Dengan kondisi dirinya yang sedang hamil besar, semua itu sama sekali tak menghalangi Seohyun untuk melakukan aktifitas pagi harinya di dapur seperti biasa. Bahkan Kyuhyun pun selalu membantunya mengerjakan pekerjaan rumah yang sekiranya bisa dikerjakan oleh pria itu. Sejak kehamilan pertamanya, hingga kini yang keempat. Semua itu dijalani oleh ibu beranak tiga itu dengan senang hati. Walaupun tak memungkiri jika rasa lelah yang dirasakannya akan berkali-kali lipat jauh lebih dari ketika dirinya sedang tidak dalam keadaan hamil.
Di bulan Januari ini usia kandungan Seohyun baru menginjak bulan keenam. Namun tetap saja. Perasaan antusias yang dirasakan oleh Seohyun maupun Kyuhyun tetap terasa sama seperti saat menunggu kelahiran putra pertama mereka. Perasaan senang, tak sabar, sekaligus cemas seakan menjadi satu menemani keduanya saat-saat menantikan kelahiran anak-anak mereka. Dimulai dari Azka, almarhum Arkan, lalu Rara, dan terakhir si bungsu. Tapi tidak tahu apakah bungsu sementara atau justru permanen. Ingat, Kyuhyun ingin memiliki lima orang anak. Jadi masih kurang satu, kan?
Kyuhyun berjalan keluar dari kamarnya dengan melangkahi sebuah pagar setinggi atas lututnya yang terpasang di depan pintu. Ia melangkah menuju dapur di mana sang istri sedang memasak sarapan untuk mereka. "Sayang, kamu masak apa?" tanyanya, memeluk tubuh Seohyun dari belakang seraya mengusap lembut perut buncit itu. Matanya terpejam, lalu menghirup aroma harum dari masakan istrinya yang langsung menyeruak masuk ke dalam rongga hidungnya, dan berakhir dengan perutnya yang berbunyi.
"Sayur sop ayam, plus pakai bakso juga. Kesukaan sayangnya aku," jawab Seohyun, mengaduk masakannya, lalu menutup panci tersebut, lantas berbalik menghadap sang suami. "Oppa pasti udah laper banget, ya? Perutnya sampai bunyi gitu. Maaf ya karena aku baru masak," ucapnya tak enak, mengingat ini sudah pukul tujuh pagi dan dirinya baru memasak.
Kyuhyun menggeleng kecil seraya tersenyum hangat. Tangannya terangkat membelai lembut wajah cantik istrinya yang tak pernah bosan selalu saja membuatnya jatuh cinta. Entah untuk yang keberapa kalinya. Mungkin jika dihitung sudah ratusan, bahkan ribuan. Karena nyatanya, setiap hari ia akan selalu jatuh cinta kepada orang yang sama. Seohyun, istrinya yang sangat ia cintai.
"Kamu tetep maksain buat masak aja aku udah bersyukur banget. Atau bahkan aku yang harusnya ngerasa gak enak. Apalagi tadi subuh tiba-tiba aja kamu mual-mual lagi kayak waktu trimester pertama," ucap Kyuhyun, rautnya cukup menggambarkan betapa khawatir dirinya saat ini.
"Cuma sekedar mual-mual biasa aja, Oppa. Jadi gak usah khawatir, oke?"
Kyuhyun menghela napas panjang, lalu mengangguk paham. "Tapi bener kan kamu udah enakan?"
"Iya. Buktinya aku bisa masakin sarapan buat jago-jagoan aku sama peri kecil kita," jawab Seohyun, tersenyum setulus mungkin.
Entah harus bagaimana lagi untuk menggambarkan betapa beruntung dirinya karena memiliki seorang istri yang begitu hebat seperti Seohyun. Itu lah yang dirasakan oleh Kyuhyun setiap harinya. Atau semua suami di dunia ini pun merasakan apa yang dirasakannya kepada istri mereka?
"Makasih, ya.... Bundanya Azka, Arkan, Rara, sama si bungsu." Perlahan wajah Kyuhyun mendekat ke arah wajah sang istri, lalu mencium bibir mungil itu yang selalu menjadi candu untuknya sejak pertama kali ia merasakannya.
Suara didihan air dari sayur sop yang sedang dimasak sukses menyadarkan Seohyun yang langsung menarik wajahnya menjauh. Ia pun langsung berbalik, membuka tutup panci tersebut, lalu mengaduk-ngaduk sayur sopnya yang ternyata sudah matang, lantas mematikan kompor.
"Gak gosong, kan?" tanya Kyuhyun iseng, bermaksud menggoda sang istri akan kegiatan yang baru saja mereka lakukan di dapur. Terlebih tadi Seohyun terlihat sangat menikmatinya juga. Dasar ibu hamil, pikirnya lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Masa Lalu (SELESAI)
Fanfiction"Pertemuan singkat yang kulalui bersamamu, membuatku percaya akan skenario-Nya yang maha indah." -Cho Kyu Hyun- "Setiap kali mengingat kejadian itu, aku selalu tersenyum geli. Benar-benar merasa lucu dengan kepolosan dua orang anak kecil yang dipert...