Tak terasa waktu berjalan dengan begitu cepat. Sudah sembilan bulan berlalu sejak kelahiran Azka, putra pertama mereka. Dan sudah enam bulan mereka tinggal terpisah dari kedua orang tua Kyuhyun atas keputusan yang mereka buat setelah Kyuhyun memberi kejutan pada sang istri yaitu sebuah rumah sederhana dengan halaman cukup luas agar anak-anak mereka bisa bermain di sana, sesuai dengan keinginan Seohyun. Dan dirinya yang mendesain langsung rumah tersebut, bahkan turun tangan dalam memantau pembangunannya.
Walaupun di awal tak mendapatkan izin dari ibu Kyuhyun, karena beliau merasa khawatir jika Seohyun harus tinggal berdua dengan sang cucu selama Kyuhyun bekerja, telebih saat itu usia Azka baru menginjak beberapa hari. Hingga akhirnya di usia ke tiga bulan barulah Hanna mengizinkan mereka untuk tinggal terpisah, terlebih jarak rumahnya tidak terlalu jauh.
Rutinitas pagi yang selalu sama setiap harinya, namun sama sekali tak terasa membosankan. Terlebih Azka mulai cerewet, menggumamkan kata-kata yang sama sekali tak dimengerti oleh kedua orang tuanya, dan semua itu justru menjadi penghibur tersendiri untuk ayah dan ibunya.
Seohyun bangkit dari duduknya setelah si kecil selesai menghabiskan sarapannya yang selalu berakhir dengan belepotan kemana-mana. Sudah seminggu ini dirinya membiarkan sang putra menyuapkan makanannya sendiri untuk belajar menggunakan sendok agar menstimulasi motorik halus dan motorik kasarnya. "Oppa udah selesai?" tanyanya, melirik sang suami sekilas.
"Udah," jawab Kyuhyun, mengambil tisu basah, lantas membersihkan bubur yang belepotan di wajah tampan putra kecilnya. "Anak Ayah makin pintar, ya. Udah bisa maem sendiri, hebat Sayang..."
"Oppa, Ahra Eonni ngajakin aku ke supermarket untuk belanja, kebetulan bahan makanan di kulkas juga tinggal sedikit." Seohyun menoleh ke belakang, tangannya tetap sibuk membilas piring kotor bekas mereka sarapan.
"Ya udah, mau aku anterin?"
"Enggak usah, soalnya Eonni mau jemput aku ke sini, sekitar jam delapanan," ucap Seohyun, melirik sekilas ke arah jam dinding, lantas mengeringkan tangannya dengan lap. Lalu ia beralih mengambil beberapa buah stroberi di dalam kulkas, mencucinya hinggah bersih, setelah itu ia potong menjadi beberapa bagian kecil agar dapat dimakan dengan mudah oleh putranya.
"Sepuluh menit lagi, dong. Azka mau kamu ajak? Dia aja belum mandi."
"Makanya aku titip Azka sama Oppa, ya. Oppa gak pergi kemana-mana, kan?" Seohyun meletakkan mangkuk kecil berisi stoberi yang sudah dipotong-potong di atas meja makan putranya, lantas melirik sang suami, menunggu jawaban atas pertanyaannya.
"Enggak, sih. Hari ini kan aku libur." Kyuhyun beralih mengusap kepala Azka saat melihat putranya langsung memasukkan dua potong stroberi sekaligus ke dalam mulut kecilnya, hingga membuat pipi gembulnya penuh, lantas ia pun mencium bibir kecil Azka yang sedikit manyun karena sedang berusaha mengunyah stroberi di dalam mulutnya.
"Kalo gitu aku titip Azka, ya. Sebentar doang, kok. Setelah selesai aku akan langsung pulang."
"Iya, Sayang," ucap Kyuhyun, mengusap lembut kepala istrinya, lantas mencondongkan tubuhnya ke samping kanan, dengan Azka yang duduk di tengan-tengah mereka. "Tapi gak gratis," bisiknya pelan, tersenyum penuh makna.
Seohyun berusaha tak menanggapi bisakan sang suami, perhatiannya pun teralihkan pada ponselnya yang bergetar. "Ahra Eonni udah di depan kayaknya. Kalo gitu aku berangkat dulu, ya. Inget, jagain Azka, bukan jahilin Azka."
"Ya ampun, Sayang. Kamu ngomong kayak gitu udah kayak ke orang lain aja, aku ini Ayahnya Azka, lho." Kyuhyun merasa tak terima saat sang istri memberinya peringatan.
"Ya justru karena kamu Ayahnya Azka, makanya aku ingetin kamu untuk gak jahilin anak sendiri." Seohyun beralih menatap putra kecilnya yang kini sibuk meliriknya dan sang suami secara bergantian, mungkin dia merasa penasaran dengan apa yang baru saja kedua orang tuanya bahas. "Azka, Bunda pergi dulu, ya. Nanti kalo Ayah jahilin Azka lagi, Azka bales dengan poop aja biar Ayah kebauan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Masa Lalu (SELESAI)
Fanfiction"Pertemuan singkat yang kulalui bersamamu, membuatku percaya akan skenario-Nya yang maha indah." -Cho Kyu Hyun- "Setiap kali mengingat kejadian itu, aku selalu tersenyum geli. Benar-benar merasa lucu dengan kepolosan dua orang anak kecil yang dipert...