18. Ketika Kita Bertemu Lagi

1.4K 157 41
                                    

Seongbuk-dong, Seoul, Korea Selatan, (28 Desember 2021)

Seohyun menatap pintu gerbang yang menjulang tinggi di hadapannya, sebuah rumah yang sudah sangat lama ingin sekali dikunjunginya. Dan sekarang ia kembali ke sana setelah memikirkannya baik-baik. Dengan bermodalkan ingatan masa kecilnya yang masih mengingat dengan jelas letak rumah lama yang pernah ditinggali sang ayah dulu sewaktu tinggal di Seoul, membuat Seohyun tak terlalu kebingungan untuk sampai di sana. Walaupun terdapat beberapa perubahan kecil dari terakhir kali ia datang ke tempat itu.

Seohyun mengembuskan napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya yang tiba-tiba merasa gugup tak karuan. Tangannya terangkat hendak memencet bel, namun ia langsung mengurungkan niatnya begitu saja, kembali menurunkan tangannya yang melayang di udara. Perasaan ragu itu kembali menguasainya, hal-hal yang ia khawatirkan sejak dulu kembali menghampirinya. Bagaimana jika orang itu tak mengingatnya? Bagaimana jika orang itu tak lagi tinggal di sana? Sekelumit pertanyaan langsung bermunculan di kepalanya.

Seohyun memejamkan matanya, berjongkok meletakkan sebuah kotak yang sejak tadi dibawanya di depan gerbang itu. Ia bangkit berdiri, kembali menatap rumah itu untuk terakhir kalinya, sebelum benar-benar pergi meninggalkan rumah itu. Maaf, aku terlalu takut untuk bertemu denganmu. Semoga saja kau masih tinggal di sini, dan menemukan kotak itu. Setidaknya kau tahu bahwa aku berniat menepati janji yang kita buat dulu, batin Seohyun. Ia berbalik melangkah menjauh dari rumah itu, membiarkan ingatannya kembali pada kejadian 18 tahun yang lalu. Biarkan semua itu menjadi cerita untuk kisah hidupnya, pertemuannya dengan sosok anak laki-laki itu.

Selang beberapa menit setelah kepergian Seohyun, seorang penjaga keamanan rumah tersebut keluar setelah mengecek cctv yang terpasang di depan gerbang. Ia melihat sebuah kotak yang tergeletak di bawah, lantas langsung membawanya ke dalam setelah memastikan tidak ada orang di luar sana.

"Tuan muda," panggilnya pada seseorang yang hendak masuk ke dalam mobil, ia berlari kecil untuk menghampiri tuan mudanya.

"Ada apa Ahjussi?" tanya Kyuhyun, kembali menutup pintu mobilnya.

"Tadi ada seorang gadis yang meletakkan ini di depan gerbang. Gadis itu mengenakan jilbab, dia berdiri cukup lama di luar, namun langsung pergi begitu saja setelah meletakkan kotak ini di depan gerbang," jelas Kim Ahjussi, menyodorkan kotak tersebut pada Kyuhyun.

"Apa Ahjussi bertemu langsung dengannya?"

"Tidak. Itu pun aku baru mengetahuinya setelah mengecek cctv."

Kyuhyun mengangguk paham, ia pun membuka kotak berwarna biru muda itu. Matanya membulat dengan mulut sedikit terbuka saat mendapati sebuah jilbab kecil berwarna biru muda milik sang kakak yang dulu ia pinjamkan pada gadis kecil itu. Wajahnya terangkat kembali menatap Kim Ahjussi dengan raut serius.

"Kapan gadis itu pergi?" tanya Kyuhyun tak sabar. Benarkah gadis kecil itu kembali mengunjungi rumahnya? Satu pertanyaan itu berputar di kepalanya.

"Sekitar lima menit yang lalu."

"Baiklah, terima kasih, Ahjussi. Aku titip ini sebentar." Kyuhyun langsung berlari ke luar rumah, langkah kakinya terhenti begitu sampai di luar, tak tahu harus mengambil jalan ke kanan atau ke kiri. Ia pun akhirnya mengambil jalan ke kiri, di mana arah menuju halte bus berada. Hatinya tak berhenti-henti memanjatkan doa agar gadis itu masih berada di sekitar sana.

Seandainya tadi ia keluar rumah lebih cepat, pasti ia sudah bertemu dengan gadis itu sebagai sosok anak laki-laki yang sangat ingin ditemui kembali oleh Seohyun. Sungguh, sudah lama ia menunggu hari ini tiba, ketika takdir membawa langkah kaki gadis itu kembali ke rumahnya untuk menemui dirinya lagi. Sehingga mereka bisa menepati janji yang dulu pernah mereka buat.

Teman Masa Lalu (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang