40. Anak Titipan Allah

1.2K 139 22
                                    

Hari ini merupakan hari kedua di mana Seohyun dan putra keduanya dirawat di rumah sakit. Kondisinya sudah cukup membaik, bahkan pagi ini ia sudah memompa ASI-nya untuk si bungsu Arkan. Walaupun tak bisa menyusui secara langsung, ia amat bersyukur karena setidaknya ia masih bisa memberikan ASI tersebut pada putra kecilnya yang sampai saat ini belum dilihatnya.

Suster Go langsung merapikan beberapa botol kecil yang sudah terisi ASI dari Seohyun dan akan langsung diberikan pada Arkan. "Kau harus tetap kuat, ya. Walaupun aku tahu, ibu manapun pasti akan merasa sedih karena harus berpisah dengan putranya. Dulu aku pun pernah mengalami hal ini saat melahirkan putra pertamaku. Tapi percayalah, keajaiban Tuhan pasti ada," ucapnya seraya tersenyum hangat pada Seohyun.

"Terima kasih Suster Go," ucap Seohyun, balas tersenyum. Ia begitu bersyukur karena semua staff rumah sakit yang membantu persalinannya mulai dari kelahiran Azka hingga Arkan begitu baik dalam memperlakukannya.

"Dan aku memiliki kabar baik untukmu. Kau sudah diperbolehkan untuk menjenguk putramu, tapi nanti saat jam besuk."

"Sungguh?" tanya Seohyun tak percaya, ia tersenyum dengan kedua mata berkaca-kaca saking merasa senangnya.

Suster Go mengangguk, "Kalau begitu aku pergi dulu, ya," ucapnya, lantas langsung keluar dengan membawa kereta dorong, bergegas menuju ruang NICU untuk memberikan ASI tersebut pada putra dari pasiennya.

Seohyun langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya begitu air mata tak mampu ditahannya lagi, ia merasa tak sabar untuk segera bertemu dengan si bungsu. Pandangannya beralih menatap pintu kamar inap yang kembali terbuka, "Oppa," panggilnya lirih, memandang sang suami yang baru saja tiba.

Raut di wajah Kyuhyun seketika berubah panik begitu melihat sang istri yang sedang menangis, ia pun segera menghampiri Seohyun, lantas menghapus air mata di wajah cantik itu dengan kedua tangannya. "Sayang, kamu kenapa nangis? Ada apa, heum?" tanyanya, cemas.

Seohyun menggenggam tangan sang suami yang berada di wajahnya seraya tersenyum kecil dengan air mata masih membasahi kedua pipinya. "Suster Go bilang kita udah bisa jengukin Arkan."

Kyuhyun mengembuskan napas lega begitu mendengar hal yang membuat sang istri menangis. "Iya, Sayang. Tadi sebelum masuk ke sini pun aku udah dikasih tau sama Dokter Song dan aku gak sabar untuk ngasih tau ke kamunya. Aku kira kamu belum tau."

"Aku udah gak sabar untuk ketemu sama Arkan, Oppa."

"Iya, Sayang. Udah, jangan nangis lagi, ya. Nanti Arkan sedih kalo ngeliat mata Bundanya sembab."

Seohyun menganggukkan kepalanya seraya tersenyum. "Oppa, Azka gak nangis kan waktu dibawa sama Ahra Eonni?" tanyanya, seketika rautnya berubah khawatir saat mengingat putra pertamanya yang harus kembali terpisah dengannya selama beberapa jam ke depan.

"Alhamdulillah, enggak, karena ternyata si kembar juga ikut. Jadi dia langsung main deh, bahkan waktu aku pura-pura mau pergi ninggalin dia, dianya cuek aja main sama mereka," rajuk Kyuhyun seraya memanyunkan bibirnya sebal.

Seohyun tersenyum kecil mendengar cerita sang suami. "Uhh... kasian yang dicuekin sama anaknya sendiri," ledeknya, mencubit pelan pipi sang suami.

"Dicuekin sama anaknya sebentar gak apa-apa. Asal jangan sama Bundanya aja," gurau Kyuhyun, menempelkan kening mereka hingga membuat ujung hidung mereka bersentuhan.

"Ngapain juga aku nyuekin Ayahnya," ujar Seohyun, menangkup pipi sang suami dengan kedua tangannya, lantas tertawa kecil.

Krekkk!

Terdengar suara pintu terbuka, refleks mereka pun langsung menjauhkan wajah masing-masing. Kyuhyun langsung bangkit berdiri, lantas berbalik melihat ke arah pintu. Mereka sama-sama terkejut saat melihat Minho, Raihan, dan Jihan masuk ke dalam ruangan tersebut. Tak menyangka akan kedatangan sang sahabat, terlebih tanpa memberi kabar terlebih dahulu.

Teman Masa Lalu (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang