Bagian 10: Beba

1.1K 120 8
                                    


Dua hari kemudian ketika Istirahat kedua di kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua hari kemudian ketika Istirahat kedua di kantin.

Zona Kantin kelas XII

"Girls, sorry banget gue harus ngomong." Nessa secara tiba tiba duduk di tengah gerombolan cewek cewek kelas XII. Mereka heran kenapa tiba tiba Nessa ada di sana.

Selama ini posisi Nessa di sekolah bisa dibilang netral. Ia tidak pernah terlalu dekat dengan satu geng tertentu. Ia bagaikan lone wolf yang cenderung main sama semua kalangan. Meskipun ia punya beberapa teman pesonal seperti Cantika dan Athala, tapi ia tidak pernah menjadi bagian dari suatu kelompok tertentu. Mungkin itu juga akhirnya memuluskan langkahnya untuk menjadi ketua OSIS.

Hanya satu orang di sana yang tau arti dari pandangan Nessa saat itu, yakni Cantika. Badannya agak bergetar karena ia tau sebarapa tegasnya Nessa ketika ia sedang marah.

"Temen-temen sorry banget gue pengen ngomong. Dua hari lalu ada laporan insiden sama anak kelas X. Ada apa ya?"

Semua orang melihat ke arah Cantika. Cantika langsung membela dirinya, ia yakin Nessa sudah mendengar itu dari versi anak kelas X. "Lo harus tau cerita dari versi kita juga dong, Nes."

"Makanya gue nanya, Can. Gue gak tau siapa yang mulai, kan? Gue baru dapet kabarnya tadi dari guru-guru"

Semua yang ada di meja itu diam tidak ada yang mau mengakui terlibat langsung di insiden itu.

"Kenapa harus kayak gini sih? Kalau ada yang punya masalah pribadi, emangnya gak bisa diomongin baik baik? Gue tau lo udah jadi senior sekarang, tapi bukan berarti lo bisa berlaku seenaknya gitu, dong. Kalau lo pada bisa nunjukin dengan baik, ya mereka akan respek juga sama lo."

"Omongan lo munafik, Nes," potong Putri salah satu teman Cantika. Cantika melongo karena keberanian Putri memotong Nessa.

"Lo gak tau rasanya jadi kita kan? Emang lo dulu ikut pas kita kelas X dipanggil ama kakak kelas? Gak kan? Kenapa tiba tiba lo bikin aturan kayak gini? Sorry, aja Nes. Lo lebay. Banyak yang masih bisa lo urus. Bikin acara yang bener, kek. Ngapain sih lo mikirin ginian. Simpel aja kok. Itu cewek genitin Daven, terus wajar gak Cantika ngamuk?"

"Tapi gue melihat ada power-relation di sini. Lo pada yang ngerasa punya power sehingga bisa bertindak seenaknya. Kalau itu masalah Cantika sama Sinta, kenapa kalian ikut-ikutan? Kan bisa diselesain sendiri." Nada bicara Nessa tetap tenang meskipun tegas dan sedikit menusuk. Lebih kena daripada nada bicara marah-marah.

"Kesalahan mereka bukan itu aja, Nes. Banyak lah. Bawa make-up ke sekolah. Genit-genit lewat depan senior," timpa Putri

"Yaudah. Bilangin kalau mereka salah. Sebagai kakak."

"Nes. Ini tuh masalah sepele. Ya, cuman bumbu-bumbu masa SMA aja. Ya wajarlah seru-seruan aja. Biar kalau lulus ada cerita buat diketawain aja. Simpel loh. Lo yang bawa ini jadi berat."

(Bukan) Kisah KlasikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang