Udara yang terasa semakin dingin membuat tidurnya tak nyaman, padahal penghangat ruangan sudah dinyalakan sejak tadi. Perlahan kedua mata Seohyun terbuka, matanya mengerjap beberapa kali saat tak menemukan keberadaan sang suami di sampingnya. Ia pun langsung bangkit terduduk, kembali menatap tempat tidur di sampingnya yang entah sejak kapan kosong.
"Oppa...," panggil Seohyun, beringsut turun dari ranjang, lantas memakai sandalnya. Ia melangkah nenuju kamar mandi, namun tak juga menemukan keberadaan sang suami. Ia pun segera keluar dari kamarnya, lantas melangkah menuju sebuah ruangan di mana sang suami akhir-akhir ini sering menghabiskan waktunya di tengah malam seperti ini.
"Oppa," panggilnya kembali, melangkah menghampiri sang suami yang sedang duduk di kursi kerjanya sambil menatap layar laptop, namun pandangannya terlihat kosong, terbukti saat dirinya masuk pria itu sama sekali tak menyadari kehadirannya.
Cup~
Kyuhyun terkesiap saat merasakan pipinya baru saja dikecup oleh seseorang, lantas ia pun langsung menoleh ke samping dan mendapati sang istri kini tersenyum padanya. "Sayang, kok bangun?" tanyanya, tersenyum kecil.
"Iya, aku kebangun karena ngerasa kedinginan. Dan ternyata sumber kehangatan aku gak ada di samping aku," rajuk Seohyun, dengan raut cemberut yang dibuat-buatnya, dan justru terlihat menggemaskan.
"Uhh... kasihan istri aku. Sini duduk... nanti aku peluk." Kyuhyun menepuk-nepuk pahanya, meminta agar sang istri untuk duduk di pangkuannya.
Seohyun menggeleng kecil, ia cukup sadar diri dengan bobot tubuhnya saat ini. "Kita ke kamar aja, yuk. Ini juga udah malam. Gak biasanya juga kamu ngerjain pekerjaan kantor di rumah, biasanya kamu paling gak suka kayak gitu, karena kamu bilang selama di rumah itu waktu kamu cuma untuk keluarga."
"Iya, nanti kita ke kamar. Tapi kamu duduk dulu di sini.... ada hal yang mau aku omongin sama kamu," ujar Kyuhyun, dengan raut berubah serius.
Seohyun tak mau ambil pusing, ia pun segera memposisikan tubuhnya duduk di pangkuan sang suami, kedua tangannya melingkar di bahu Kyuhyun sambil menyandarkan kepalanya di bahu kiri sang suami. "Emang mau ngomongin soal apa? Kayaknya cukup serius," ucapnya, kembali mengangkat kepalanya, lantas menatap wajah sang suami.
"Aku mau tanya.... penghasilan aku selama ini cukup gak sih untuk memenuhi semua kebutuhan kamu?" tanya Kyuhyun, memeluk tubuh sang istri, memastikan jika istrinya aman berada di atas pangkuannya dengan kondisi hamil seperti ini.
"Hmm.... lebih dari cukup. Aku bahkan bisa menabung untuk keperluan bayi kita setelah lahir nanti."
"Makasih, ya. Aku benar-benar bersyukur karena punya istri kayak kamu yang bisa mengatur keuangan dengan baik."
"Itu udah jadi tugas aku sebagai seorang istri. Aku gak mau menghambur-hamburkan uang di saat suami aku begitu bekerja keras di luar sana untuk mencari nafkah, bahkan akhir-akhir ini kamu sering lembur," ucap Seohyun dengan nada manja, karena dirinya merasa kesepian setiap kali sang suami pulang di saat dirinya sudah terlelap.
"Maaf, ya. Semua ini aku lakuin untuk kalian," ucap Kyuhyun mengusap pipi sang istri, lantas beralih mengusap lembut perut buncit istrinya yang terbalut cardigan. "Assalamu'alaikum. Ppoppo-ya, maafin Ayah ya, karena akhir-akhir ini Ayah sibuk banget sama pekerjaan Ayah. Makasih juga karena selama Ayah kerja kamu ngejagain Bunda dengan jadi anak baik. Bunda bilang kamu gak terlalu sering nendang-nendang lagi."
Seohyun tersenyum melihat interaksi sang suami dengan bayi mereka yang masih berada di dalam kandungannya. Ia tak mampu berkata-kata lagi setiap kali melihat pemandangan itu yang selalu membuat hatinya menghangat. "Oppa, dulu almarhum Papah pernah bilang kalo Papah akan mastiin aku menikah dengan laki-laki baik yang bisa menjaga dan membimbing aku. Dan Alhamdulillah, Allah mengabulkan doa Papah dengan mengirim Oppa ke kehidupan aku sebagai suami yang begitu pengertian dan penyayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Masa Lalu (SELESAI)
Fanfiction"Pertemuan singkat yang kulalui bersamamu, membuatku percaya akan skenario-Nya yang maha indah." -Cho Kyu Hyun- "Setiap kali mengingat kejadian itu, aku selalu tersenyum geli. Benar-benar merasa lucu dengan kepolosan dua orang anak kecil yang dipert...