke cafetaria sendiri. Karena dia sudah memiliki perinya sendiri yang setia padanya. Tapi karena ia ingin memperbanyak pergaulan, makanya ia memilih ikut bersama dengan teman se-asramanya.

Galaxyca Academy (End) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang