Assalamu'alaikum teman-teman, saran dan kritiknya sangat aku tunggu!.
Perhatian! Baca ceritanya dengan tenang yak, Insya Allah bermanfaat.
😍
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ"Manusia hanya punya satu hati, jika hati itu tersibukkan dengan makhluk, ia akan tersibukkan dari Rabbnya."
-Syekh D.r Abdul Aziz Tharifi Hafidzullah
🌷🌷🌷
Setelah menyelesaikan setoran hafalannya di rumah Ustadzah Faridah bersama Dina yang terpaut usia lima tahun lebih tua. Annisa dan Dina, adalah murid khusus hafalan dengan Ustadzah Faridah, karena sebagian anak panti mengaji bukan menghafal.
Karena perihal menghafal ini hanya minat bukan wajib. Ustadzah Faridah juga guru kajian bagi anak yang sudah duduk di bangku SMP-SMA di panti.
Suasana gang di terangi beberapa tiang lampu, walau masih jam setengah delapan malam serasa jam dua belas malam, harus maklumlah karena rata rata warga disini adalah Pegawai Negeri Sipil.
Keduanya berjalan menuju Masjid yang berada di depan gang, untuk menghadiri acara IRMAS(Ikatan Remaja Masjid), mereka berdua adalah anggota IRMAS.
Walau Annisa tidak mengikuti Organisasi apapun disekolah, tapi ia ingin berinteraksi baik dengan lingkungan sekitarnya, karenanya mengikuti Organisasi ini sejak tingkat sembilan MTS.
"Ca, anaknya Ustadzah Faridah dari Madinah bakal pulang kurang lebih satu bulan lagi. Dia juga katanya mau ceramah di panti, amazing banget Ca, semoga dia jodoh gue ya," Histeris Dina matanya berbinar menatap Annisa.
"Hmm."
Jujur Annisa juga sudah mengetahuinya dari Ustadzah Faridah yang memberitahuinya dan Dina, tapi mungkin karena Dina terlalu berlebihan menanggapinya.
Ia juga cukup terkejut mendengar Madinah, bukankah anak Ustadzah Faridah kuliah di Kairo? Entahlah ia tidak ingin mengambil pusing sesuatu yang tidak penting.
🌸🌸🌸
IRMAS AN-NUR Organisasi ini sudah ada sejak Annisa kecil, Ust. Dr. Harun suami Ustadzah Faridah sebagai pendukung setia Organisasi ini, ia seringkali mengirimkan teman Ustadznya untuk mengisi kajian di IRMAS.
SMP-SMA mengikuti Organisasi ini, jika di hitung ada 70 anggota. Karena masih remaja, kadang seringkali ada cinta lokasi di organisasi ini dan sebenarnya itu adalah penyakit.
Karena ketika sudah putus dengan mantannya, ia tidak mengikuti organisasi lagi dengan alasan,"Kalo ketemu dia susah Move On." ini sudah parah, urusan pribadi di bawa bawa ke Organisasi.
Di saat itulah sang ketua bertindak semampunya untuk menyadarkan anggotanya yang sudah kerasukan Syeitonnirrojimm.
Maulid Ad-Diba'i mengisi acara IRMAS malam ini dengan diiringi Rebana yang di mainkan laki-laki dan perempuan yang membacanya.
Maulid Ad-Diba'i adalah sebuah kitab yang bercerita tentang hal-ihwal Nabi Muhammad Saw. secara sastrawi. Istilah ini diambil dari nama pengarangnya yaitu al-Imam Wajihuddin Abdurrahman bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Yusuf bin Ahmad bin Umar ad-Diba'i asy-Syaibani al-Yamani az-Zabidi asy-Syafi'i.
Beliau adalah seorang ulama hadits yang terkenal dan tiada bandingnya pada masa hayatnya. Beliau mengajar kitab Shahih al-Bukhari lebih dari 100 kali khataman. Beliau mencapai derajat al-Hafidz dalam ilmu hadits, yaitu seorang yang menghafal lebih dari 100.000 hadits dengan sanad dan matannya. Setiap hari beliau mengajar hadits dari masjid ke masjid.
Hal paling indah adalah saat Mahalul Qiyam, tubuh berdiri tertunduk menghadap kiblat, mata terpejam menghayati syair demi syair dengan perjuangan Nabi berdakwah yang begitu menyakitkan bagi siapa saja hanya dengan membayangkannya, pertumpahan darah sahabat Nabi demi mendakwahkan agama Islam, dan rasanya malu jika tidak mengikuti aturan Islam yang melewati begitu banyak rintangan.
Puncak kesempurnaannya jika buliran air mata membasahi wajah, itulah hal terindah. Menurut salah satu Ustadz yang membahas Mahalul Qiyam di saat ini Rasulullah hadir menemui umat yang memanggil namanya, maka dari itu di anjurkan khidmat saat Mahalul Qiyam.
Setelah selesai, semua anggota yang sudah berumur 15 tahun keatas duduk melingkar membicarakan masalah dalam IRMAS, tentang Jadwal, Kajian, Sarana Prasarana dan lain-lain. Dan 15 tahun kebawah di wajibkan pulang, karena hari semakin malam dan itu tidak baik.
"Mal, kang Al jadi mau ngisi kajian? gue nggak percaya aja si, kan orang sibuk kaya dia mah nggak bisa nyempetin, gue khawatirnya kalo beneran nggak bisa kita bisa cari pengganti biar nggak kosong," Tanya Zaky menatap raut cemas di wajah sang Ketuanya, Akmal.
"Ilham, tugas lo buat ngonfirmasi ini sama Ustadz Dr. Harun," Akmal mengambil keputusannya.
"Bukannya nolak nih Mal, gue juga sadar atas jabatan gue. Tapi, lo juga tau kan Ustadz Harun lagi di Tasik, mending Dina atau Ica yang minta konfirmasi sama Ustadzah Faridah langsung, mereka kan bolak balik rumah Ustadzah Faridah," Jelas Ilham meminta pengertian kepada ketua IRMAS.
"Iya siap, tenang aja," Dengan senang hati, Dina menyanggupinya tanpa harus mendengar perintah sang ketua.
Doa mengakhiri majelispun di bacakan oleh sang ketua untuk mengakhiri acara hari ini.
Di perjalanan pulang, semua membicarakan kedatangan Al yang akan datang, semua kaum hawa panti asuhan histeris atas Al, layangan ribuan pujian sudah di dapatkan Al sebelum ia benar benar menginjakkan kakinya di tanah air.
"Eh, nggak sabar, Al mau dateng."
"Iya, wajahnya pasti guanteng."
"Suami idaman pokoknya."
"Entar dateng lebih awal yuk pas kajiannya."
"Pas ceramah juga harus paling depan."
Annisa hanya diam tidak menanggapi apapun, seseorang yang di panggil Al juga tidak jelas, malah ia baru mengetahuinya, dan tidak mengenalnya walau ia dekat dengan Ustadzah Faridah yang notabennya Ibu dari Al sekaligus gurunya.
Kadang, Annisa bergumam dalam hati, 'kenapa wanita tertarik pada laki-laki secara berlebih? Kenapa dirinya yang juga wanita tidak bisa berlebih seperti itu?.'
🌸🌸🌸
Syukron😊
10 Rajab 1440H
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHABBAH [SELESAI]
Spiritualبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ "Aku mengkhitbahmu, karena ingin menghalalkan pandanganku kepadamu."- Fatih "Aku mengkhitbahmu karena Allah."- Zaky Hatinya sangat sulit memilih. Sangat sulit. Tidak ada yang memahaminya. Ia sangat bingung. Kar...