43. Mahabbah [Cinta]

2.5K 197 2
                                    

Cover by inspiration cerita ini. Nggak nyangka juga si, dia kasih cover. Huaaa thanks makkkk

Assalamu'alaikum teman-teman, saran dan kritiknya sangat aku tunggu!.

Perhatian! Baca ceritanya dengan tenang yak, Insya Allah bermanfaat.

😍

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"Diri adalah cerminan hati, jodoh adalah cerminan diri, dan rakyat adalah cerminan ulil amri."

🎈🎈🎈

"Terima kasih ya Mi. Akhirnya Ica makan nasi goreng lagi. Soalnya, Bu Jannah nggak suka Nasgor. Katanya banyak minyak, bikin gendut. Jadinya nggak pernah bikin deh."

"Wahh, alhamdulillah. Emang kamu nggak bikin sendiri?."

Dengan tersenyum kuda. "Malas Mi."

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:"Allah Ta'ala berfirman,'Aku tergantung persangkaan hamba kepadaKu...."(H.R Bukhari. No. 7405 dan Muslim. No. 2675).

Hadits Rasulullah sangat benar sekali. Annisa merasakan begitu.

Sejak ia mengunjungi rumah gurunya, ia tidak menjumpai Fatih. Malah Ustadzah Faridah yang sangat bisa menerjemahkan wajah Annisa. Beliau memberitahukan, bahwa Fatih sedang pergi ke Bogor, ada urusan dengan seseorang disana.

"Oh iya Mi. Umi tau keluarga almarhum ayah Ica?."

Senyuman Ustadzah Faridah mati. Pertanyaan itu, sangat menyengat sekali dihatinya.

"Saat ayah kamu meninggal, keluarganya membawa mayatnya. Setau Umi, dari pembicaraan tenang dengan Pak Kyai. Keluarga almarhum ayahmu, berada di.... Arab Saudi. Mereka tidak memberitahu nama kotanya. Hanya itu saja."

Annisa sedikit melebarkan mata.

"Kenapa bisa Mi?."

Ustadzah Faridah menggeleng kepala. "Mereka benar-benar tidak memberikan informasi detail Ca. Yang didapat, hanya Arab Saudi saja."

Annisa mengangguk faham.

"Terus Mi, kenapa kak Asad tidak ikut mereka?. Bukankah itu bagus?."

Terdengar helaan nafas Ustadzah Faridah. Pertanyaannya semakin dalam saja.

"Kami tidak memberitahu mereka tentang Asad ataupun kamu. Karena keadaan benar-benar tegang saat itu. Nenek kamu, datang lagi ke Panti untuk menemui ayahmu. Namun, nenekmu sangat syok. Saat ayah kamu meninggal. Begitulah, amarah menguasai mereka."

🌼🌼🌼

Annisa termenung. Terlalu sulit bila langsung harus memahami keadaan hidupnya. Yang sudah bertahun-tahun lamanya. Harus dimengerti kembali. Satu pertanyaannya. Kenapa harus dimengerti?, itu semua sudah berlalu. Bahkan, Annisa saja tidak mengerti isi fikirannya.

MAHABBAH [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang