Bagian 16: Pengecut

958 101 0
                                    


Masih Flashback kelas X

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih Flashback kelas X

"Ehhh... iya... happy birthday." Daven agak canggung dan bingung dengan apa yang terjadi saat ini. Ia memegang kue ulang tahun Cantika. Cantika tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Benar-benar kado ulang tahun yang paling spesial.

Cantika melangkah keluar. Daven menatap Athala dengan bingung dan Athala memberi kode untuk melanjutkan surprisenya.

"Make a wish, Can," ujar Nessa sambil memeluk sahabatnya itu mencoba menghilangkan ke-awkward-an suasana. Cantika memejamkan matanya dan memohon dalam hati.

"Makasih ya semua!" Cantika mengeluarkan handphone nya dan merekam peristiwa itu. "Makasih ya semuaaa!" ujarnya sambil akhirnya melangkah menuju Athala yang berdiri cengo di pojokan ruangan.

"Happy birthday, Can," jawab Athala pelan. Ia masih memegang kado yang akan ia berikan pada Cantika. "Ini dari... kita."

Ezra mengkerutkan dahinya mendengar itu. Kado itu kan kado personal dari Athala. Entah apa yang membuat Athala berkata seperti itu.

"Ih ini apa sih?" Cantika membuka kadonya. "Ih gajah!" kata Cantika setengah berteriak saking sumringahnya. GAJAH! KESUKAAN GUE!" Cantika memegang kado dari Athala. "Tha! Makasih banyak ya!. Makasih juga semua." Cantika berbalik dan tersenyum ke arah teman teman yang lain. "Duduk di teras luar yukkk. Aduhh bentar ya. Udah pada makan belum?"

Cantika mengajak mereka duduk bersama di ruang depan sambil berbincang dan memakan kue ulang tahun yang sudah ia potong.

Daven menemukan gitar milik ayah Cantika diletakkan di ruang tamu dan meminjamnya. "Minjem ya," katanya pada Cantika. Cantika mengangguk sambil tersenyum. Sebelum ini memang Daven dan Cantika belum pernah benar benar berbincang, paling hanya membicarakan urusan sekolah atau sekedar basa basi. Baru kali ini Daven dan Cantika benar benar berinteraksi.

Anak anak dance yang tau kalau Cantika naksir Daven senyum-senyum dan ketawa-ketawa ala biang gosip. Salah satunya bahkan merekam mereka berdua.

"Eh boleh ngerokok gak sih di sini?" tanya Daven.

"Di deket gerbang aja deh, Ven." Kata Cantika.

"Yuk!" Daven mengajak Ezra dan Athala untuk mengarah ke arah gerbang dan Daven menyalakan rokoknya.

"Cie," kata Ezra sambil menyikut Daven.

Daven hanya tersenyum. "Dia gak make up aja cantik ya," gumam Daven. Ia sedikit terkesima dengan wajah Cantika.

"Tha, Cantika tuh orangnya gimana sih?" ujar Daven menunjukan ketertarikan pada Cantika. Athala diam sejenak dan menjawab. "Ya, orangnya pinter, rajin, agak agak ambis gitu, tapi baik banget sih. Agak bawel aja."

"Nih, Ven. Cewek bawel tuh lucu. Lo percaya sama gue. Gue ahli soal perempuan, lo tau kan gue muridnya playboy paling jago di Jakarta," pamer Ezra. Daven membuang asap ke arah Ezra. "Bacot lu! Emang menurut lo dia gimana?"

(Bukan) Kisah KlasikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang