Dua bulan sudah berlalu sejak kepergian putra bungsunya Cho Daffa Arkana Putra, walaupun seminggu awal dirinya harus merasa kesulitan dalam menjalani hari-harinya karena tiada hari tanpa menangis. Tapi, sang suami dan keluarganya selalu menguatkannya, menekankan padanya bahwa kepergian Arkan bukan salahnya, tapi sudah menjadi kehendak Allah untuk mereka. Terlebih Azka masih sangat membutuhkan perannya sebagai ibu, membuatnya harus bangkit dari kesedihannya.
Seohyun menggantung handuk yang baru saja digunakannya, wajahnya tersenyum begitu melihat pemandangan yang selalu membuat hatinya menghangat. Suaminya yang tertidur telentang, dan Azka yang tertidur tengkurap di atas perut sang ayah. Entah sejak kapan posisi tidur mereka bisa seperti itu, karena sebelum masuk ke kamar mandi tubuh putranya itu masih terbaring di tengah-tengah ranjang.
Seohyun naik ke atas ranjang, mengecup kedua pipi orang-orang yang sangat disayanginya. "Oppa, bangun yuk. Sebentar lagi Subuh," bisiknya di telinga sang suami.
"Lima menit lagi, oke," gumam Kyuhyun dengan mata masih terpejam, lantas menepuk-nepuk bokong putranya.
"Apa Oppa menjamin selama lima menit ke depan Oppa masih ada umur?" tanya Seohyun, menatap wajah sang suami yang kelelahan, mengingat baru tiga jam Kyuhyun tertidur karena harus menyelesaikan pekerjaannya. Ya, sudah dua bulan ini Kyuhyun memilih untuk menyelesaikan pekerjaannya di rumah dengan alasan agar bisa menemani dirinya.
"Sayang, kalo bangunin suami itu yang romantis. Dicium gitu, aku pasti akan langsung bangun. Bukannya dibisikin kata-kata yang serem kayak gitu," ucap Kyuhyun, lantas membuka kedua matanya.
"Aku cuma ngingetin, Oppa." Seohyun mengecup bibir sang suami sekilas, lalu mengangkat tubuh putranya hati-hati dan meletakkannya di tengkah-tengah ranjang. "Katanya mau langsung bangun?"
Kyuhyun tersenyum melihat kondisi sang istri yang semakin membaik, walaupun sesekali dirinya pernah memergoki Seohyun yang menangis di malam hari. "Aku mau ngeliat senyum ini terus setiap harinya," ucapnya, menyentuh wajah sang istri.
Seohyun pun langsung tersenyum manis, kembali mengecup bibir sang suami. "Cepet mandi, kita sholat berjama'ah."
"Mandinya nanti aja, ya. Sekarang masih dingin banget." Kyuhyun bangkit terduduk sambil menggosok-gosokan telapak tangannya. "Kecuali mandinya sama kamu," celetuknya tiba-tiba.
"Aku udah mandi. Jadi, Oppa mandi sendiri. Ayo, sepuluh menit lagi Subuh."
"Iya, iya." Kyuhyun beringsut turun dari ranjang, memakai sandal rumah, lantas langsung melangkah masuk ke dalam kamar mandi.
Seohyun beralih melirik sang putra yang menggeliatkan tubuhnya, lantas tersenyum begitu melihat kedua mata Azka terbuka. "Anak Bunda udah bangun? Mau ikut sholat Subuh sama Bunda dan Ayah, ya?"
Azka langsung mengangkat kedua tangannya, meminta agar sang ibu segera menggendongnya. Seohyun tersenyum kecil, membawa tubuh Azka ke dalam gendongannya, lantas langsung melangkah menuju wastafel yang berada di depan kamar mandi.
"Dingin, ya? Gak apa-apa, biar seger, ya." Seohyun tertawa melihat ekspresi Azka yang menggigil kedinginan begitu tangannya yang basah menyentuh permukaan kulit wajah sang putra.
Krekkk!
Pintu kamar mandi pun terbuka, "Eh, anak Ayah udah bangun," ucap Kyuhyun yang baru saja keluar dari kamar mandi, lantas langsung mengecup kedua pipi gembul Azka.
"Oppa, tolong jagain Azka sebentar, aku mau wudhu."
Kyuhyun langsung mengambil alih sang putra ke dalam gendongannya, lantas langsung melangkah menuju ranjang, meletakkan tubuh putranya di sana. "Azka tunggu di situ, Ayah ambilin peci punya Azka dulu," ucapnya, mengambil peci dan sajadah kecil milik putranya di dalam laci, lantas langsung menggelarnya di samping sajadah milik sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Masa Lalu (SELESAI)
Fanfic"Pertemuan singkat yang kulalui bersamamu, membuatku percaya akan skenario-Nya yang maha indah." -Cho Kyu Hyun- "Setiap kali mengingat kejadian itu, aku selalu tersenyum geli. Benar-benar merasa lucu dengan kepolosan dua orang anak kecil yang dipert...