بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Assalamu'alaikum!.Taqobalallaahu minna wa minkum. Mohon maaf lahir dan batin sahabat fillaah. Tetep ikutin protokol Pemerintah ya Gaeess. Lebaran dirumah aja, sama Wattpad Heheee.
I'm sooo sorryyy for not updating for a long long time already. Hatur nuhun sangeettt. Matur suwun. Thanks. Jazakumullaahu khair. Terima kasih buanyakk, yang nungguin cerita iniii.
Bukan double updated. Cuman +5,5K words. Ini sebagai permintaan maaf yooo. Oke, enjoyin ajha!!!!!!.
Basmallah dulu. Biar dicatet Ibadah. Hewheee.
*
*
"Kecemburuan seorang wanita adalah kekufuran. Sedangkan kecemburuan seorang laki-laki adalah keimanan."
-Ali bin Abi Thalib
-/-
"Dalam Kitab Al-ilmu wa akhlaqu ahlihi(العلم و اخلق اهله), karya Syaikh bin Bazz. Mengatakan bahwa. Dan tujuan ilmu adalah untuk berilmu dan beramal, bukan untuk didengar, ataupun untuk tujuan yang lain, seperti tujuan sesaat atau dunia. Akan tetapi belajar untuk tau tentang agamanya."
"Contohnya saja. Misalkan kita ingin menghafal Al-qur'an namun tujuannya untuk masuk universitas Al-Azhar atau universitas Islam yang sangat kita inginkan. Itu sudah salah dalam niat menghafalnya. Dampaknya nanti jika kamu sudah masuk universitas itu. Maka, hafalanmu pun akan hilang dan sulit untuk menghafalnya lagi selagi kamu belum mengubah niat kamu. Paling ruginya, kamu tidak mendapat pahala dan berkahnya Al-qur'an. Itu cuman karena salah dalam berniat. Semuanya menjadi salah."
"Jadi, hati-hati dalam nawaitu itu. Ada yang ingin ditanyakan?."
Fatih menatap beberapa jama'ah yang berada didepannya. Semuanya laki-laki dengan bagian perempuan dibelakangnya. Hanya disekat oleh kayu pembatas shalat dengan tinggi manusia dewasa sedang duduk. Ternyata bukan saja anak muda yang ia lihat. Tapi, juga Bapak-bapak dan Ibu-ibu.
"Tadz, saya mau nanya." Laki-laki berkopiah putih itu mengangkat tangan. Menjadikannya pusat perhatian.
Fatih tersenyum padanya. Mengisyaratkan untuk memperbolehkan bertanya.
"Tadz. Itukan tujuannya. Kalau inti dari ilmu itu apa tadz?." Semua arah pandang kembali pada Fatih.
"Maa syaa Allaah, pertanyaan bagus. Al-fawa'id karya Ibnu Qayyim rahimahullah. Abdullah bin Mas'ud radhiallahu anhu mengatakan. Bukanlah ilmu itu diukur dengan banyaknya riwayat, akan tetapi inti dari ilmu adalah rasa takutnya kepada Allaah."
"Semakin kita takut kepada Allaah. Semakin itu juga Allaah bertambah sayang pada hambaNya. Itulah sebabnya kita harus berilmu. Bahkan Ahli Ibadah itu masuk surga dengan amal shalihnya. Tapi, ahli ilmu itu tau bagaimana cara cepatnya masuk surga. Karena dasar melakukan ibadah itu ya harus berilmu dulu. Ada lagi?."
Fatih tersenyum bahagia. Karena banyak sekali yang bertanya. Ia bahagia bisa berbagi ilmu. Dengan sepenuh hati ia menjawab agar dipahami oleh si penanya.
"Maa syaa Allaah Kang Al. Makasih banget ya Kang. Semuanya suka dengan ceramah Kang Al. Bahasanya mudah dipahami. Lain kali, ceramah lagi ya kang." Antusias Akmal matanya berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHABBAH [SELESAI]
Spiritualبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ "Aku mengkhitbahmu, karena ingin menghalalkan pandanganku kepadamu."- Fatih "Aku mengkhitbahmu karena Allah."- Zaky Hatinya sangat sulit memilih. Sangat sulit. Tidak ada yang memahaminya. Ia sangat bingung. Kar...