Saat Siena menoleh kearah yang ditunjuk Isla, ia menemukan...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Gak ada apa-apa tuh. Hanya pohon andkles." Ucap Siena."Memangnya saya ada bilang kalau disana terdapat sesuatu." Jawab Isla.
"Ish, kau tuh kalau ngomong yang jelas, bah. Ndak usah kayak gitu. Ganggu orang jak." Ucap Siena yang kesal.
"Tapi-"
"Udah, aku nggak mau ngomong sama kamu lagi." Ucap Siena lagi.
"Maafkan aku, Flora." Sesal Isla menundukkan kepalanya.
"Oh sudahlah Isla sayang. Jangan sedih, aku bercanda kok." Ucap Siena berusaha menghibur Isla.
"Sungguh? Kau hanya bercanda?" Tanya Isla yang kembali berbinar.
"Yaa.. kuharap." Jawab Siena memalingkan wajahnya, tak yakin.
"Maksudmu tak yakin?" Tanya Isla heran.
"Lupakan saja."
"Oh oke. Siap kapten!" Jawab Isla menggerakkan tangannya membentuk hormat. Siena hanya tertawa kecil, sebentar. Ingat hanya sebentar.
Hening...
Mereka tetap melanjutkan perjalanan, dengan suasana tenang. Tak ada yang berniat untuk memulai percakapan.
"Kita istirahat dulu ya." Usul Siena.
"Ya, tapi dimana?"
Baru saja Siena akan menjawab pertanyaan Isla, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh sebuah suara.
Grooarr!!!
"Lari!" Teriak Siena.
Rencana Siena, mereka akan berlari keluar hutan saja. Tetapi mereka berlari semakin masuk hutan, dan itupun tanpa mereka sadari. Karena otak mereka tidak berpikir dengan jernih saat panik seperti ini.
Setelah dirasa cukup jauh, akhirnya mereka berhenti.
"Kita istirahat disini saja, kurasa lebih baik begitu." Ucap Siena dengan satu tangan bertumpu pada sebuah pohon andkles.
"Ya, kau benar, daripada istirahat ditempat tadi." Sambung Isla menyetujui.
"Woah! Ada banyak bunga Myria disini! Indah sekali!" Pekik Siena.
"Ya, kau benar. Ini indah sekali. Tapi...
...kita tidak melewati taman bunga Myria tadi. Jadi, sudah pasti KITA SALAH ARAH!!!" Jerit Isla panik.
"Oh bagaimana ini? Bagaimana ini?" Racau Isla berputar-putar panik.
"Astaga, Isla." Siena memutar bola matanya malas saat melihat Isla terbang berputar-putar tidak jelas didepan wajahnya.
"Tidak bisakah kau santai sebentar?" Ucap Siena saat Isla tak kunjung berhenti meracau.
"Flora! Bisa-bisanya kau santai di saat seperti ini?!" Celoteh Isla.
"Isla, kemari." Isla menuruti perkataan Siena.
"Apa?" Tanya Isla yang masih kesal.
"Duduklah. Kita kan jarang sekali keluar dari asrama, jadi lebih baik kita nikmati saja kesempatan ini. Kita bisa menikmati keindahan lain dari hutan Glicks selain pohon andkles. Lagipula, kesempatan baik tidak datang dua kali, bukan? Jadi kita nikmati selagi bisa." Ucapan Siena panjang lebar ternyata membuahkan hasil. Akhirnya Isla mau duduk diam.
Diam-diam Siena menghela napas lega. Akhirnya si keras kepala ini mau menurut juga. Pikirnya.
"Flora, disini panas dan silau. Aku pindah keatas pohon itu, ya?" Ucap Isla sembari menunjuk sebuah pohon andkles yang tak jauh dari hamparan bunga Myria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galaxyca Academy (End) ✓
Fantastik[ - ✦༷༷ ༣ཾ྄❥ FANTASY] [ - ✦༷༷ ༣ཾ྄❥ ACADEMY] [ - ✦༷༷ ༣ཾ྄❥ MINOR ROMANCE] Academy yang berada di antara dua planet mungkin terdengar mustahil, tapi tidak bagi para penyihir. Galaxyca Academy, tempat berkumpul dan belajar para witch dan wizard. Mere...