Dua Puluh Lima

1.6K 102 2
                                    

Kantia's POV

Hari ini akan menjadi salah satu hari tersibuk dalam sejarah hidupku selama di SMA. Pentas seni untuk angkatan kelas sepuluh akan dilaksanakan malam ini, mulai jam 19.00. Dan kelasku tampil tepat pukul 20.00.

Seharian ini sekolah benar-benar ramai, tampilan kreasi seni dari kelas dua belas hingga kelas sepuluh diharuskan selesai hari ini. Bahkan Gusna semalaman tadi tidak tidur dan baru merebah sekitar pukul enam pagi. Entah apa saja yang dia perbuat.

"Kamu tidur aja, jangan terus-terusan nyuruh aku istirahat. Masih banyak pekerjaan yang belum aku selesain" katanya saat aku terus menerus memintanya untuk merebah di sampingku tadi malam.

Pagi menyambut, biasanya aku akan melihatnya dengan wajah kusut atas tidur nyenyaknya. Tetapi sekarang tidak, dia begitu kusut karena belum tidur semalaman. Tiba-tiba langkahnya terhenti, dia berdiri mematung menatapku seperti orang lilnglung yang sedangkan tanganku masih sibuk menggosok cucian piring.

"Are you oke baby?" aku mulai khawatir akan dirinya.

Gusna menggeleng "I think no, I need relax and want your lips" dia menunjuk tepat di permukaan bibirku.

Gusna memelukku dari belakang.Dadaku meledak, ia selalu saja mengagetkanku, membuat jantungku seringkali hampir lepas dari tempatnya.

"Cuci tangan kamu dulu, terus berbalik" katanya memerintah dengan suara yang serak.

Tanpa menunggu lama, aku langsung melaksanakan apa titahnya. Saat aku membalikkan badan Gusna langsung memeluk tubuhku dengan erat, mengecup bibirku dengan lembut, lalu seketika berubah menjadi lumatan yang panas, hingga akhirnya kami berakhir di sofa dengan tubuhnya yang sudah menindih badanku.

"Ah maaf, aku lagi stres. Aku butuh penenang, dan kamu selalu menjadi penenang terbaikku" Gusna terkekeh lalu beranjak menuju kamar. "Aku mau tidur" lanjutnya lagi.

Dia selalu bertingkah sepolos itu ketika sudah menerjangku, sedangkan aku sendiri belum sadar sepenuhnya. Aku yakin jantungku jatuh di tempat cucian piring barusan. Ah Gusna.

.....................................

"Gus aku berangkat duluan, kelas aku kan tampil lebih awal dibanding kelas kamu" kataku berpamitan.

Gusna beranjak lalu merangkulku. Oh Tuhan ada apa dengan dirinya hari ini, dia selalu saja bertingkah manis hingga membahayakan kesehatan tubuhku yang selalu lemas dibuatnya. "Mau aku anter?" Gusna lanjut mengecup bibirku singkat.

Aku menggeleng "enggak, nanti kamu capek. Aku bawa motor sendirian aja. Lagian kan kamu bilang mau briefing dulu di studio sama temen-temen kamu" jelasnya padaku.

Gusna kembali merangkulku, dengan lebih lama "kalau gitu hati-hati. Ke manapun kamu pergi, kamu harus selalu pulang kepadaku" tuturnya.

Aku balas mengecup bibirnya sekilas, lalu mengecup pipinya. Setelah berpamitan dan menyiapkan semua barang ke dalam tas, aku pergi ke garasi untuk mengeluarkan motor. Gusna masih saja mengekoriku.

"Nanti pas aku tampil nonton ya!" pintaku padanya.

Gusna tersenyum sambil mengacungkan jempolnya "pasti"

Aku mulai menjalankan motorku, sedangkan Gusna tidak henti-henti melambaikan tangannya sambil mengucapkan I Love you dengan bahasa isyarat. Perlahan seiring melajunya motor yang aku kendarai, dirinya hilang dari pandanganku.

..................

Gusna's POV

"Sekarang adalah briefing terakhir. Di briefing kali ini kita gak usah ngehabisin tenaga kayak hari-hari biasanya. Cukup nanya-nanya dan mensingkronkan penampilan takutnya nanti ada yang lupa" Kataku menjelaskan.

The Time [GirlxGirl] (Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang