Tujuh

2.6K 167 2
                                    

Kantia's POV

Sekarang aku sudah duduk di kamarnya, kamar Gusna maksudku. Suara gemericik air terdengar dari ruangan sebelah, saat itu Gusna tengah mandi. Kamarnya hening, gelap, dan terlalu tenang. Sebenarnya kamarnya memiliki jendela, hanya saja ketika aku hendak membuka gorden kamarnya karena gelap, Gusna melarangnya. Katanya dia tidak suka terang, dan tidak suka jika ada sinar matahari masuk ke dalam kamarnya.

Entah sudah berapa puluh kali aku mengumpati dirinya orang aneh dalam hatiku.

Gusna sudah selesai dengan mandinya, kulihat rambutnya basah, mungkin ia keramas. Dia menggunakan baju biru 'you can see', baju jersey basket NBA dengan tulisan 'West', dan celana pendek sepaha. Yang kutahu, saat itu Gusna berpakaian begitu santai.

Sepertinya keanehan Gusna pindah kepadaku, sedari tadi entah kenapa, mataku tidak beralih dari wajahnya. Katanya orang yang sudah mandi itu pesonanya betambah. Sekarang aku percaya, dan sudah kubuktikannya sendiri.

"mau mandi?" tawarnya yang langsung duduk di sampingku.

"malu ah, lagian gue gak bawa baju ganti" ucapku.

Gusna menyeringai " Kenapa mesti malu, kan mandinya bukan sama gue"

Aku memukul pundaknya "maksudnya malu karena mandi di rumah loh"

"Gak usah malu-malu, jangan anggap gue orang lain, karena sekarang gue juga udah gak nganggap loh orang lain"

Aku terdiam. Gusna terlihat sibuk membuka bungkusan makanan yang tadi kami beli di jalan. Hari ini Gusna meneraktirku makan di padang dekat sekolah dan es pisang ijo, katanya semalam dia janji buat bikinin susu, tapi lupa, jadi gantinya dengan es pisang ijo.

"Bentar, aku ambil piring, sendok, sama minum " katanya.

Aku hanya mengangguk, meng-iya-kan perkataannya. Setelah itu tidak berapa lama, Gusna kembali dengan barang-barang di tangannya.

"Dimakan yah" ucapnya sambil memberikan makanan itu kepadaku.

"makasih" ucapku padanya.

"nanti udah makan, kalau mau mandi mandi aja. Gantinya, pake dulu aja baju gue" katanya sambil menyuapkan nasi ke mulut.

Aku mengangguk.

"tapi diem dulu lima menit" ucapnya lagi.

Aku merengut heran "kenapa?"

"katanya kalau udah makan jangan langsung mandi, pamali" setelah itu ia terkekeh.

Aku tertawa, seperti inilah Gusna, guyonannya sederhana, tetapi selalu berhasil membuat perutku terkocok.

Untuk beberapa waktu kami terfokus dengan makanan kami, sesekali entah kenapa, aku suka mencuri pandang untuk melihat wajahnya. Suatu ketika, mataku terfokus dengan ketiaknya. Ya tuhan, wanita macam apa yang membiarkan bulu ketiaknya sepanjang itu.

"Cukur gih bulu ketek loh!" ucapku.

Gusna mengangkat tangannya untuk melihat keadaan bulu keteknya.

"males ah nanti aja, lagian kalau basket juga gue suka dobel pake manset" ucapnya santai.

Aku mengusap wajahku, dan kembali mengumpatinya dengan sebutan wanita aneh. Tetapi sudahlah aku mencoba terfokus lagi dengan makananku.

Tidak berapa lama, kami selesai makan, dilanjutkan dengan memakan espisang ijo.

"loh suka nonton film?" tanya Gusna.

"Suka, sebelum gue suka novel, gue lebih dulu suka film. Bahkan di rumah gue banyak koleksi kaset film"

Gusna mengangguk "lebih suka film atau novel?"

The Time [GirlxGirl] (Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang