Bagian 30: Rejected

788 75 6
                                    

"Gue gak dapet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue gak dapet."

"Gue dapet."

Athala dan Ezra membuka pengumumannya di saat yang hampir bersamaan. Badan Athala terasa lemas, tapi entah kenapa ada sedikit rasa lega. Ia bsa menunda pengakuan ke ayahnya kalau ia sebenarnya akan memilih manajemen sebagai jurusan pilihannya. Mungkin keputusan ditolak ini yang terbaik.

Di saat yang sama, Ezra melongo gak percaya. "Gue beneran dapet?"

"Hah?" Rafella mengambil hp Ezra tak percaya. "ZRA SELAMAT!" Rafella seakan lupa bahwa mereka sedang diem-dieman langsung memeluk Ezra. "Ehhh. Thanks," jawab Ezra masih gak percaya.

"Hoki mampus lo anjing!" Daven meninju tangan Ezra.

"Zra, selamat ya!" Nessa dan Cantika pun ikut menyelamati Ezra.

Cantika menatap wajah Athala. "Tha, belajar SBMPTN bareng ya. It's Okay."

Melihat wajah sendu Cantika, Athala menyunggingkan senyumnya berusaha untuk tidak terlihat sedih, memang Athala tidak berharap banyak dan ia masih punya semangat untuk berusaha di ujian tulis.

"Santai, bro." Daven menepuk-nepuk punggung Athala.

"Gue santai. Beneran!" Athala menatap kelima temannya dan mencoba meyakinkan kalau dia oke oke aja. "Gue gak ngarep undangan beneran.

"Gue baru dapet jatah kan, bukan berarti pasti dapet, Tha. Gue bakalan masih tetep belajar bareng lo. Sans my man!"

"Gue sesantai itu. Sumpah. Gue cuman mikir. Semoga bokap gue menganggap ini hal biasa aja sih."

Cantika menggenggam tangan Athala. "You're the stongest and the smartest human being that I've ever seen. So you can get through this. Okay?"

"Cium aje cium...." Ezra memanasi dua sejola tanpa status tersebut. Athala berharap semoga reaksi ayahnya baik baik saja. Toh wajar aja gak dapet jatah undangan. Undangan itu kan bonus bukan target utama.

"Eh ya jangan lupa ya. Besok gue pengumuman kuliah gue di US!" Rafella mengingatkan.

----

"Gak dapat? Kamu kan 50% angkatan! Papa sudah cek ke guru BK kamu kemarin, Ini kamu ada salah masukin data atau gimana?"

Athala duduk di sofa sambil menunduk melihat ayahnya berkeliling dengan gelisah. Sejujurnya nada bicara papanya tidak naik ataupun marah, cenderung lebih ke lelah dan kecewa.

"Aku juga gak tau. Ya namanya gitu kan.... Ada hoki hokian juga pa."

"Kamu juga mepet sih rangkingnya." Taufan duduk dan menutup wajahnya.

Athala heran mengapa papanya yang stress sendiri. "Pa, ini masih banyak jalur lain kan..."

Mama Athala datang dari arah dapur sambil membawakan dua gelas teh susu hangat. "Udah kalian minum dulu." Andita meletakkan dua cangkir tersebut di meja ruang tengah. Athala dan Taufan masih tidak bergeming dan terdiam.

(Bukan) Kisah KlasikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang