'Part 18'

8.5K 703 16
                                    


Xyca POV

"Tiga hari lagi, saya akan mengadakan sebuah kompetisi. Semua murid diwajibkan untuk berpartisipasi. Kompetisinya adalah...

...pertarungan antarhewan sihir. Dan tentu saja bersama dengan pemiliknya. Pemenangnya akan mendapatkan hadiah." Ucap Miss. Levira.

Semua murid masih diam.

"Baik, mungkin itu saja yang ingin saya sampaikan saat ini. Mengenai peraturan, hal itu akan saya beritahu sebelum kompetisi dimulai. Terima kasih." Ucapan Miss. Levira disambut dengan tepuk tangan kami semua. Lalu Miss. Levira bersama Mr. Heff menuruni podium, beranjak pergi meninggalkan cafetaria.

Sepeninggal Miss. Levira, cafetaria yang kami tempati ini seketika menjadi riuh dan heboh.

"Pasti akan seru!"

"Aku tidak sabar menanti hari itu."

"Kenapa harus berkompetisi?"

"Apa aku bisa menang?"

Dan masih banyak lagi yang kudengar. Bahkan Siena dan Peter juga ikut serta.

"Huh, dasar." Flame mendesah.

"Kenapa?" Tanya Vya.

"Mereka lebay sekali. Jika takut kalah, lebih baik tidak usah ikut kompetisi. Tidak perlu berteriak-teriak seperti ini. Lama-lama telingaku jadi budek." Celoteh Flame.

"Budek? Apa artinya? Bahasa apa itu?" Tanya Vya beruntun. Sementara aku hanya mendengarkan perbincangan mereka tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan Vya. Begitu pula dengan Stee. Dia bagaikan patung berwajah datar dan bisa berjalan.

"Budek artinya congek, kalau kau tidak tahu apa artinya congek, biar kuberi tahu. Arti congek sama dengan pekak. Ingat ya, 'pekak', bukan 'peka'." Jelas Flame.

"Ooh"

"Jawabanmu tidak sesuai ekspektasiku, Vy. Ekspektasi memang tidak pernah sesuai dengan realita. Sayang sekali."

"Kalau begitu, kau seharusnya tidak terlalu berharap agar tidak terlalu sakit saat harapanmu tidak tercapai. Karena sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Contohnya-"

"Iya iya, lain kali aku tidak akan mengulanginya lagi, Vivy teguh." Ucap Flame memotong perkataan yang sebenarnya lebih mirip ceramah untuk Flame.

"Sejak kapan namaku menjadi Vya teguh?" Tanya Vya yang merasa janggal atas nama panggilannya.

"Baru saja." Jawab Flame mengendikan bahunya.

"Biar kutegaskan, namaku Vya Francesca Shorn. Bukan Vivy teguh!" Ucap Vya.

"Iya, Vivy. Terserah padamu saja." Ucap Flame sambil mencubit kedua pipi Vya gemas. Sedangkan Vya mengaduh kesal.

Astaga! Sejak kapan mereka jadi seperti ini?! Apa aku ketinggalan informasi?!

Styx POV

Aku hanya diam memperhatikan interaksi kedua makhluk hidup yang sebenarnya tidak beda jauh dengan Reg (nama panggilan Peter dari Styx) dan Siena. Dan aku melihat Flame yang mencubit pipi Vya.

Dasar pamer! Cibirku dalam hati.

Lalu aku menoleh kearah Rine. Dia yang juga sedang memperhatikan Flame dan Vya langsung melebarkan matanya, seperti tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Dan aku seperti melihat ada sedikit rasa iri(?)

Entahlah, aku tak yakin.

Apa kau juga ingin menjadi Vya?
Ingin sekali aku mengeluarkan pertanyaan itu kepada Rine. Tapi dia sudah tidak memiliki memori tentang diriku lagi.

Galaxyca Academy (End) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang