Bagian 25: Suratku Untukmu

1K 93 11
                                    

Author Note's

Sebelumnya saya mau berterima kasih kepada The Overtunes yang sudah menciptakan lagu Hatimu Sama. Yang udah bikin gue terinspirasi untuk bikin chapter ini. Sungguh lagu ini sangat berarti bagi para pemimpi di luar sana. Mungkin kalian gak baca ini, tapi kalian benar benar mengubah hidup gue dengan musik kalian. Keep on going!

.

.

Di Grup Chat

Cantika: Eh pengumuman remed fisika udah keluar belum sih?

Ezra: Udah

Cantika: Hah? Hah? MANA!

Ezra: Lo remed. Dapet 50. Barusan gue lihat

Rafella: Zra, udah kali boongnya

Cantika: Yang bener dong ah!

Nessa: Belum kok.

Athala: Pada kemana hari ini?

Cantika: Belom ada rencana

Ezra: Nongs kuy!

Ezra: Gabut gue gak jelas

Daven: Jangan ngebokep, Zra

Nessa: Kumpul-kumpul yuk. Gue baru dapet ide nih

Nessa: Di coffee shop aja. Bawa alat tulis, kertas, ama amplop

Cantika: Belajar?

Ezra: Males dah

Rafella: Ampun, Nes.

Nessa: Bukan guys

Nessa: Udah turutin aja dulu. Ide gue keren nih

Daven: Sorean deh

Ezra: Oke, siap siap Raf

Rafella: Gue sendiri aja naik gojek


Di personal chat di saat yang hampir bersamaan

Athala: Can, mau dijemput gak?

Daven: Can, mau bareng gak?


Di coffee shop, sore harinya

Daven memarkirkan motornya dan di saat yang bersamaan ia memperhatikan sebuah mobil sudah terparkir di sana. Ada rasa tidak nyaman di hatinya menyaksikan Cantika keluar dari mobi bersama Athala. 

Athala menyadari Daven berdiri di sana menatap mereka dan menyapa awkward. "Hey, Ven." 

"Nessa mau ngapain sih. Kepo gue," ujar Cantika seakan tidak ada apa apa. Cantika melengos masuk duluan, sedangkan kedua cowok itu melangkah di belakang Cantika. 

Di dalam coffee shop. Nessa sedang berbincang dengan Rafella sementara Ezra asik sendiri chatting sama seorang cewek. "Nah udah lengkap!" kata Nessa sumringah. 

"Emang kita mau ngapain sih, Nes?" tanya Daven penasaran.

"Jadi ini salah satu ide gue untuk social movement. Namanya Suratku Untukmu. Jadi, kita tulis surat untuk diri kita sendiri di masa depan."

"Hah. Gimana gimana?" Ezra mencoba kembali fokus dan meletakkan hp nya. 

"Jadi gini. Kita tulis surat untuk diri kita di masa depan. 20 tahun lagi. Isinya boleh apa aja. Sekedar reminder mimpi-mimpi lo, atau pesan buat diri lo sendiri. Biar pas kita udah tua, kita masih ingat apa cita-cita kita sekarang," jelas Nessa.

(Bukan) Kisah KlasikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang