Bagian 21: Sang Mantan

965 86 11
                                    

Kelas Colombus, Pelajaran Matematika

Ada keunikan dalam penamaan ruang kelas di bimbel tempat mereka belajar. Nama nama ruangannya ditulis dengan menggunakan nama penemu-penemu. Kelas pertama (yang berisi anak anak unggulan) dinamai Archimides, kelas kedua dinamai Bernaulli, kelas ketiga Colombus, dan seterusnya menurut abjad.

Daven, Ezra, dan Rafella berada di kelas Colombus sementar Cantika dna Nessa di kelas Archimides dan Athala di kelas Bernaulli. Daven duduk di satu kursi sebelum pojokan, sementara di sampingnya Rafella dan Ezra asik melakukan hal hal gak penting berdua.

Ezra menulis-nulis iseng di buku Rafella. Rafella awalnya merasa sewot dan gantian nulis "botak asu" di buku Ezra. Daven menggelengkan kepalanya mengetahui kalau jika ini berlanjut, pasti hubungan mereka bakal rumit mengingat Rafella masih memiliki pacar di US.

Daven mencatat beberapa rumus trigonometri ketika ia mendengar pintu kelas terbuka. Daven tidak memperhatikan siapa yang masuk, paling hanya siswa pola hari lain yang mau make up class (ganti kelas karena tidak masuk). Orang itu berjalan ke arah mereka. Ezra mencolek-colek Daven tetapi Daven tidak menggubrisnya karena pasti itu urusan gak penting.

"Permisi," ujar suara cewe yang saat itu ingin duduk di kursi samping Daven, satu satunya kursi yang kosong di sana. "Eh sorry"

Daven mengangkat kepalanya dan mendapati cewek itu sedang tersenyum ke arahnya. "Fanka?"

Fanka duduk di samping Daven. "Sombong banget nih gue liat liat. Gak ada kabar sama sekali," bisik Fanka yang sedikit terkejut melihat Daven mencatat pelajaran. "Jadi anak rajin sekarang?"

"Mencoba," jawab Daven pendek.

"Kemana aja sih ngilang? Gue ama temen temen mau reuni manggung lagi susah juga kalau gitaris nya gak bisa dihubungi," sindir Fanka sambil tertawa kecil. "Tapi gue ngerti kok," tambahnya lagi berusaha tidak menganggu Daven.

"Gue sibuk belajar banget, Fan," jawab Daven diplomatis.

"Dari kelas X sampe sekarang?" pancing Fanka lagi.

Daven menoleh ke arah Fanka dan menambah alasannya. "Sama ngurusin greaser."

"Kalau gak boleh sama nyonya bilang aja kali,"

"EAAAA" Ezra gak kuat menggoda reuni Daven dan mantannya ini. Rafella mencubit Ezra mengingatkannya sebelum Ezra mengeluarkan komentar komentar asal yang malah bikin makin runyam.

"Apaan dah. Kagak. Emang gue sibuk aja," jawab Daven masih tetep cool dan gak mau kelihatan terlalu bucin padahal ya... Fanka, satu kata yang bisa memancing emosi Cantika. Cantika memang posesif tapi ketika berhubungan dengan Fanka sisi posesif itu menjadi berkali kali lipat.

Mereka memilih saling diam satu sama lain sampai kelas berakhir. Fanka mengeluarkan rokok dan bersiap berjalan keluar ketika Daven menyadari ada CD di tas Cantika. "Lo dengerin Voxxes juga?"

"Iya. Gue lagi suka band-band lokal Alt Rock gitu. Gue kenal sama drummernya." Fanka menunjukan CD dari band yang lagunya sedang disetel berulang ulang oleh Daven di mobil.

"Lo belajar tapi jangan lupa nge band lahh. Sama band baru lo juga gak apa apa. Jiwa lo kan di sana," tekan Fanka sambil merapikan buku matematikanya. "And are you okay? You look.... Sad?" gumam Fanka menebak ekspresi wajah Daven.

"Yah gitu dah..."

Saat Fanka sedang menunduk, pintu ruangan Colombus terbuka.

"Ven, makan di luar yuk. Aku bosen jajanan sini," suara Cantika terdengar dari pintu. Cantika mengintip pintu kelas Colombus ketika Kak Ryan, guru matematika mereka sedang keluar ruangan.

(Bukan) Kisah KlasikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang