10. Syafakillah Seohyun

1.2K 149 28
                                    

Jihan terus melirik jam dinding di kelasnya dengan raut khawatir. Lima menit lagi jam pelajaran akan dimulai. Tapi, ia tak kunjung melihat kehadiran Seohyun.

"Assalamu'alaikum," ucap Minho, melangkah menghampiri Jihan.

"Wa'alaikumussalam." Jihan menatap Minho dengan raut bingung. "Kok sendiri? Seohyun mana?" tanyanya.

"Kak Seohyun gak masuk, soalnya dia sakit. Ini surat izin sakit dari dokter. Mungkin selama tiga hari ini Kakak gak masuk," jelas Minho.

Raihan dan Kyuhyun ikut menghampiri Minho.

"Emang Seohyun sakit apa?" tanya Raihan penasaran.

Kyuhyun hanya diam, karena hal yang ingin ia tahu sudah lebih dulu ditanyakan oleh Raihan. Jika ia yang bertanya seperti itu, pasti Minho akan semakin mencurigainya, jika ia memang benar-benar menyukai sang kakak. Berbeda dengan Raihan yang bertindak layaknya seorang teman biasa. Jika saja ia bisa, ia juga ingin bertindak layaknya seorang teman. Tapi, rasanya sulit untuk bersikap akrab dengan seseorang yang diam-diam ia sukai, disaat perasaan canggung itu lebih mendominasi. Semua itu ia lakukan demi menyembunyikan perasaan yang belum halal baginya.

"Sakit tipes. Dari kecil Kak Seohyun emang udah kena tipes. Kalo tipesnya kambuh bisa lumayan lama sembuhnya. Tapi, mudah-mudahan aja dalam tiga hari ini sembuh."

"Aamiin," ucap Raihan, Kyuhyun, dan Jihan bersamaan.

"Gimana kalo nanti habis pulang sekolah kita jengukin Seohyun," ujar Jihan.

"Boleh," ucap Raihan setuju. "Lo mau kan, Kyu?" tanya Raihan, menatap Kyuhyun dengan raut menggoda.

Kyuhyun mendengus mendengar pertanyaan Raihan. Haruskah sahabatnya itu bertanya jika ia mau menjenguk Seohyun atau tidak? Tentu, ia sangat mau.

"Ya, udah. Kalo gitu nanti pulang sekolah aku langsung nunggu kalian di bawah aja, ya?" tanya Minho. "Sebentar lagi bel, kalo gitu aku ke kelas dulu," ucap Minho, langsung berlalu meninggalkan kelas mereka.

Jihan menatap tempat duduk Seohyun yang kini kosong, lantas mengembuskan napas panjang. Selama lima bulan ini, Seohyun selalu menemaninya. Jadi, saat sang sahabat tidak masuk seperti ini, ia benar-benar merasa kesepian. Ia tersenyum saat sebuah ide melintas di kepalanya. Ia mengeluarkan ponsel dari dalam ranselnya, lantas langsung mengetikkan sesuatu di sana.

To : Seohyun
Seohyun, aku sedih denger kamu sakit. Rasanya pengen nangis aja. Cepet sembuh yaa~ aku kesepian gak ada kamuuuu 😢

Raihan mengintip layar ponsel Jihan, lantas langsung terkikik geli setelah membaca pesan yang dikirim oleh gadis itu pada Seohyun. "Lebay! Nangis dari mana coba? Jelas-jelas lagi senyum-senyum gitu," ujar Raihan, mencibir akan kalimat temannya yang terkesan dilebih-lebihkan.

"Suka-suka, dong! Pergi sana!!" Jihan mendengus sebal, lantas langsung mendorong tubuh Raihan secara paksa dengan buku panduan UN yang memiliki ketebalan hampir 1000 halaman itu.

Kyuhyun yang melihatnya hanya menggeleng kecil. Ia lirik sekilas tempat duduk Seohyun, lantas langsung kembali ke tempat duduknya. Meninggalkan Raihan dan Jihan yang masih sibuk berdebat. Bolehkan ia merasa khawatir dengan keadaan gadis itu saat ini?

Perlahan Kyuhyun memejamkan matanya. Ya Allah, angkatlah penyakitnya, berikanlah dia kesembuhan, dan jagalah dia. Aamiin..., batinnya, memanjatkan doa.

Mencintai dalam diam merupakan hal paling sederhana. Namun, sangat luar biasa ketika dirimu mampu menjaga kesucian cinta itu. Perasaan cinta yang tak diungkapkan kepada si dia dengan rangkaian kata-kata manis yang sekedar hanya mampu membuat hatinya terlena dalam sebuah dosa yang tanpa disadari. Namun, langsung diungkapkan kepada Sang Pemilik Hati dalam untaian doa disetiap malammu.

Teman Masa Lalu (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang