P.S. Penggunaan bahasa baku artinya sedang bicara dalam bahasa Korea.
______
Seongbuk-dong, Seoul, Korea Selatan, (28 Desember 2003)
"Kenapa kau menutup kepalamu?" tanya seorang anak laki-laki, dia terlihat heran dengan gadis kecil di hadapannya.
"Pasti kepalanya botak, makanya dia menutupinya," celetuk salah satu temannya. Mereka tertawa mendengarnya.
"Jangan dilepas!" sergahnya.
Beberapa orang anak kecil yang mengganggunya sama sekali tidak menghiraukannya. Mereka tetap berusaha melepas kain yang dikenakan di kepala gadis kecil itu secara paksa. Mereka merasa sangat penasaran, tanpa tau apa yang sebenarnya menutupi kepala gadis kecil itu.
"Ya! Rambutmu panjang, kenapa kau menutupinya?" tanyanya, terheran.
"Dasar aneh! Ayo kita pergi," mereka langsung melenggang pergi begitu saja, membawa kain yang tadi digunakan gadis kecil itu.
"Mah, aku takut," tubuhnya jatuh terduduk di atas aspal, mendekatkan kedua lutut pada dadanya, menyembunyikan wajahnya.
Samar terdengar isak gadis kecil itu.
"Kau tidak apa-apa?"
Gadis kecil itu mendongakkan kepalanya, menatap heran sosok asing yang kini berjongkok di hadapannya.
"Jangan menangis," ucap anak laki-laki itu. Ia mengeluarkan sapu tangan kecil dari saku celananya, menghapus air mata gadis kecil di hadapannya.
"Mereka mengambil jilbabku," jelasnya.
"Noona-ku punya banyak jilbab, kau bisa meminjamnya. Ayo, ikut aku!" ia genggam tangan kecil itu, menuntunnya untuk ikut masuk ke dalam sebuah rumah di hadapan mereka.
"Tunggu di sini sebentar, ya."
Gadis kecil itu hanya mengangguk menurut. Ia melihat sebuah ayunan kayu yang terikat pada pohon besar, ia pun berlari dan duduk di ayunan tersebut.
"Ini, pakailah," ucap anak laki-laki itu, menyodorkan sebuah jilbab kecil berwarna biru muda milik kakaknya.
"Terima kasih," gadis kecil itu menerimanya, segera ia pakai jilbab itu. Ia tersenyum senang, tangannya sibuk membenahi rambutnya yang sedikit keluar.
"Aku juga sering bermain ayunan bersama Noona-ku," jelasnya, menyadari jika gadis kecil di hadapannya itu sedang bermain ayunan. "Mau aku dorongkan ayunannya?" tawarnya.
Gadis kecil itu mengangguk antusias, mengiyakan tawaran anak laki-laki itu.
Tawa kecil dari kedua anak kecil itu memecah keheningkan siang hari yang sangat sepi. Hembusan angin yang meniup pohon besar itu mengalun indahnya, menyempurnakan suasana yang terasa menyenangkan untuk keduanya.
Sepasang mata bulat milik gadis kecil itu seketika membulat, saat penglihatannya menangkap sosok wanita dewasa yang berdiri di depan gerbang rumah itu yang sedikit terbuka. Ia langsung menghentikan ayunannya, berlari menghampiri sosok wanita tersebut.
"Mamah," panggilnya, tersenyum lebar menatap sosok wanita yang merupakan sang ibu.
"Sayang, kamu ke mana aja? Mamah dari tadi nyariin kamu," ucap ibunya, khawatir. Ia berjongkok, menyamakan tingginya dengan putri kecilnya.
"Aku lagi main ayunan sama teman baru aku. Itu dia," ia menunjuk anak laki-laki yang baru saja dikatakan sebagai teman barunya itu.
Sang ibu tersenyum melihat anak laki-laki itu, kembali ia tatap putrinya lagi. "Kita harus pulang. Sekarang kamu pamit dulu sama teman kamu itu."
"Tapi aku masih mau main sama dia, Mah," rajuknya, wajahnya yang semula dihiasi senyuman kini berubah sedih.
"Besok kan bisa main lagi," ucap sang ibu, menyadari raut kekecewaan putri kecilnya.
"Beneran, Mah?" tanyanya antusias.
"Iya, Seohyun-ie."
Gadis kecil itu kembali tersenyum menatap sang ibu. Ia berlari menghampiri anak laki-laki yang sejak tadi hanya berdiri di dekat ayunan, memperhatikannya dengan sang ibu dari kejauhan.
"Aku harus pulang sekarang. Apa besok aku boleh bermain ayunan lagi bersamamu?"
"Tentu. Janji, ya?" ucapnya setuju, ia mengacungkan jari kelingkingnya.
"Janji!" ucap Seohyun, menautkan jari kelingking mereka.
"Ini untukmu saja. Jika kau menangis lagi, kau bisa menghapusnya dengan sapu tangan ini."
Seohyun menerima sapu tangan tersebut. "Terima kasih. Aku pergi dulu, ya. Pai-pai!" ucapnya berpamit, melambaikan tangannya.
Anak laki-laki itu berlari keluar rumahnya, ekor matanya terus memperhatikan langkah gadis kecil itu yang semakin menjauh.
"Kyuhyun-ie, sedang apa di luar?"
Kyuhyun membalikkan tubuhnya, menatap sang ibu yang kini ikut berdiri di sampingnya.
"Eomma, gadis kecil itu temanku." Kyuhyun menunjuk ke arah sosok Seohyun yang berjalan semakin menjauh.
"Benarkah?" tanyanya, menatap antusias putra kecilnya.
Kyuhyun mengangguk, "Tadi dia menangis, karena jilbabnya dilepas oleh anak-anak nakal. Lalu aku meminjamkan jilbab milik Ahra Noona. Eomma tidak marah, kan?"
Sang ibu tersenyum lebar mendengar cerita putranya itu. "Kau baru saja menolongnya, mana mungkin Eomma marah padamu."
"Besok dia ingin main ayunan bersamaku lagi."
"Kalau begitu Eomma akan membuat makanan yang enak untuk teman barumu itu."
"Es krim juga, ya, Eomma?" tawar Kyuhyun.
"Tentu," ibu Kyuhyun menyetujui. "Jadi siapa nama teman barumu itu?"
Kyuhyun terdiam sejenak, tersadar jika mereka belum sempat berkenalan. Ia menepuk jidatnya lucu, "Aigoo... aku lupa menanyakannya."
Sang ibu tertawa kecil, mengacak rambut putranya gemas. "Kalau begitu, besok jangan sampai lupa menanyakannya. Masa nama teman sendiri tidak tahu."
Kyuhyun hanya tersenyum lebar, menanggapi ucapan ibunya.
.
.
To be continue..
.
.
Assalamu'alaikum temen temen 🤗
Perkenalkan, aku Iteza Nichy~
Ada yang udah kenal aku?? 😀Ini ff pertama aku setelah 3 tahun lamanya vakum dari dunia penulisan. Maaf jika cara penulisan aku membosankan dan mungkin sulit dimengerti. Ini pasti efek udah lama gak nulis, jadi berasa kaku banget 😩
Ini ff SeoKyu beda dari yang lain, kan?? Sebenernya sih aku terinspirasi dari lirik lagunya Anandito Dwis - Ta'aruf.
Gatau kenapa tiba2 aja kepikiran buat cerita kayak gini dengan cast Kyuhyun dan Seohyun. Pecayalah, jiwa shipper aku belum redup. Makanya aku pake mereka di ff aku ini 😂
Maaf kalo ide cerita ini gak bisa diterima sama akal pikir kalian. Ini baru prolog lho ya, tapi kenapa panjang banget ya 😅
Kalo kalian berminat baca karya aku ini, aku akan lanjut, hehe..Jangan lupa untuk vote, comment, dan share ke temen-temen kalian yang lain, yaaa. Gomawoyong~~ 😄
✏ itezanichy
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Masa Lalu (SELESAI)
Fiksi Penggemar"Pertemuan singkat yang kulalui bersamamu, membuatku percaya akan skenario-Nya yang maha indah." -Cho Kyu Hyun- "Setiap kali mengingat kejadian itu, aku selalu tersenyum geli. Benar-benar merasa lucu dengan kepolosan dua orang anak kecil yang dipert...