'Part 29'

6.7K 553 27
                                    

Don't hope too much, because it will hurt you so much.

~Anonymous

////////////////////////////////////////////////////////////

Happy reading!

Erden POV

"Sekarang kita buka segel kekuatanmu." Ucapnya.

Lalu aku mengulurkan tanganku dan menutup mataku. Rasa panas mengalir dari telapak tanganku.

"Sekarang buka matamu, fokuskan pikiranmu, biarkan energimu mengalir." Perintah Miss Vynda. Aku mundur beberapa langkah dan mencoba melakukan apa yang dikatakan oleh Miss Vynda tadi. Tiba-tiba...

"Selamat, elemen utamamu adalah telekinesis. Sedangkan elemen istimewa milikmu adalah wirest." Ucapan Miss Vynda membuatku terkejut.

"S-sungguh?" Tanyaku. Sedetik kemudian, aku merutuki kalimat yang terlontar dengan bodohnya dari mulutku ini.

"Tentu saja. Apa kamu tidak senang?" Tanya Miss Vynda dengan tatapan yang tersirat kebingungan.

"Tentu saja saya senang." Jawabku, berusaha untuk tidak tampak bergetar. Aku tidak nyaman saat berbicara dengan menatap mata seperti ini. Apa mungkin karena aku tidak pernah berinteraksi dengan dunia luar? Atau karena diriku sudah terbiasa untuk menunduk saat berbicara dengan ayahanda? Entahlah.

"Baiklah, kalau begitu kamu boleh kembali. Besok pukul 6, datanglah ke belakang akademi, atau lebih tepatnya di depan Hutan Glicks. Jangan terlambat. Mengerti?"

"Mengerti, Miss."

"Sekarang istirahatlah."

"Baik, Miss." Ucapku sebelum keluar ruangan diikuti Glaze.

***

Author POV

Dikamar lainnya...

"Hei! Vya! Apa saja yang kau bawa untuk besok?!" Tanya Siena setengah berteriak.

"Bisakah kau mengecilkan suaramu? Aku disampingmu. Tidak perlu berteriak." Ucap Vya.

"Eh? Emangnya aku teriak?" Tanya Siena.

"Tentu saja, apalagi namanya kalau bukan teriak?" Tanya Vya balik.

"Menurut kamus besar bahasa Flame, ucapan Siena tadi termasuk kalimat nge-gas." Ucap Flame tiba-tiba.

"Heh, makhluk gaib. Tidak usah mengejutkanku. Lama-lama aku bisa terkena serangan jantung." Kata Vya yang terkejut akibat kemunculan Flame di sampingnya secara tiba-tiba.

"Maaf, Vy. Tak akan aku ulangi lagi deh. Janji." Ucap Flame sambil mengelus tengkuknya yang tidak gatal.

"Awas saja jika kau melanggar janjimu. Lehermu menjadi taruhannya." Peringat Vya dengan nada mengancam.

"Iya, iya."

"Aku tidak membawa apapun. Kita hanya pulang ke kerajaan, semua barangku ada disana. Untuk apa membawa barang? Hanya menyusahkan diri saja." Ucap Vya menjawab pertanyaan Siena tadi dan menghiraukan Flame.

"Oh, baiklah. Terima kasih atas sarannya nona Vya. Kalau begitu aku pamit dulu. Sampai jumpa besok." Ucap Siena sambil bangkit dan berjalan menuju kamarnya sebelum...

"OH! AKU INGAT! AKU ADA BERITA!" Teriak Flame tiba-tiba.

"Semuanya keluar dari kamar masing-masing sekarang!!!" Flame melanjutkan.

Galaxyca Academy (End) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang