Bagian 9: Lingkaran Setan

1.1K 113 4
                                    


Dua minggu kemudian

"Hah? Lo ketolak castingnya?" tanya Nessa yang baru bergabung tak percaya mendengarkan curhatan Ezra barusan.

Seperti biasa saat pulang sekolah Nessa, Cantika, Athala, Ezra, dan Daven ngumpul dulu di spot favorit mereka di ujung lorong kelas XII, tepat di depan kelas XII IPA I. Cantika bersandar di bahu Daven sementara Athala dan Nessa duduk di sisi lain. Ezra duduk di tengah menjadi pusat perhatian dari perbincangan ini.

"Biasa aja," jawab Ezra mencoba santai. "Tapi gue dapet peran lain sih."

"Peran apa, Zra?"

"Cowok yang nge-suit-suitin cewek lewat," gerutu Ezra yang akhirnya kesalnya keluar juga.

"Hahahahah, cat calling?" tanya Cantika ngakak. "Cocok sihhh."

"Apanya cocok!" Ezra gak diterima disamain sama mas-mas tukang godain cewek.

Athala mencoba menghibur Ezra. "Udah santai aja. Siapa tau dari situ lo bisa mulai cari koneksi gitu. Koneksi itu penting. Nih kalau kita bisnis..."

"Iya, Tha. Iya. Entar ya ceramah motivasinya.." potong Ezra.

"Tuh dengerin calon calon motivator entrepeneur," timpal Daven sambil menepuk punggung Ezra.

"Nah daripada bete. Jumat ini mending kita nonton diskoria. Gue mau book tempatnya ya. Awas aja gak jadi lagi. Mau gue booking ya. Jumat lo udah balik dari training kan Nes?" tanya Cantika. Nessa mengangguk mengiyakan, "gue training cuman sampe kamis kok" Nessa mewakili sekolah mereka di leadership training yang akan diadakan oleh dinas pendidikan.

Rilla ikut ga, Zra?" tanya Cantika sambil mencatatat guest listnya. Ezra menggeleng. "Udah gak sama, Rilla!"

"Tuh emang lo playboy!" tegur Nessa. Ezra hanya nyengir. "Gue gak playboy, gak sreg aja. Kalau gue lanjutin padahal gak sayang, baru gue brengsek!" bantahnya sambil merogoh ke kantongnya dan menyadari bahwa kabel chargernya ketinggalan di kelas. Ezra langsung ngacir ke kelas sebelum charger nya diambil para pembetak charger kurang ajar. Di kelas mereka apalagi tongkrongan greaser, charger, earphone terutama KOREK pasti gak bertahan lama, pasti ada aja yang ambil. Saat Ezra membuka pintu ia menyadari masih ada Rafella di sana sedang menelpon seseorang. Ketika melihat Ezra datang, Rafella refleks meletakkan teleponnya.

"Eh, gak apa apa, Raf, telepon aja. Gue cuman mau ambil charger."

"Babe, sorry I'll call you later. Love you," ujar Rafella yang langsung sejenak mematikan teleponnya dengan Grayson, pacarnya di US. Rafella mengambil charger Ezra dan melemparnya ke arah Ezra. Ezra dengan sigap menangkapnya.

"Cie, gimana LDR? Masih betah" goda Ezra

"Ya gitu lah. Capek, Zra. Kalo gak gue yang begadang, ya dia yang begadang buat telponan. Gak segampang yang gue kira dulu," Rafella menghela napas mencurahkan perasaanya.

"Kangen ya?" ujar Ezra dengan nada yang sangat simpatik sehingga membuat Rafella sedikit lega. Rafella mengangguk pelan. "Capek juga. Tapi ya mau gimana. Harus sabar. Entar tahun depan gue balik lagi ke sana. Kuliah," ujar Rafella pasrah.

"Mending lo ke US aja liburan akhis semeester. Biar gak kangen. Lo cari om om yang mau bayarin lu! Siapa kek." jawab Ezra asal. "Asal jangan bokap gue ya! Gue masih gak mau manggil lo mama."

"ZRA!! APAAN SIH!" Rafella kesal tapi ekspresi kesalnya lucu. "AMIT AMIT GUE PUNYA ANAK KAYAK LO! YA TUHAN! DIKUTUK APA GUE!

Ezra ngakak. "Udah. Kapan kapan kenalin lah Grayson ke kita. Biar gue punya temen bule."

(Bukan) Kisah KlasikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang