Dua Puluh Sembilan

1K 56 7
                                    

Bagaimana bisa aku menulis cerita bahagia, disaat diri ini begitu sedih dan berantakan.

Author's POV

Hampir tiga puluh bagian kisah mereka yang tertulis dengan begitu indah, takdir memang seniman terbaik dalam menulis setiap perjalanan manusia. Film dan sinetron hanya bagian sederhana yang bisa manusia gambarkan tentang perjalanan hidup manusia. Namun ternyata hanya dengan tayangan sederhana itu pemirsa bisa berhasil direnggut emosinya oleh sang sutradara.

Kisah mereka begitu bahagia, dan mereka merasakan puncak bahagia dalam kehidupan hanya saat kantia dan Gusna bersama untuk saling mencintai seluruh rasa dalam hati. Mereka terlalu mabuk, tidak memikirkan hal buruk yang akan terjadi. Alhasil mereka berani memberikan apa yang mereka punya, sebanyak apa yang terkandung dalam jiwanya.

Mereka masih terlalu muda, belum mampu membaca sekenario takdir yang sudah Tuhan persiapkan untuknya. Roda kehidupan benar-benar berputar sedemikian rupa, perlahan nan sempurna. Sesempurna birunya samudera yang dihias elok oleh hangatnya senja.

Hari ini Gusna terlampau bahagia, hari ulang tahun yang ke-enam belas tercatat sebagai tahun-tahun yang membahagiakan baginya. Sahabat baru yang setia, cinta yang didambakan, sekolah impian, dan keluarga yang begitu menyayanginya. Itu menurutnya sekarang, hari ini, di tanggal empat belas Januari. Tanggal tepat enam belas tahun lalu ia lahir kedunia, atas perjanjiannnya dengan Tuhan bahwa ia sanggup untuk hidup.

Walau terkadang beberapa orang bertanya-tanya, "benarkah aku telah menyanggupi kehidupan ini dengan Tuhan?", aku pikir jalani saja. Kamu sekarang hidup bukan tanpa alasan, aku yakin kamu sanggup dengan banyak kejutan di kehidupan ini.

Hidup.

Apa yang sesungguhnya kalian deskripsikan mengenai hidup. Setiap insan pastinya memiliki pendapat masing-masing tentang hidup.

Namun menurutku, hidup adalah peristiwa yang sewaktu-waktu akan sangat jaya sentosa, dan sewaktu-waktu bisa terjungkir hingga seakan hidup dalam pengapnya lapisan kulit bumi. Dirimu terbakar, bahkan untuk bernapas bebaspun rasanya sia-sia.

Ucapan selamat ulang tahun terlontar bagai pelukan hangat bagi Gusna, sedangkan Kantia sebagai penyempurna hidupnya. Bahkan sekarang sudah menjadi bagian penting yang sangat kompleks untuk Gusna. Senyum Gusna tidak pernah pudar saat wanita yang dicintainya selalu berada di setiap waktunya.

Begitupun dengan Kantia, mata Indahnya selalu menatap Gusna dengan penuh arti. Baginya bertemu dengan Gusna, dan menjadi bagian penting dalam hidupnya merupakan mimpi indah yang selama ini dia dambakan. Dia terlarut, dia mencintai Gusna, sampai-sampai dia lupa bahwa ini hanya mimpi indah. Kantia harus bangun dan mempersiapkan diri untuk menyambut sekenario selanjutnya dari Tuhan.

Tidak ada cerita yang benar-benar bahagia, tidak ada kehidupan yang berakhir dengan bahagia. Bagiku itu hanyalah karangan fiktif dalam film-film drama yang sering kali televisi siarkan di kala senggang. Bahkan tujuannya pun agar manusia terlarut dengan apa yang mereka buat, dan melupakan bahwa dunia terasa benar-benar menggoncang kehidupan manusia.

Apapun yang terjadi dengan mereka kedepannya, dalam keadaan hidup ataupun mati, dalam keadaan bahagia ataupun sengsara, kita nikmati saja cerita ini sebagai suatu cara agar dirimu larut dan melupakan segala hal buruk yang pernah terjadi, atau bahkan akan terjadi.

Kamu sudah memilih jalanmu, begitupun dengan mereka. Walau mereka tidak mengiyahkan seperti menyoret pilihan dalam kertas ujian. Namun sesungguhnya perlahan, setiap napas yang mereka hela, mereka telah memilih sebuah jalan. Entah lurus, berkelok, curam, maupun dalam. Kita serahkan segalanya kepada Tuhan yang telah menciptakan takdir untuk melaksanakan profesinya menulis sekenario manusia.

The Time [GirlxGirl] (Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang