Assalamualaikum sahabat fillah, Alhamdulillah akhirnya updated jugak, and thanks atas dukungan kaliaaaannnnn.....Oke, enjoyyyy
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
"Menikah adalah Ibadah yang paling panjang bagi seorang Muslim, mendapat banyak pahala atau tidak itu tergantung manusianya."
~Mahabbah
0o0
2 Tahun Kemudian...
Saat mengerjakan tesis dengan judul 'Filsafat Ta'dib* Syed Muhammad Naquib Al-Attas', yang mengharuskan Fatih pergi ke Malaysia, tepatnya di Institute Of Islamic Thought and Civilization(ISTAC) Kuala Lumpur.
Serta menemui Prof. Syed Muhammad Naquib Al-Attas(88 tahun) sebagai pelanjut pemikiran Imam Al-Ghazali. Dan dari sederetan nama pemikir besar dunia, beliau merupakan satu-satunya Ilmuwan Muslim yang pemikirannya diambil sebagai representasi dalam memandang Peradaban Barat atau Western Civilization secara kritis. Setelah ditelusuri lebih dalam, ternyata beliau adalah cucu dari ulama terkenal Bogor yaitu Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas yang lebih dikenal sebagai "Habib Kramat Empang". Yang mampu berkiprah dikancah Internasional.
Usai menyelesaikan tesisnya, Fatih tidak langsung ke Madinah. Hanya dua hari Ia mampir ke Indonesia untuk menikahi Annisa, sesuai janjinya. Setelah itu, ia langsung ke Madinah untuk sidang Pasca Sarjananya.
Kini, ia pulang kembali setelah lima bulan usai sidangnya, tentunya dengan rencana barunya yaitu membangun keluarga Sakinah Mawaddah Wa rahmah, sekaligus mengajak Annisa tinggal di Mekkah.
Itu adalah keputusan sepihak dari Fatih.
Akhirnya, dengan terpaksa Annisa mengalah pada suaminya. Dengan kesepakatannya ialah, usai menyelesaikan sarjananya. Mereka tinggal di Madinah. Tidak menetap di Mekkah.
Padahal, di Madinah. Fatih bisa melanjutkan Magisternya dengan Annisa yang bisa kuliah ditempat yang sama. Apa itu tidak menyenangkan?.
Di Madinah juga, Fatih sudah mendapatkan pekerjaan yang nyaman. Sedangkan Mekkah?. Benar-benar taktik bunuh diri secara perlahan-lahan.
Universitas Islam Madinah.
Adalah cita-cita terbesar bagi Annisa untuk belajar ditempat luarbiasa itu. Tapi, entah kenapa dengan suaminya ini. Yang menyuruh seenak jidat, agar Annisa belajar di Universitas Umm Al-Qura, dekat Masjidil Haram.
Saat suaminya menyebut nama universitas itu. Otaknya langsung berjalan lancar, mengingatkan padanya suatu pengakuan suaminya kala itu. Bahwa cinta pertamanya juga tinggal di tempat yang sama.
Sebagai istri. Annisa mengakui bahwa ia sedikit?. Tidak!. Sedikit banyak?. Tidak!. Banyaaaakk berfikir negatif pada suaminya. Sinonimnya cemburu. Percayalah, ia tidak akan memakai kata itu!.
Hatinya hanya bisa ditenangkan dengan niatnya hanya karena Allah semata. Bukan karena suaminya yang tidak pengertian itu. Tetap saja dengan demikian, ia tidak bisa menghilangkan fikiran negatifnya itu. Parah!.
Satu solusinya, suaminya itu. Harus menjelaskan alasannya pindah ke Mekkah, disaat ia sama sekali belum pernah menetap di Madinah. Annisa hanya menunggu harapan itu saja.
Dan faktanya, sampai tiga hari ini sebelum pemberangkatannya ke Mekkah dari Indonesia. Suaminya belum menjelaskan apa-apa. Naas.
Jika saja, Ustadzah Faridah—mertuanya ada disini. Ya. Annisa menikah dengan Fatih, sesuai keputusannya. Namun, waktu itu. Ia tidak langsung menikah.
![](https://img.wattpad.com/cover/178264813-288-k315171.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHABBAH [SELESAI]
Spiritualitéبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ "Aku mengkhitbahmu, karena ingin menghalalkan pandanganku kepadamu."- Fatih "Aku mengkhitbahmu karena Allah."- Zaky Hatinya sangat sulit memilih. Sangat sulit. Tidak ada yang memahaminya. Ia sangat bingung. Kar...