Gusna's POV
Kantia terlihat asik memainkan beberapa alat musik di ruangan itu, awalnya aku tidak tahu, tetapi ternyata Kantia juga bisa bermain gitar. Katanya kakaknya yang mengajari, tetapi dia tidak ahli, hanya bisa chord dasar. Aku menjawab, bahwa aku juga sama, tidak ahli dan mahir main gitar.
Setelah itu, Kantia mencoba memainkan sebuah bas milikku. Tetapi suaranya malah aneh, seperti suara karet putus yang dipetik. Mungkin kalian bisa membayangkannya. Aku tertawa ketika Kantia melakukan itu.
"Gue gak bisa main bas " katanya.
"Hampir sama kok kayak gitar" ucapku.
Kantia diam, terus fokus dengan bas yang sedang ia pegang.
"Sering-sering yah main ke sini" kataku padanya.
"Pasti, gue bakalan sering-sering buat main ke rumah loh. Mau ajak Dena juga sekalian" katanya.
"Boleh, tapi lebih baik kalau loh aja yang datang sendiri" kataku tanpa menoleh ke arahnya.
"Kenapa?" tiba-tiba kantia menghentikan permainan basnya.
"Biar gue bisa bicara banyak, soalnya yang gue percaya itu loh, bukan Dena" kataku.
Suasana kembali hening. Kantia menghampiriku, menatapku, dan mencubit kedua pipiku.
"Gue usahain buat dateng sendiri" katanya sambil terus mencubit.
Aku mengangguk lemah "Harus" kataku.
Jam dinding di kamarku menunjukkan pukul sepuluh lewat, malam sudah cukup larut. Kantia terlihat sedikit kaget, mungkin karena terlalu asik mengobrol dari tadi waktu pun terasa berlalu begitu cepat.
"Mau pulang aja? Gak bakalan nginep?" tanyaku.
Kantia menggeleng "Enggak ah, kapan-kapan aja, yah"
"Loh pake jaket gue, udah malem, dingin" kataku.
Aku mengambil salah satu jaketku di dalam lemari, dan memakaikannya ke tubuh Kantia. Aku khawatir dia kedinginan, karena malam sudah cukup larut.
"Gue anter pulang yah, di boceng naik motor gue. khawatir kalau seandainya loh pulang sendirian" kataku sambil mengambil kunci motor yang tergeletak di atas meja.
"Gak usah, loh kan masih sakit. Lagian gue juga kan bawa motor" katanya.
"Udah sembuh kok, kan tadi udah loh kompresin. Kalau motor simpen dulu aja di sini, besok pulang sekolah ambil" aku tersenyum kepadanya.
Kantia mengangguk lemah, mungkin sebagian hatinya tidak tega membiarkanku mengantarnya. Tetapi jika dia tetap mengelak, aku akan terus keras kepala. Tadi Kantia juga memaksa untuk mengantar aku pulang. Sekarang giliranku juga, untuk memaksa mengantarkan dia pulang.
"Yuk!"ajaknya.
"Sebentar!" kataku sedikit berteriak.
Kantia menatapku heran"kenapa?"
Aku kembali memeluknya, sebenarnya aku tidak ingin dia pulang. Aku masih ingin dia di sini, menemaniku berbicara, atau sekedar diam tanpa suara.
"Sekali lagi, sebelum pulang, aku pingin meluk kamu" kataku berbisik.
Saat itu, aku tidak menyadarinya. aku kembali berbicara dengan menggunakan kata 'Aku' dan 'kamu' kepada Kantia. Kantia mungkin sedikit terperangah, tetapi tidak berapa lama, ia juga membalas pelukanku. Sama eratnya, sama kuatnya, seperti tidak mau kehilangan.
...................................
Hari ini senin, tepatnya hari yang paling dibenci oleh hampir semua orang. Wajar saja, senin adalah hari pertama mengawali kembali kesibukan dari libur yang telah kita lewati. Ibaratkan kembali mengayuh sepedah di jalan yang menanjak. Berat, dan melelahkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/116341725-288-k609293.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Time [GirlxGirl] (Editing)
Romance#1 in realstory ( 10 September 2019) #1 in musik ( 17 September 2019) Waktu menyimpan segalanya, termasuk kehidupan yang akan kita lalui kelak. Tapi bagaimana jika waktu mempertemukan dengan hal yang belum pernah kita pikirkan sebelumnya, Apakah kit...