Tak terasa di tahun ini usianya telah menginjak tigapuluh empat tahun. Waktu berjalan dengan begitu cepat, terlebih hari-harinya selalu ditemani oleh orang-orang tersayang. Dan ini merupakan kedelapan kalinya ia merayakan hari kelahirannya bersama teman hidupnya. Sang istri tercinta. Dan keesokan harinya, merupakan hari jadi pernikahan mereka yang ketujuh tahun. Hari ini dan besok akan terasa sangat spesial untuk Kyuhyun.
Bukannya tersenyum di hari ulang tahunnya, Kyuhyun justru terlihat cemberut karena gagal merajuk pada sang istri. "Sayaanggg.... boleh, ya?"
Seohyun menggeleng tegas seraya merapikan letak dasi yang baru saja selesai dipasangnya. Ia meraih jas hitam yang tersampir di lengan kirinya, lalu membantu sang suami memakaikannya. "Yang lagi ulang tahun ganteng banget sih," ucapnya, tersenyum menatap wajah tampan itu.
"Kamu tau aku lagi ulang tahun. Tapi aku mau izin gak masuk kerja dulu malah gak dibolehin. Padahal aku tuh mau ngabisin hari spesial ini sama kalian semua," rajuk Kyuhyun manja, melirik sekilas ke arah meja makan di mana putra dan putrinya terlihat asik menikmati sarapan pagi mereka.
"Terus mau bikin anak kamu ikutan ngerengek minta bolos sekolah juga?" tanya Seohyun, tak habis pikir. "Umur Oppa udah tigapuluh empat tahun, lho. Jangan kayak anak kecil gini, ah!"
"Apanya yang kayak anak kecil, sih? Aku cuma mau izin sehari doang."
Gelengan tegas kembali diberikan oleh Seohyun. "Enggak. Pokoknya Oppa harus masuk kerja. Aku kan udah bilang, nanti kita makan malem bareng-bareng. Aku akan masakin makanan kesukaan Oppa. Janji."
Kyuhyun mengembuskan napas kasar, perlahan kepalanya pun mengangguk setuju. "Banyak daging dan sedikit sayur," ucapnya, penuh peringatan.
"Oke, gak masalah. Asalkan setelah itu Oppa harus rajin olahraganya."
Seketika senyum jahil pun terukir di wajah tampannya. Perlahan Kyuhyun mendekatkan wajahnya ke wajah sang istri. "Tapi.... olahraganya sama kamu," bisiknya dengan suara berat.
"Oppaaa!!" jerit Seohyu, mendorong dada Kyuhyun cukup kencang. Ia tidak bodoh, dan dapat memahami dengan mudah maksud dari ucapan suaminya.
"AYAAAHH!! Ayah pasti nakalin Bunda lagi, ya?!" ujar Azka tiba-tiba, menghujami sang ayah dengan tatapan tajam, lalu beralih menatap sang ibu lembut. "Bunda diapain sama Ayah?"
Seohyun menelan ludahnya serat, melirik suaminya sekilas, lalu beralih menatap putra dan putrinya yang kini menatap mereka. "Eum, gak apa-apa kok, Sayang," ucapnya langsung.
"Bener, Bun?" tanya Azka memastikan.
"Iya, Azka Sayang. Emang Ayah mau nakalin Bunda kayak gimana? Ayah kan sayang banget sama Bunda," ucap Seohyun, tersenyum pada suaminya.
Kyuhyun turut tersenyum, merangkul bahu sang istri lembut seraya berjalan ke meja makan. "Tau nih, Azka. Masa Ayah sayang banget sama Bunda kamu gini, tapi dibilang nakalin Bunda."
"Habis tadi Bunda teriak gitu. Kirain Azka Bunda dinakalin sama Ayah," jawab Azka polos, melirik kedua orang tuanya bergantian, lalu kembali menikmati nasi gorengnya.
Kyuhyun menatap heran piring milik putranya yang seingatnya tadi sudah bersih. Tapi kenapa sekarang terisi nasi goreng lagi? "Azka nambah, ya?"
Azka menatap Ayahnya sebentar, lalu beralih menatap piringnya. Dengan santainya ia pun mengangguk, "Iya, Yah. Azka lapeeerrrr banget. Jadi, Azka harus makan yang banyak, biar nanti di sekolah bisa belajar yang pinter."
"Ya ampun. Nanti kamu kekenyangan, terus yang ada malah ngantuk dan tidur di kelas kayak waktu itu," tegur Kyuhyun seraya menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Masa Lalu (SELESAI)
Fanfic"Pertemuan singkat yang kulalui bersamamu, membuatku percaya akan skenario-Nya yang maha indah." -Cho Kyu Hyun- "Setiap kali mengingat kejadian itu, aku selalu tersenyum geli. Benar-benar merasa lucu dengan kepolosan dua orang anak kecil yang dipert...