9. Kejujuran

1.2K 152 7
                                    

Bel jam istirahat pertama akhirnya berbunyi. Seluruh murid langsung berhamburan ke luar kelas, menyisakan Kyuhyun, Raihan, Jihan dan Seohyun. Jihan melirik Seohyun yang masih sibuk dengan buku catatannya, ia menoleh ke belakang, melihat Kyuhyun dan Raihan yang masih duduk di bangkunya, menyandarkan kepala pada meja. Dahinya mengernyit heran, melihat tingkah kedua temannya yang hari ini terlihat lebih diam. Biasanya jika jam istirahat Raihan akan langsung menghampirinya dan Seohyun untuk sekedar menawarkan ke kantin bersama. Ia juga baru sadar jika Minho belum datang ke kelas mereka.

Seohyun menutup buku catatannya. “Ke kantin, yuk?”

“Tumben?” tanya Jihan, menatap heran sang sahabat.

“Aku gak bawa bekal.”

“Oh, ya udah, yuk,” ia bangkit dari duduknya. “Rai, Kyu, kalian gak ke kantin?” tanyanya, kembali menatap kedua temannya.

Raihan mengangkat kepalanya, menggeleng kecil, lantas tersenyum tipis  pada Seohyun dan Jihan. “Kita lagi nabung. Jadi, gak jajan dulu,” ucap Raihan beralasan.

Kyuhyun masih dengan posisi yang sama, mencibir mendengar alasan konyol yang dilontarkan sahabatnya. Ia tak berniat mengangkat kepala, merasa belum siap untuk berinteraksi dengan Seohyun, mengingat akan kejadian kemarin sore.

“Ayo, Jihan.” Seohyun menggandeng lengan Jihan, melangkah ke luar kelas. Ia merasa ketidaknyamanan saat berada di dekat Kyuhyun. Jujur, ia merasa bersalah atas sikap adiknya pada Kyuhyun. Bahkan, ia cukup sadar jika pria itu juga menghindarinya.

Perlahan Kyuhyun mengangkat kepalanya, menatap ke depan, tepat ke arah bangku milik gadis itu yang kini kosong. Ia sadar, sejak tadi pagi memang dirinya yang selalu mencoba menghindari gadis itu. Ia lirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kanannya, lima belas menit lagi jam istirahat selesai, namun, Minho yang tak kunjung datang ke kelasnya seperti biasa. Sudah dipastikan jika Minho memang masih marah padanya, tanpa alasan yang ia sendiri pun tak tahu pasti apa penyebabnya.

“Kyu, masa kemaren Minho nanya ke gue.... lo suka sama kakaknya apa nggak. Terus gue jawab gak tau aja,” ucap Raihan.

Kalimat yang baru saja dilontarkan Raihan kini sukses membuatnya menatap ke arah sang sahabat dengan raut kaget sekaligus penasaran. Ia berpikir jika apa yang baru saja diucapkan Raihan hanya sebuah gurauan belaka.

“Kemarin..... pas kita habis beli es krim, Minho ngeliat lo sama Seohyun tuh kayak deket banget. Walapun menurut pandangan gue, kalian di situ cuma saling ketawa bareng aja, itu juga ada Rama sama Naira. Jadi, kayaknya biasa aja, gak ada yang istimewa banget soal kedekatan kalian. Tapi, Minho keliatan kayak gak suka gitu,” lanjut Raihan.

Kyuhyun masih diam, otaknya sibuk mencerna setiap kata yang keluar dari bibir sahabatnya. Jadi, apa ini alasan Minho merasa penasaran tentang dirinya yang sudah pernah menjalin sebuah hubungan atau belum? Itu semua karena dia mengira jika dirinya menyukai sang kakak. Belum merasa yakin dengan perasaannya saja, ia merasa sudah ditentang habis-habisan oleh adik dari perempuan yang ia pun masih ragu dengan perasaan ‘suka’ yang dirasakannya.

“Gue tebak kalo lo emang suka sama dia. Iya, kan?” tanya Raihan penasaran.

Raihan menatap Kyuhyun gemas, karena ucapannya tak direspon sedikit pun oleh Kyuhyun. Justru pria itu kini malah semakin diam, seperti sedang memikirkan sesuatu. Padahal ia berharap Kyuhyun menunjukkan reaksi, karena ia pun sangat penasaran dengan kebenaran akan perasaan Kyuhyun terhadap Seohyun.

Teman Masa Lalu (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang